Read into your languange

Showing posts with label cerita pendek. Show all posts
Showing posts with label cerita pendek. Show all posts

Friday, May 20, 2011

Karena Aku Sayang Kamu

Sebenarnya matahari senja yang terlihat dari tempat aku duduk sangat mempesona mata. Bagaimana tidak, matahari yang hendak terbenam itu menampilkan gradasi warna yang indah antara merah, kuning, dan ke-orange-orange-an. Namun, aku tak bisa menikmatinya dengan tenang sore ini. Segelas capuccino kesukaanku yang ada dihadapanku pun tak bisa kuminum, hanya kuaduk-aduk saja dengan rasa kesal yang memenuhi relung hati. Ya, siapa yang tak kesal jika kita disuruh menunggu selama hampir lebih 90 menit tanpa kabar dari orang yang sudah membuat janji dengan kita. Itulah yang aku sesalkan sekarang. Cowo yang bernama William itu telah membuat aku menunggu sekian lama dari waktu yang disepakati untuk bertemu. Semalam, katanya ada yang ingin dibicarain denganku, maka jam 4 sore ia mengajak ketemuan. Secara, William adalah cowo yang kusuka, aku datang on-time hari ini. Tapi, nyatanya ia malah mengingkari janjinya sendiri. Huh! Cowo memang seenaknya. Pikirku. Kemudian aku membayar capuccino yang aku pesan, dan beranjak pulang. Saat aku sedang menunggu taksi yang lewat, sebuah mobil berhenti dihadapanku. Kaca mobil terbuka, dan terlihat siapa yang ada di dalamnya. William!

“ Hei, tempat janjiannya kan bukan disini? Kamu mau kemana? “ tanya William polos seperti tak mengerti kedongkolanku, aku pun menjadi geram sehingga aku bersikap cuek padanya. Ia tetap mengajakku bicara, aku tetap berlaku acuh padanya. Biar saja, biar dia tahu kalo aku marah. William turun dari mobil, dan mengajakku duduk dan bicara, namun aku menolak.

“ Baiklah, aku nyerah. Kuakui, aku emang membuatmu nunggu. Tapi, ini semua ada sebabnya. Dan sebabnya, karena aku sedang mempersiapkan sesuatu buat kamu. Sekarang, kamu ikut aku. Kamu harus melihatnya “ William menggandeng tanganku, mengajak pergi

“ Lepas! Enak ya, setelah bikin aku nunggu sampe lumutan gini, sekarang malah ngajak pergi.. Pokoknya aku nggak mau!! “ ucapku melepaskan gandengan tangannya

“ Tapi, ini semua kan buat kamu. Spesial buat kamu. Ayolah, aku mohon, pergi bareng aku “ pinta William memelas

“ Masa bodo!! Aku akan lihat itu, tapi kalo kamu udah bisa belajar untuk lebih menghargai aku. Dengan nggak bikin aku nunggu seperti ini!! “ omelku

“ Maaf. Aku janji, nggak akan kuulangi lagi “ ujar William sambil menggenggam tanganku. Aku melepaskannya. Kebetulan taksi lewat, dan aku bisa segera menghilang dari hadapan William. Betapa kesalnya aku pada William. Kuakui, memang aku suka, mungkin tepatnya jatuh cinta dengan William, namun kini rasa itu berubah jadi ilfil terhadapnya. Dulu aku kira William orangnya baik, memang awalnya dia menunjukkan sikap baiknya padaku. Namun ternyata, baik itu hanya di awal saja. Aku melihat William berlari mengejar taksi yang kunaiki sambil memanggil-manggil namaku. Namun aku tetap tak bergeming, justru aku menyuruh sopir taksi itu berjalan cepat hingga tak lama kemudian William sudah tak terlihat mengejar lagi. Sebenarnya sayang memperlakukan itu kepada William, tapi ini semua karena kesalahannya sendiri. Aku sudah sering bilang padanya bahwa hal yang paling kubenci adalah menunggu. Tapi, dia selalu membuatku menunggu. Kali ini aku memutuskan untuk tidak memberinya maaf, sampai dia bener-bener tulus minta maaf dan tak lagi mengulang kesalahan yang sama.

