Part 6 - It's You
Selesai mengantri tiket, Rangga mengajak Widy keluar bioskop dengan alasan makan siang, padahal Rangga ingin menghindari Dicky. Sebenarnya bukan menghindarinya adiknya, tetapi orang yang bersama Dicky, yaitu GC. Ia merasa kalo GC melihatnya pasti ia akan ditanya berbagai macam hal. Itulah yang belum mau ia jawab. Namun, telat. Dicky sudah melihat mereka. Dan ia menyapa Rangga yang beranjak keluar dari bioskop. Rangga terkejut dengan kehadiran mereka. Biarpun begitu, Rangga mengenalkan Widy pada Dicky dan pada GC juga.
“ Ternyata dia lebih manis dari yang diceritain Morgan “ ucap Dicky
“ Ah masa?! Jadi malu “ sambung Widy malu-malu
“ Jangan macam-macam kamu. Oh iya, besok malem Widy mau kerumah. Aku mau ngenalin dia ke papa “ ujar Rangga sembari menggandeng Widy. Widy terkejut dengan ucapan Rangga. Sebelumnya ia tak diberitahu apa-apa soal perkenalan itu. Apalagi besok malam.
“ Oh begitu. Nanti, aku yang nyiapin jamuannya deh “ ujar Dicky
“ Ngomong-ngomong, dia siapa? Pacar kamu? “ tanya Widy menunjuk GC
“ Bukan kok. Dia teman lamaku. Dia GC. Cinta, ini Widy. Dia calon kakak ipar aku “ ucap Dicky. Mendengar itu wajah Widy memerah, kemudian GC dan Widy saling berjabat tangan. GC terkejut mendengar status Widy yang dikatakan Dicky. Kakak ipar. GC nggak bisa mempercayai itu. Kemudian, Dicky dan GC pamit pulang kepada Rangga dan Widy. Beberapa menit kemudian selepas Dicky dan GC pergi, Rangga bersama Widy memasuki studio bioskop. Tanpa mereka sadari, mereka duduk dibarisan yang sama dengan Angel, Bani, Ifan, dan Natly. Rangga baru menyadari kalo disebelahnya adalah Angel saat ia akan menaruh botol minumannya dibawah kursi. Saat itu, Angel juga tengah menunduk melakukan hal yang sama. Mereka berpandangan sejenak ditengah suasana gelap. Saat film berakhir, barulah Widy menyadari siapa orang-orang yang ada disekitarnya. Disaat itu pula, Widy menepati janjinya pada Natly untuk selangkah lebih maju mengenalkan Rangga ke keluarga. Sebelum pulang, mereka mampir dulu disuatu restoran seafood. Mereka makan siang bersama. Sepanjang waktu, Angel tak bisa mengalihkan pandangannya dari Rangga. Bahkan saat Rangga dan Widy bersuap-suapan, Angel terlihat cemburu. Beberapa kali Natly memberikan isyarat hati-hati pada Angel, namun hal itu diacuhkan. Sampai kemudian, Bani sendiri yang menegurnya. Angel tetap berlagak tak terjadi apa-apa. Sementara itu, Rangga berusaha menutupi alergi terhadap kerang agar mengacaukan ingatan Angel terhadap dirinya. Usahanya itu sempat hampir gagal, karena kedua matanya mulai berair. Angel yang memperhatikan gelagat aneh Rangga merasa ada yang tidak beres dengannya. Untuk menghapus kecurigaan Angel, Rangga pergi toilet dan dia memuntahkan semua kerang yang dimakannya. Setelah dikira agak baikan, ia kembali ke meja. Tetapi Angel tetap yakin akan pikirannya. Ia terus memperhatikan Rangga.
“ Angel “ panggil Widy saat selesai makan membuyarkan lamunan Angel
“ Ah iyaa.. Ada apa, Wid? “ tanya Angel linglung
“ Kenapa? Kenapa jadi melamun sendiri? “ tanya Widy. Rangga memperhatikannya, tepat saat Angel menoleh ke Rangga, sehingga ia menjadi salah tingkah.