Saat aku sedang didalam taksi, Bella-salah satu teman baikku menelpon. Dari suaranya, aku dapat menebak kalo ia sedang kesal sama sepertiku. Dia menelponku karena ada yang ingin ia ceritakan ke aku. Namun, aku mencegahnya. Suasana hatiku sendiri saja lagi nggak baik, jadi mana mungkin bisa aku mendengarkan cerita orang lain. Maka kusuruh Bella agar ia menghubungi Anne-teman baikku dan Bella yang lain. Bella pun mengerti alasanku. Aku benar-benar lagi malas bicara pada semua orang saat ini. Hatiku sedang kacau malam ini, dan ini semua cuma disebabkan satu orang. William!

Keesokan harinya, aku berangkat kuliah sendiri. Biasanya William yang mengantar-jemputku. Namun, semalam aku menolak tawarannya. William menghampiriku dikelasku, namun aku terang-terangan menghindarinya. Aku malah keluar kelas bersama teman-temanku.

“ Kamu lagi ada masalah sama William? “ tanya Anne padaku sambil berjalan menuju tempat biasa kita nongkrong seusai kelas

“ Ya gitu deh.. Lagi sebel sama dia “ jawabku santai sambil mengotak-atik HP

“ Itu alasannya, kemaren nggak mau dengerin curhatku?! “ sambung Bella

“ Bellaa, bukannya nggak mau.. Suasana hatiku aja lagi nggak nentu, mana bisa aku dengerin curhatanmu.. “ bantahku. Aku dan Bella pun nggak ada yang mau mengalah. Hingga kami sempat beradu mulut.

“ Sudah.. Sudah.. Intinya kalian tuh sama.. Sama-sama sebel karena merasa dipermainin sama cowo kan?! “ Anne menengahi aku dan Bella. Aku mengangguk mantap, begitu dengan Bella.

“ Aku punya ide. Ini ide bisa bikin mereka jera udah mainin kalian seperti ini. Mau ikutin ide ini? “ tawar Anne setengah berbisik pada kami

“ Apa? “ tanyaku

“ Tapi, kalian harus baikan dulu sama cowo-cowo itu.. Deal ?! “ saran Anne menatap aku dan Bella

Whaatt ?! Big no for it !! “ ucapku dan diiyain oleh Bella

“ Janet, temaku kali ini adalah girl power. Dan ini cuma bisa terlaksana setelah kalian baikan dulu sama mereka “ ucap Anne meyakinkanku, tapi saat ini aku masih dengan keputusanku, nggak akan baikan sebelum William bener-bener minta maaf padaku.

“ Bella... “ Anne mencoba meluluhkan hati keras Bella. Sebelum menjawab pertanyaan kesanggupan dari Anne, Bella melirikku seolah ingin aku yang menjawab dulu.

“ Oke. Aku akan baikan sama David. Akan semakin bagus kalo taktik ini segera dilaksanain “ jawab Bella. Aku melongo mendengar jawaban Bella. Disaat yang bersamaan, David menghampiri kita. Memanggil Bella untuk bicara empat mata. Bella mengikuti David pergi menjauh dari aku dan Anne.

Sementara itu, Anne masih terus membujukku agar aku bisa menerima ide yang telah ia pikirkan. Aku tau maksud Anne baik untuk membantuku. Tapi, kalo untukku baikan sama William, yang udah seenaknya, sepertinya aku harus mikir seribu kali selama 7 hari berturut-turut. Tak lama setelah itu, jam kuliah tiba. Aku memasuki kelasku. Kuliah siang ini, aku nggak bersama Anne dan Bella, mereka berbeda kelas denganku. Selama kuliah, aku sama sekali nggak bisa fokus dengan pelajaran yang ada dikelas. Pikiranku melayang memikirkan William dan rencana Anne yang menyuruhku berbaikan dengan William. Aku bener-bener nggak bisa menebak apa yang dipikirkan Anne. Dan nggak tau apakah bisa berbaikan dengan William atau nggak.

“ Kamu kenapa? “ tanya Joshua atau yang akrab disapa Joe, temen sekelasku sekaligus temen dekat William, setelah melihat aku menghela nafas panjang

“ Eh, nggak apa-apa kok “ jawabku canggung

“ Serius?! Aku tau lho, apa yang terjadi sama kamu dan William “ ujar Joe

“ Dia cerita?! “ tanyaku memastikan maksud ucapannya

“ Jelaslah. Aku sama dia udah seperti sodara sendiri. Jadi, kalo dia ada apa-apa, sering cerita ke aku “ terang Joe,

“ Oh “ jawabku santai

“ Kalo menurut aku, mendingan kamu baikan deh sama dia. Kasian dia, sejak kamu diemin dia, dia jadi nggak semangat apapun “ ucap Joe sembari melanjutkan menyatatnya

“ Apa hubungannya? “ tanyaku

“ Kamu nggak ngerasa, William suka sama kamu “ ujar Joe. Perkataan Joe barusan bagaikan petir yang menyambarku disiang bolong. Aku nggak akan percaya seandainya yang mengatakan itu bukan temen baik William. Dan kata-kata itu pula yang terus menerus terngiang dibenakku. Setelah aku tau semua akan terbalas, aku memutuskan memaafkan William dan menerima ide Anne. Anne senang mendengarnya ketika aku menelponnya untuk memberitahu keputusanku itu.

Malam harinya, aku meminta William menemuiku ditempat dulu ia mengingkari janjinya padaku. Kali ini ia datang tepat waktu. Bahkan saat aku tiba disana, William sudah ada. Aku langsung mengutarakan maksudku kalo aku sudah memaafkannya. William berterimakasih akan hal itu. Kemudian ia memberiku sebuah kotak yang terbungkus kertas kado warna ungu-warna kesukaanku. Aku membukanya. Di dalamnya ada sebuah kotak kaca yang berisi sepasang keong. William menjelaskan maksudnya sebelum aku menanyakan soal keong itu.

“ Keong itu ada sepasang. Aku mau kamu menjaganya, seperti aku yang menjaga cinta kita “ ucap William

“ Apa ini ... “ aku menanyakan apakah ia sedang menyatakan perasaannya

“ Mungkin selama ini aku nggak pernah nunjukkin rasa itu ke kamu. Tapi, hati memang nggak bisa bohong, kamu memang spesial buat aku. Sebenarnya kemarin aku telat, karena aku mencari sepasang keong itu dulu. Tapi susah mendapatkannya. Saat aku mau memperlihatkan ke kamu, kamu udah terlanjur marah “ terang Willliam. Aku sedikit tersentuh mendengar penjelasannya itu. Demi aku, dia mau bersusah mencari sepasang hewan yang lucu itu.

Well, aku hargai semua usahamu itu. Aku juga akan jaga keong-keong ini. But, I’m so sorry. I can’t answer it now. I need a time and your seriousm “ ujarku

Allright, I’ll wait for it. As long as possible “ balas William tersenyum. Senyumannya selalu membuatku teduh. William mendekat padaku dan mendaratkan kecupan dikeningku sebagai rasa sayangnya. Aku merasa nyaman saat itu. Aku dan William menghabiskan malam itu berdua. Kita duduk berdua menghadap ke arah pantai dan berbicara berdua. Rasanya aku tak ingin melepaskan malam itu.

Keesokan harinya. Aku dan William sudah berangkat ke kampus bersama kembali. Kita pun jadi semakin dekat, nggak menjaga jarak lagi. Anne senang melihat kita berbaikan. Karena itu berarti, dia bisa membagikan rencananya dalam rangka memberi pelajaran kepada kaum adam tersebut. Semalam Anne telah lebih dulu memberitahu rencananya kepada Bella. Bella menyetujuinya dan mau mengikutinya. Rencananya benar-benar bisa membuat cowo sadar bahwa cewe-cewe itu nggak bisa dipermainkan dengan seenaknya. Aku pun jadi ikut menyetujuinya. Sekalian aku ingin mengetes kesungguhan William sebelum aku menerimanya. Dan aku juga meminta Anne ikut melaksanakan idenya terhadap Bryan-pacarnya. Anne merasa tidak keberatan. Ia juga ingin memberi pelajaran kepada Bryan yang telah menggantungkan hubungan mereka selama hampir tiga bulan ini.