“ Nggak ada apa-apa kok “ jawab Angel. Widy sedikit merasa ada yang aneh dengan Angel. Ia yakin kalo dari tadi Angel memperhatikan kekasihnya yang ada disebelahnya. Namun, Angel tak mau menunjukkan itu kepada siapapun. Menyadari kecurigaan Widy, Ifan memanggil waiter dan meminta bon. Akhirnya mereka pun pulang masing-masing. Ifan mengajak Widy pulang bareng. Namun, Widy menolaknya. Ia lebih memilih pulang bareng sang kekasih. Karena ia masih ingin lebih lama bersama Rangga. Sepanjang perjalanan pulang mengantar Angel, Bani tak banyak bicara. Walaupun Angel mengajaknya bicara panjang lebar, namun tetap saja Bani tak menanggapinya, sesekali menanggapinya yang dirasa penting saja. Jadilah sepanjang perjalanan hingga sampai rumah Angel, keduanya hanya berdiam-diaman. Yang dialami Bani, juga dialami oleh Widy. Widy merasa curiga pada Rangga yang keliatan selama makan siang bersama, ia bermain mata dengan Angel. Saat Widy menanyakannya, Rangga mengatakan kalo Angel nggak asing baginya. Karena mereka beberapa kali sempat berpapasan. Widy semakin menjadi curiga, jangan-jangan ada apa-apa diantara mereka.
Morgan terkejut saat dirumahnya ada GC yang membantu Dicky membereskan rumah. Dicky membereskan rumah, hal ini sangat jarang terjadi. Biasanya Dicky malas untuk membereskan rumah, semuanya diserahkan pada pembantu saja. Tapi, hari ini tidak. Saat Morgan menanyakan sebabnya, Dicky secara langsung menyampaikan perintah Rangga agar merapikan rumah. Walaupun Rangga akan mengenalkan Widy baru keesokan harinya, namun ia mau rumah sudah rapi pada hari ini. Soal Dicky yang tak menyuruh pembantu mereka, karena ia ingin menyambut calon kakak iparnya dengan cara tersebut. Setelah mendengar cerita Dicky tentang rencana perkenalan oleh Rangga, seperti biasa Morgan memberi laporan pada Kevin lewat telepon. Saat menerima telepon dari Morgan, Kevin sedang membujuk Natly dan Ifan untuk membantu rencana mereka. Tugas Natly nggak susah, hanya membuat Widy mau membawa Rangga ke rumah dan meyakinkan pilihan yang terbaik buat dia. Kebetulan di saat itu Widy baru pulang. Natly menanyakan jawabannya Widy yang kemarin. Tentang perkenalan itu.
“ Gimana, Wid? “ tanya Natly ketika sudah berdiri di depan kamar Widy. Widy terkejut dengan kehadiran Lala didepan kamarnya.
“ Gimana apanya? “ tanya Widy tak mengerti
“ Jangan pura-pura lupa. Kamu janji kan mau ngenalin yang namanya Rangga itu ke kita. Wid, aku nggak pernah maksa kamu. Kalo kamu memang belum siap, bilang aja. Tapi, orang tua dan kakak-kakakmu pengen tau cowo kamu. Aku bisa paham keinginan mereka, karena kamu satu-satunya putri disini, mereka berhak tau siapa pangeran baru yang akan masuk dalam rumah ini “ nasihat Natly. Widy terdiam. Merenungi semua perkataan Natly. Natly menarik tangan Widy menuju ruang tengah lantai 1. Disana ada Tante Risa, Raka, dan Mezty. Mereka sedang mengobrol dan keliatan akrab sekali.
“ Setelah melihat itu, kamu masih bisa bilang mama kamu seorang yang pemilih?! Tante Risa bukan pemilih, dia cuma perlu waktu buat mengenal calon anaknya. Maksud aku, kalo kamu nggak memperlihatkan Rangga ke dia, gimana caranya dia tau pacar kamu itu “ lanjut Natly. Disela-sela sedang bicara dengan Natly, Widy menyadari ada yang menguping pembicaraan mereka dari tangga.
“ Kak Ifan, Kevin.. Kalo mau dengerin, nggak usah sembunyi-sembunyi. Sini aja “ ucap Widy sedikit menoleh ke arah tangga bawah. Keduanya kaget, karena ketauan menguping pembicaraan itu. Akhirnya mereka memperlihatkan diri mereka. Widy melanjutkan obrolannya.
“ Besok Rangga ngajak aku ke rumahnya, dikenalin sama papanya. Entah kapan aku siap membawa dia kesini. Tapi, aku menerima tawaran kakak waktu itu. Aku ingin semua bertahap “ ucap Widy
“ Kalo begitu, kamu bawa dia ke acara pensi kampus kita. Kita ketemu disana. Gimana? “ ujar Natly sambil menoleh ke Ifan yang duduk disebelahnya. Widy mengangguk tandanya ia menyetujui usulan itu.