Aku, Bella, dan Anne melewati William dan teman-temannya. William melempar senyum manisnya padaku dan aku membalasnya. Kemudian William menawariku untuk pulang bareng. Sebelum menjawab tawaran William, aku menoleh pada dua sahabatku dan mereka memberi isyarat, inilah saat ini kita beraksi. Aku pun menolak tawaran William dengan dalih aku ingin jalan bersama teman-temanku. Untuk saat itu, William dapat menerimanya, walapun kekecawaan nampak diwajahnya. Aku, Bella, dan Anne berlalu dari hadapan William dan kawan-kawan. Apa yang kulakukan pada William, tentunya juga dilakukan oleh Bella terhadap David. Bahkan, Bella secara terang-terangan meminta David agar selama beberapa hari kedepan tidak perlu sering-sering bertemu dan bersama. David sempat tak terima dengan keputusan Bella. Namun, Bella meyakinkan David kalo ini untuk kebaikan mereka. Bella berargumen, ia takut bosan kalo mereka keseringan bersama. Akhirnya David menyerah dengan keinginan Bella. Karena sepertinya David tak ingin berdiam-diam-an dengan Bella kembali. Bella tersenyum puas dengan melunaknya David terhadap dirinya. Kita pun tertawa seolah telah sedikit menang. Hanya Anne yang belum beraksi. Karena Bryan sedang berada diluar kota, untuk mengurus perusahaan milik keluarganya. Namun, Anne tetap berjanji tak akan melanggar kesepakatannya sendiri. Aku dan Bella dapat mempercayai itu.

Selama kurang lebih seminggu, kita mendiamkan para cowo. Sedikit demi sedikit para lelaki berusaha mencari tahu apa sebab kita mendiamkan mereka. Mulai David, kemudian William, dan yang terakhir Bryan. Ketiganya merasa tidak tahan harus menjauh dari para gadis. Sedangkan kita hanya santai menanggapi kelinglungan mereka. Sampai aku mendengar William meminta Joe untuk membantunya untuk mencari tahu sikapku terhadapnya.

“ Tolong aku lah.. Masa baru baikan sehari, dia langsung cuek seminggu.. “ keluh William kepada Joe. Aku yang sedang menguping pembicaraan mereka, tersenyum geli mendengar keluh kesah William.

“ Yaa.. Terus, aku bisa apa? Ini kan masalah kamu. “ jawab Joe. Aku makin ingin tertawa mendengar jawaban Joe yang begitu santai itu.

“ Gini deh. Kalo kamu bisa tau apa bikin Janet berubah, aku bakal traktir kamu sepuasnya di kantin. Gimana?! “ bujuk William

“ Ceritanya mau nyuap nih?!! Sorry, yang namanya Joe pantang disuap “ sindir Joe sambil melirik William yang memasang wajah memelas pada Joe

“ Jangan pasang muka gitu dong.. Nggak enak liatnya tauu!! “ protes Joe

“ Makanya bantuin.. Yaa yaa.. “ paksa William.

Aku memutuskan untuk melewati mereka. Dengan rasa seolah tak mendengar apapun. Aku sempat melirik ke arah William sebentar, dan sepertinya ia sedikit terkejut dengan kemunculan yang tiba-tiba. Namun aku tak menyapa mereka. Aku tetap berjalan cuek, seperti tak ada siapa pun. Saat sedang berkumpul bersama Anne dan Bella, kuceritakan apa yang kudengar tadi. Mereka pun ikut tertawa geli mendengarnya.