“ Nah, gitu dong.. Berani ambil keputusan.. “ ujar Kevin sambil mengacak-acak rambut Widy. Widy hanya tersenyum sambil merapikan rambutnya. Kemudian berjalan ke kamarnya. Kevin senang karena rencananya mengubah jalan pikiran Widy menjadi lebih dewasa, mulai membuahkan hasil.
Sementara itu, Om Romi yang sudah mendengar kalo Rangga akan mengenalkan gadisnya pada keesokan malamnya, menanyakan kembali keseriusan Rangga dalam hubungannya ini. Tentunya Rangga menjawab, serius. Karena ia telah menemukan sosok wanita yang dicarinya selama ini. Walaupun sedikit ceroboh, namun Widy mempunyai sifat yang membuat Rangga sudah tak dapat berpindah ke lain hati lagi. Yaitu sifat ketegarannya saat menghadapi masalahnya., dan selalu senyum meskipun dalam keadaan sakit.
“ Baiklah. Kalo memang keputusan kamu sudah bulat dan kamu merasa gadis itu yang terbaik. Papa nggak bisa melarang kamu “ ucap Om Romi sembari mengambil koran yang hari ini.
“ Papa ada waktu besok malam? “ tanya Rangga memastikan
“ Tentu. Buat calon anggota baru, papa selalu menyempatkan waktu. Morgan, kamu hubungi keluarga dari mama, dan suruh datang kesini juga besok malam. Dicky, kabari hal yang sama pada keluarga papa ya?! “ ujar Om Romi. Kata-kata itu membuat Rangga, Morgan, dan Dicky saling berpandangan tak mengerti
“ Maksud papa apa? Rangga cuma mau ngenalin dia ke papa dulu. Bukan pada keluarga yang lain “ protes Rangga.
“ Mama kalian kan sudah tidak ada, Jadi sebagai wakil dari mama, papa juga ingin keluarga mama tau tentang kamu sekarang “ ujar papa. Rangga terdiam mendengar jawaban sang papa. Ia membiarkan sang papa melakukan apapun yang menurutnya baik. Walau ia masih segan mempertemukan kekasihnya pada keluarga besarnya.
Keesokan harinya. Widy akhirnya mengetahui asmara sahabat-sahabatnya. PJ dan Reza, Linzy dan Rafael. Ketika ia melewati lapangan basket depan, kedua sahabatnya itu sedang bersama dua atlet basket kampus itu. Saat PJ dan Reza, Widy merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Ia seperti merasa kehilangan Reza. Entah kehilangan seorang teman baik atau kehilangan orang yang sempat disukanya. Disaat itu, Linzy menagih janji Widy untuk memperkenalkan Rangga pada mereka.
“ Memang gue pernah janji ya ke kalian? Kok gue nggak inget? “ canda Widy
“ Pernah kalii, Wid.. “ ujar PJ
“ Udah.. Udah.. Nggak penting lo inget ato nggak. Yang penting, sekarang kita mau tau cowo lo yang sekarang itu! “ ucap Linzy memaksa
“ Iya iyaa.. Nanti siang, gue bawa dia ke tempat nongkrong biasa deh. Asal kalian nanti juga ikut ya “ ujar Widy ke Reza dan Rafael juga.
“ Janji? “ PJ memastikannya
“ Gue janji “ jawab Widy mengacungkan jari kelingkingnya
Sementara itu, Bisma dan Tryan juga menagih janji Rangga untuk memperkenalkan cewenya pada mereka. Karena selama ini, Rangga cuma menceritakan soal Widy pada kedua temannya itu, tanpa mempertemukannya atau sekedar menunjukkan fotonya. Saat Rangga bingung menjawab permintaan Bisma dan Tryan, Widy meneleponnya menanyakan kesediaannya untuk bertemu teman-teman Widy. Akhirnya ia mendapatkn alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Bisma dan Tryan. Mereka sepakat bertemu di Sweet Cake. Salah satu kafe favorit Widy dan tempat nongkrong Widy, PJ, dan Linzy.
Siang harinya menjadi hari yang lumayan membuat jantung Widy berdetak kencang. Meskipun hanya memperkenalkan Rangga pada teman-temannya, namun Widy tetap merasa ada yang tak biasa dengan hatinya. Ini adalah pertama kalinya, Rangga bertemu dengan orang yang dulu sempat disukainya, Reza. Ia memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, seandainya ia tak dapat bersikap biasa di depan keduanya. Tenyata, Reza, Rafael, dan PJ sedikit sudah mengenal Bisma dan Tryan melalui sparing tim basket mereka. Rangga bertanya-tanya kenapa hanya ia tak tahu tentang ketiga teman Widy itu. Bisma menjelaskan, saat tim mereka sparing melawan tim Reza, Rangga tidak mengikuti pertandingan itu. Dan digantikan oleh pemain lain. Rangga baru mengerti, kalo saat itu ia memang sedang merencanakan cara untuk menembak Widy. Dengan sudah saling mengenal, perkenalan tidak terlalu memakan waktu lama. Kegiatan selanjutnya hanya diisi dengan berbagai macam obrolan dan canda tawa. Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Widy pamit pulang, karena ingin mempersiapkan diri untuk bertemu keluarga Rangga. Rangga mengantar Widy pulang. Dan berjanji akan menjemputnya pukul 7 malam.
Dicky dan GC semakin dekat. Mereka semakin sering bersama. Namun, tak ada rasa yang tumbuh diantara mereka, selain persahabatan yang sempat terputus karena Dicky yang dulu tinggal di luar Jakarta. Kini mereka kembali menjadi sahabat. Sore ini Angel dan GC sampai rumah pada waktu yang hampir bersamaan. Angel terkejut. Karena GC diantar oleh Dicky. Angel masih sangat mengingat Dicky. Dicky berbisik pada GC, jangan berkata apapun tentang Rangga kepada Angel. Semua butuh waktu. Dan bukan saat ini.
“ GC, kamu udah berapa kali ketemu Dicky? Dan kapan pertama ketemu? “ tanya Angel saat memasuki rumah mereka
“ Aku udah mulai sering main bareng lagi sih. Pertama ketemu waktu itu, pas aku belajar dirumah Ilham, ternyata ada Dicky dan Kak Morgan “ jawab GC
“ Morgan? Mereka semua udah balik ke sini? “ Tanya Angel ingin tahu kelanjutannya. Sebelum menjawab pertanyaan kakaknya, GC teringat permintaan Morgan ketika mereka pertama bertemu.
“ Tolong kamu jangan bilang ini ke Angel ato siapapun ya “ ucap Morgan,
“ Aku rasa belum saatnya dia tau soal ini “ lanjutnya lagi
“ Iya. Mereka memang sekarang ada di Jakarta. Tapi, hanya mereka berdua. Sementara Kak Dewa, masih tinggal di Sydney “ ujar GC setelah diam beberapa saat. Angel tak sepenuhnya percaya dengan semua yang dikatakan GC. Ia merasa GC menyembunyikan sesuatu darinya. Akhirnya ia memutuskan esok harinya untuk mencari jawaban atas rasa penasarannya. Angel akan mengikuti GC esok hari mulai dari sekolahnya hingga ke tempat yang mungkin akan jadi tempat bertemu adiknya dan Dicky.
Jam menunjukkan pukul 18.45. Widy sudah siap dengan dandanannya. Ia tampak begitu anggun dengan gaun berwarna putih. Mezty telah membantunya berdandan hingga ia tampil seperti putri malam ini. Jantung Widy tak bisa berhenti berdetak. Ia merasa takut dan khawatir juga untuk betemu keluarga Rangga. Cowo itu menjemput Widy pukul 18.50.
“ Hah? Bukan dirumah kamu? Terus, dimana? “ tanya Widy saat Rangga memberitahu tempat perkenalannya bukan dirumahnya
“ Di kediaman keluarga almarhumah mama aku. Aku juga nggak ngerti maksud papa apa, kenapa untuk saat ini keluarga yang lain harus tau sekarang “ ujar Rangga
“ Nggak apa-apa. Bukannya semakin cepat, semakin baik. Memang ini kan yang kita target, mereka semua tau tentang kita. Aku siap kok “ jawab Widy bijak. Sebenarnya hati Widy semakin tak karuan, namun ia tak menunjukkannya pada Rangga, sehingga ia memikirkan kata-kata lain untuk membuat Rangga tenang.
( Backsound: Deg-Degan, Vierra )
Akhirnya sampai juga Widy di kediaman keluarga besar Rangga. Rangga menggandeng Widy memasuki rumah. Kini perasaan Widy bercampur aduk tak karuan. Morgan membukakan pintu rumah bagi pasangan itu. Tak butuh waktu lama untuk berkenalan dengan semua anggota keluarga, Widy sudah bisa akrab dengan semua. Pembawaan Widy yang ceria, enerjik, dan mudah akrab dengan orang membuat semua anggota keluarga cepat menerimanya. Bahkan dengan sepupu-sepupu Rangga yang sebaya dengannya ia dapat berbaur dan bercanda bersama. Ini diluar dugaan Rangga. Akhirnya waktu juga yang harus menyudahi acara perkenalan itu. Widy pamit pulang diantar oleh Rangga. Sementara kedua adik Rangga, memilih menginap disana.