“ Kalo William masih sewajarnya.. Sedangkan, David udah diatas normal ketika dia mau tau tentang aku “ ujar Bella

“ Gimana reaksinya? “ tanya Anne penasaran sambil menopang dagu dengan tangannya diatas lutut

“ Karena aku nggak pernah bales SMS ato angkat teleponnya, dia pernah ninggalin mailbox yang katanya kalo aku nggak mau nemuin dia, dia nggak mau kenal aku lagi “ cerita Bella

“ Masa sih dia segitunyaa?!! Rasanya nggak mungkin deh.. Dia kan cinta mati banget sama kamu.. “ sahut Anne sambil menahan gelak tawa,

“ Tapi, Bryan juga ngancam yang kurang lebih sama seperti David. Dia bilang, kalo aku masih diemin dia, dia bakal balik ke Manado dan nggak akan kesini lagi.. “ lanjut Anne.

Saat sedang asyik bercanda sambil membahas para cowo, aku tidak tersadar ternyata William mendengar perbincangan kami. Aku sangat terkejut ketika William tiba-tiba menimbrungi pembicaraan kami. Dari sikapnya saat itu, aku tau William terlihat kecewa. Dengan mimik emosi, William mengancam akan memberitahu David tentang ini. Namun aku dan Bella tidak perduli dengan perkataannya. Aku merasa William tidak serius dnegan ucapannya. Kami pun berlalu dari hadapan William.

“ Coba saja kalo kamu berani bilang ini ke semuanya. Kalian bakal tau siapa kita “ bisikku pada William sebelum meninggalkannya sendiri.

Sambil berjalan, aku sempat melirik ke arahnya. Aku melihat William memperhatikan kami dengan tatapan rasa penasaran dan sendu. Itu yang kulihat dari matanya. Aku hanya ingin tau, apa ia benar-benar mengatakan semua pada David. Secara, mereka juga tak terlalu dekat. Aku kira, dia hanya bercanda. Tapi ternyata, ia benar-benar mengatakan hal itu. Aku mengetahui ini bukan dari David saja, tetapi Joe juga mengatakan hal yang sama padaku. Aku sungguh terkejut. Kalo ia hanya mengatakannya pada David, it’s okay. Secara, David juga terlibat dalam sandiwara ini. Tapi, Joe tidak terlibat. Kenapa ia harus tau juga. William dan David sama-sama menjadi marah pada aku dan Bella. Ini diluar prediksiku dan Bella. Sementara Anne masih terus melanjutkan aksinya kepada Bryan. Kami makin bingung mencari solusi. Situasi ini membuatku tak enak hati pada William. Aku pernah mengutarakan ini pada Anne dan Bella dan mengajak mereka untuk mensudahi aksi kita ini. Namun Bella menolak mentah-mentah usulku. Ia merasa masih ingin memberi pelajaran pada David karena terlalu sering mendiamkan dia tanpa sebab. Anne juga menguatkan kemauan Bella. Yang itu artinya, mau tidak mau aku masih harus melakukan ini lagi.

Suatu malam yang indah dengan bintang-bintang dilangit. Aku sedang berjalan-jalan di taman perumahan sambil terus memikirkan aksi girl power dan William.Yang dulu aku takutin kini benar-benar terjadi. Aku merasa kini William menjauh dariku karena persoalan ini. Tapi aku juga nggak bisa mengkhianati perjanjianku dengan kedua sahabatku. Aku jadi semakin bingung dengan apa yang harus kulakukan.

“ Hei “ sapa seseorang dari depanku saat aku sedang menunduk. Aku mengangkat kepalaku dan melihat siapa yang ada didepanku. Itu William. Aku langsung melempar pandanganku ke tempat lain dan terus berjalan. Tiba-tiba dari belakang William memelukku, seolah ia tak ingin aku pergi.

Please, batalin segala aksi kalian. Aku mohon. Aku nggak bisa tanpa ada kamu “ ucap William perlahan,

“ Nggak bisa, Will.. Perjanjian ini, perjanjian antara kaum cewe. Aku nggak bisa mengkhianatinya “ ujarku tanpa menoleh sedikitpun pada William

“ Meskipun kamu harus menyakiti hatimu sendiri?! “ pertanyaan William itu membuatku tak berkutik. Memang ini membuatku batinku tersiksa. Tapi, sebelum ini hatiku memang sudah tersakiti karena dia. Dia – William, yang selalu menggantungku.