“ Gimana perasaanmu sekarang? “ tanya Rangga sebelum Widy turun dari mobil di depan rumahnya
“ Baik. Keluargamu menyenangkan “ jawab Widy tersenyum
“ Karena kamu juga menyenangkan “ balas Rangga mengenggam tangan Widy erat
“ Aku boleh tanya? “ tanya Widy kemudian. Rangga mengangguk.
“ Sebelumnya maaf kalo aku nanyain soal ini. Sejak kapan mama kamu nggak ada? “ tanya Widy
“ Nggak apa-apa kok. Mungkin kamu memang harus tau. Mama meninggal waktu aku berusia 16. Dan masih tinggal di Jogja. Mungkin Kevin tau soal itu. Karena dia termasuk dekat dengan keluargaku. Seperti adikku sendiri “ ucap Rangga
“ Setelah itu? Apa masih tinggal disana? Kapan kamu mulai di Sydney? “ tanya Widy lagi. Kali ini Widy ingin tau lebih banyak tentang kekasihnya itu.
“ 3 hari setelah mama meninggal. Kita langsung ikut papa pindah ke Bali. Di Bali, kita tinggal selama 2 tahun. Kemudian, ada tante yang nawarin tinggal dan sekolah di Sydney. Akhirnya aku dan Morgan mutusin tinggal disana, dan papa menyuruh agar kita membawa Dicky juga. Akhirnya kita bertiga tinggal di Sydney. Selama 3 tahun, kemudian balik ke Jakarta. Karena aku rasa aku udah dewasa, dan mungkin bisa menjaga adik-adikku sendiri disini. Kita juga nggak mau terlalu lama merepotkan keluarga sana “ kenang Rangga. Mendengar cerita Rangga, Widy merasa kagum atas perjalanan hidup Rangga yang penuh liku. Ia sampai terbengong mendengar cerita itu.
“ Kenapa? Udah masuk sana. Udah larut malam juga “ suruh Rangga, menyadarkan kekaguman Widy
“ Lusa kamu ke rumah ya?! Aku mau ngenalin kamu ke orang tua aku “ pinta Widy
“ Kamu yakin? Waktu itu kamu bilang .... “ Widy menyetop ucapan Rangga
“ Aku yakin. Kalo kamu yakin, kenapa aku nggak bisa?! “ ujar Widy yakin
“ Ya udah, aku masuk ya.. See you tomorrow “ ucap Widy mencium pipi Rangga hangat. Rangga terkejut dengan kecupan itu, namun senang. Widy berlalu masuk rumah. Suasana hati Widy menjadi baik. Ia menyapa semua orang yang dirumah. Bahkan menyiuminya satu per satu. Tak terkecuali Kevin, padahal biasanya mereka nggak akur.
( Backsound: Ada Cinta, by: SM*SH )
Keesokan harinya. Angel menawari diri mengantar GC ke sekolah. Namun, GC menolak. Karena ia sudah berjanji akan berangkat bareng Dicky. Saat GC bersama Dicky berangkat. Angel mulai mengikuti mereka. Ia ingin tau semua kenyataan yang sepertinya sembunyi darinya. Dicky yang berhasil membujuk sang papa untuk membelikan mobil, kini memang sering berangkat ke sekolah bareng GC dan Ilham. Tiga sahabat masa kecil itupun kembali bersatu dalam satu gedung sekolah. Hari itu, Angel sampai meninggalkan kuliahnya hanya untuk menunggui GC dan Dicky sampai mereka selesai sekolah. Sementara itu, Bani kebingungan mencari Angel dikampus. Ia menelpon Angel, namun tak ada jawaban. Maka Bani semakin mengkhawatirkan kekasihnya itu. GC melihat mobil Angel terparkir di depan sekolahnya. Ia merasa kalo kakaknya sedang mengikutinya. Ia memberitahu hal itu pada Dicky.
“ Lo pernah cerita kalo gue dan kakak-kakak gue di Jakarta? “ tanya Dicky setelah mendengar cerita GC kalo ada kemungkinan Angel memang mengikuti mereka.
“ Ya. Gue cerita ke Kak Angel. Tapi, gue cuma bilang yang tinggal disini cuma lo dan Kak Morgan “ jawab GC
“ Pasti dia curiga soal Rangga “ gumam Dicky sambil mengambil HP dari sakunya. Dicky menelepon Rangga dan memberitahu kecurigaannya terhadap Angel yang sedang mengikutinya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Rangga memutuskan untuk muncul dihadapan Angel dalam sosok yang sekarang. Bukan sosok di masa lalu sebagai Dewa.
“ Gimana? Kak Rangga bilang apa? “ tanya GC setelah Dicky menutup teleponnya
“ Anggap aja kita belum tau kalo Angel ngikutin kita. Dia minta, gue nanti ke makam nyokap. Dan buat supaya Angel mengikutinya hingga ke pemakaman “
“ Pemakaman? Buat apa? “ tanya GC
“ Entahlah “ jawab Dicky
Rangga merasa Angel memang sudah saatnya tau tentang dirinya. Ia sadar tak mungkin akan selamanya ia bersembunyi dalam dirinya yang sekarang. Menyembunyikan masa lalunya tak mungkin lagi ia lakukan. Lagipula, kini ia sudah memiliki hati yang lain. Yang tak akan lagi ia tinggalkan. Siang ini, Widy meminta Rangga agar membawanya ke makam mama Rangga. Ia ingin berziarah, setelah semua anggota keluarga Rangga dapat menerimanya. Ia ingin mama Rangga juga dapat merestuinya. Kesempatan itulah yang digunakan Rangga untuk menunjukkan diri sebagai Dewa kepada Angel. Itulah sebabnya ia menyuruh Dicky agar ia jalan ke arah makam. Agar GC mengikutinya hingga kesana. Dan benar saja, saat mobil Dicky berjalan menuju ke arah makam, Angel mengikutinya. Tentunya Angel merasa tidak asing dengan jalanannya. Karena sebenarnya secara diam-diam Angel sering berziarah ke makam mama Rangga dan Dicky. Angel melihat Rangga dan Widy sedang berada di pusaran mamanya Rangga. Ia tak lantas segera menghampiri mereka. Ia menunggu sampai saatnya tepat. Ia menunggu di depan mobil Rangga. Tibalah saat sepasang kekasih itu kembali ke mobil. Airmata Angel tak bisa ditahannya lagi saat melihat Rangga. Widy merasa heran dan tak mengerti dengan situasinya.
“ Jadi, elo ... “ Angel mencoba memastikan bahwa Rangga adalah Dewa, cinta monyet yang dulu telah pergi
“ Maaf. Kalo gue harus nyembunyiin identitas gue dari lo. Gue cuma nggak mau lo sakit hati gara-gara gue sekarang “ ujar Rangga pelan
“ Kenapa? Kenapa lo harus bohongin gue seperti ini? Lo bilang, lo nggak mau bikin gue sakit hati. Tapi, lo sekarang bikin gue sakit!! Lo pasti punya alasannya kan?! Sekarang, jelasin apa alasan lo bohongin gue kayak gini?? “ ujar Angel terisak tangis. Rangga menarik tangan Widy dan mengatakan kalo Widy-lah alasannya. Angel melihat ke arah Widy dengan sinis. Entah kenapa Angel merasa Widy telah merebut seseorang darinya.
“ Gue harap lo nggak marah atau menaruh dendam sama Widy. Lo kenal gue kan?! Kalo gue sudah memilih sesuatu, gue nggak akan pernah melepasnya lagi. Dan sekarang gue memilih Widy disamping gue “ ucap Rangga. Airmata Angel makin tak terbendung. Ia pun menangis, entah apa yang ditangisi. Kejujuran yang baru diucapkan Rangga atau menangisi Rangga karena telah memilih yang lain. Di saat yang sama, Bani datang menyusul Angel. Bani mengetahui dimana Angel dari GC. Setelah beberapa kali gagal menghubungi Angel, Bani mencoba menelepon GC. Cinta pun memberitahu dimana Angel saat itu. Saat melihat Angel menangis, Bani dapat menduga kalo Angel telah mengetahui semua. Ia memeluk Angel. Membiarkan kekasihnya tenang dalam dekapannya.
“ Jadi, sekarang kamu udah tau semua? “ tanya Bani memastikan semua persoalannya
“ Apa jangan-jangan kamu udah tau soal ini juga?!! “ tebak Angel,
“ Kaliaann?!! Kenapa kalian sekongkol untuk membohongi gue?!! Kenapa gue nggak boleh tau kebenaran inii?! Kaliaaannn keterlaluaann!! “ umpat Angel pada Bani, GC, dan Dicky
“ Maaf. Mereka begitu karena gue yang menyuruh. Karena gue takut, lo nggak bisa menerimanya “ ujar Rangga
“ Kenapa? “ tanya Angel
“ Bukan karena apa-apa. Gue permisi “ ucap Rangga sambil berjalan mendekati mobilnya. Widy berjalan menyusul. Saat Widy melewati Angel, ia merasakan Angel menatapnya dengan rasa tak suka. Ia tetap berlalu dengan cuek. Walaupun ia tak nyaman dengan tatapan Angel itu. Sementara mobil Rangga melaju meninggalkan area pemakaman, Angel masih berdiri ditempat yang sama dengan kesedihannya.
“ Kita pulang yuk “ ajak Bani pada Angel. Gadis itu tak menjawab apapun, Angel segera memeluk Bani dan menumpahkan semua airmatanya. Bani membiarkan hal itu untuk beberapa saat.
“ Aku mau ceritain semua yang kamu tau tentang ini ke aku sekarang “ pinta Angel pada Bani
“ Oke. Tapi, nggak disini. Kita cari tempat lain aja ya “ ujar Bani
“ Grace, kamu bawa mobil kakak ya. Kakak pulang sama Bani aja “ ujar Angel pada GC sambil menyerahkan kunci mobilnya. Sebelum mengambil kunci itu, GC menoleh pada Dicky dan Dicky memberi isyarat agar menuruti kemauan Angel. GC pun mengambil kunci itu. Selanjutnya Angel dan Bani pergi. GC dan Dicky pun pulang masing-masing.
Sementara itu dalam perjalanan, Widy menanyakan yang terjadi di pemakaman tadi. Karena ia sama sekali tak mengerti yang mengerti yg terjadi. Rangga menjawab semua kenyataan yang ditanya oleh Widy. Namun, Rangga mengatakan kalo Angel hanyalah teman masa kecil tanpa ada apapun yang terjadi. Widy tak percaya sepenuhnya.
“ Kamu bohong kan? Aku tau, kamu sama Angel bukan cuma sekedar temen masa kecil “ ujar Widy mengutarakan argumennya
“ Kita sahabat dekat “ jawab Rangga
“ Kamu udah bohongin Angel, sekarang mau bohongin aku lagi?? Mau kamu apaa?? Kenapa sih kamu nggak bilang aja, kalo kalian emang pernah pacaran?!! “ protes Widy
“ Gimana kamu tau tentang itu? “ tanya Rangga kaget dengan perkataan Widy
“ Bener kan? “ ucap Widy. Rangga terdiam.
“ Jelas bener. Karena Morgan udah cerita semua ke aku “ ucap Widy santai. Rangga menghentikan laju mobilnya disebuah taman. Kemudian ia turun. Widy pun ikut turun. Saat itulah, Rangga menjelaskan semua tentang dirinya yang harus rela membohongi orang lain.
“ Awalnya aku kembali kesini memang karena dia. Karena aku ingin meminta maaf, udah sangat lama aku nggak ngasi kabar ke dia. Dan mungkin bisa memperbaiki hubungan yang dulu lagi. Tapi, ceritanya jadi beda saat pertama kali ketemu kamu di bandara. Aku seperti lupa akan semua tujuanku datang kesini. Makanya aku mengganti nama. Supaya Angel nggak gampang menemukanku disini. Ternyata, Dicky dan adiknya malah satu sekolah “ terang Rangga. Widy terkejut dengan pengakuan Rangga barusan.
“ Ternyata memang aku penyebabnya “ ujar Widy pelan
“ Bukan “ bantah Rangga menatap Widy
“ Kamu bisa bilang, bukan aku penyebabnya “ lanjut Widy sambil memalingkan wajah dari Rangga, “ Tapi perasaan perempuan nggak pernah bisa dibohongi. Kamu bilang bukan, tapi Angel pasti akan menganggap seperti itu “ ucapnya lagi
“ Jangan khawatir. Dia hanya masa lalu. Walaupun aku datang kesini awalnya memang karena dia, tapi saat itu perasaan ini masih abu-abu. Sekarang, aku udah menemukan kamu. Dan aku janji, kamu akan jadi yang terakhir selamanya “ ucap Rangga
“ Tapi, kamu juga harus meminta maaf ke Angel dan jelasin yang tadi kamu jelasin ke aku “ pinta Widy
“ Ya. Aku janji “ balas Rangga. Keduanya pun berpelukan dengan hangat.
Malam harinya. Rangga menempati janjinya untuk datang ke rumah Widy dan berkenalan dengan seluruh anggota keluarga Widy secara resmi. Rangga cepat akrab dengan Ifan, Raka, dan Kevin. Saat berhadapan dengan kedua orang tua Widy pun, Rangga menunjukkan keseriusan dengan Widy. Sehingga orang tua Widy pun luluh dan mengizinkan putrinya melanjutkan hubungannya. Namun, pada malam itu Widy menunjukkan wajah yang tidak mengenakkan pada Rangga. Natly merasakan hawa tak enak terhadap pasangan itu. Hal itu ia ceritakan pada Ifan. Sehingga Ifan menanyakan langsung akan hal yang telah terjadi antara Rangga dan adiknya.
“ Ada masalah sama Widy? “ tanya Ifan tiba-tiba menghampiri Rangga yang sedang duduk sendiri di ruang tamu
“ Nggak ada apa-apa kok “ jawab Rangga santai
“ Yakin nggak ada apa-apa?! “ Ifan mencoba meyakinkannya. Rangga tetap menjawab tak ada apapun antara ia dan Widy. Tetapi Ifan juga yakin memang ada masalah antara mereka berdua.
“ Baik. Kalo kamu memang tak ingin bilang. Nggak masalah. Aku cuma ingin bilang, sekedar mewakili anggota keluarga yang lain. Terima kasih kamu telah membuat Widy menjadi lebih dewasa. Nggak terburu-buru lagi dalam mengambil suatu keputusan hidupnya. Ada satu pesan dari kita yang harus kamu selalu lakuin demi Widy. Jangan pernah bikin dia sedih dan kembali menjadi Widy yang dahulu lagi. Bikin dia menjadi semakin dewasa dan selalu ceria seperti saat dia bersama kamu “ ujar Ifan
“ Apa ini artinya aku diterima dalam keluarga ini? “ tanya Rangga
“ Kamu bisa menjawabnya sendiri “ ucap Ifan.
Rangga menelaah semua perkataan Ifan beberapa saat yang lalu. Ia juga menyimpulkan kalo ia telah diterima didalam keluarga itu. Ia merasa diberi tanggung jawab yang besar untuk menjaga Widy kapanpun dan dimanapun. Ia pun mantap memacari Widy secara serius. Namun, ia juga seperti dikejar janjinya pada Widy untuk meminta maaf langsung pada Angel. Karena Widy tak ingin ada yang tersakiti. Namun, Rangga masih ragu untuk melakukannya. Ia masih merasa belum siap melihat wajah marah dan kecewa Angel.
Angel sangat merasa sedih dengan semua kenyataan yang baru saja diketahuinya. Ia merasa semua orang telah membohonginya selama ini, termasuk Bani, sang kekasih dan adiknya sendiri, GC. Angel mengunci diri dikamarnya. GC merasa kesulitan untuk bicara dengan kakaknya. Akhirnya GC meminta bantuan Vanilla untuk bicara dengan Angel.
“ Harusnya kamu bersyukur kamu tau soal ini sekarang. Artinya kamu nggak harus jadi bodoh yang terlalu lama “ ucap Vanilla menasihati Angel dari luar pintu. Nggak ada jawaban dari Angel. Ternyata pintu nggak dikunci. Sehingga Vanilla dan GC bisa masuk ke kamar Angel.
“ Kak, aku minta maaf kalo aku harus nyembunyiin yang aku tau dari kakak. Kakak harus tau, saat itu posisi aku udah janji sama Kak Morgan “ ucap GC
“ Udahlah. Nggak usah minta maaf. Semuanya nggak akan kembali jadi seperti dulu lagi. Memang kalo kamu minta maaf, bisa bikin Dewa, maksudnya Rangga kembali ke aku?! Jalan kita memang sudah beda. Dia udah milih yang lain. “ ujar Angel bijak
“ Kakak bangga sama kamu. Sekarang kamu udah bisa berpikir sejauh itu. Kakak yakin, Bani memang pilihan jodoh terbaik buat kamu “ ucap Vanilla membelai rambut Angel. Sebenarnya dalam hati Angel masih ada sedikit benci dan dendam terhadap Widy. Karena telah membuat Rangga berubah hatinya.
- TO BE CONTINUED -
No comments:
Post a Comment
Let's discuss more.