“ Ini nggak bikin aku sakit. Justru kulakukan ini, karena kamu juga “ ujarku dingin. William melepaskan pelukannya. Aku berbalik menghadap dia.

“ Apa aku pernah bikin salah sama kamu, sehingga ini balasan darimu? “ tanya William sambil menunduk sedih

“ Lebih baik kamu cari tahu sendiri jawaban itu “ ucapku menatap matanya dalam. Kemudian aku berjalan melewati dia. William sempat menyetop langkahku dengan menggenggam tanganku, namun aku segera melepaskan tangannya. Tanpa kusadari, saat aku melakukan itu, airmataku jatuh. Aku menangis. Aku menjadi takut kehilangannya. Sosok yang jarang kutemukan dalam diri cowo lain.

( backsound: Tak Mau Kehilangan, by: Mytha )

Aku tak bisa tidur hanya karena memikirkan William. Ini konyol bagiku. Tapi kenapa aku nggak bisa menghapus semua bayangan tentang William. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Anne meneleponku. Ia bercerita tentang Bryan. Dan ternyata keinginannya sama denganku, ingin segera menyudahi semua sandiwara ini. Anne juga merasa tak sanggup hidup tanpa Bryan. Aku berpikir semakin membuka peluang untuk segera mengakhiri sandiwara ini. Buat apa dilanjutin, toh yang diperuntukkan juga sudah tau. Tapi sepertinya, Bella masih belum mau menyudahinya.

Keesokan paginya. Aku dan Anne sama-sama memutuskan tidak berangkat kuliah. Kita memilih untuk membahas masalah yang sedang kita hadapi saat ini. Bella pun jadi ikut tidak kuliah.

“ Dari awal aku emang ragu buat jalanin ini. Sekarang aku mau ini semua kita selesein aja. Jujur, ternyata aku memang nggak bisa jauh dari dia “ ucapku saat memulai membahas

“ Nggak bisa gitu, Janet.. Kita kan udah setengah jalan. Masa mau dihentiin.. “ ujar Bella menolak

“ Kalo gitu, kamu lanjutin aja sendiri. Yang jelas, aku dan Anne udah sepakat buat berhenti sekarang. Kita nggak mau ngelanjutin ini “ ucapku tegas

“ Anne.. Ini kan ide kamu.. “ ujar Bella sedikit pada Anne

“ Maaf, Bella.. Bener kata Janet, kita memang nggak bisa hidup tanpa cowo. Kapan dan dimanapun kita pasti akan butuh mereka. “ terang Anne

“ Nggak!! Kalo kalian mau baikan, silahkan.. Tapi aku tetap akan nerusin ini, walaupun sendiri.. “ ucap Bella keras kepala

“ Kalian nggak pernah tau rasanya selalu dibohongi sama cowo gimana.. Sementara aku, David selalu bohongin aku.. Cape rasanya nanggapin dia.. “ ujar Bella terlihat sedikit sedih. Anne merangkul Bella

“ Karena kita tau rasanya makanya kita cukupin saja sampai disini. Apa ini bukan sama aja kita bohongin mereka?! “ ujar Anne menasihati Bella

“ Nggak!! Ini nggak sama!! Pokoknya jangan paksa aku untuk menyudahi ini semua.. Sampai David mengakui semua salahnya padaku.. “ Bella menegaskan kemauannya. Aku dan Anne tidak berani memaksanya. Saat ini emosinya sedang labil, kalo kita memaksa terlalu keras, ujung-ujungnya kita bertiga malah bisa berantem. Hal itulah yang nggak kita inginkan dalam misi ini.

Akhirnya, aku dan Anne tetap memutuskan mengakhiri ini semua. Meskipun kita memang masih ingin seperti ini, namun rasa takut kehilangan orang yang begitu spesial bagi kita terlalu besar. Sehingga rasa sayang ini dapat meruntuhkan tembok keras yang ada dihati masing-maisng. Saat kuceritakan hal ini kepada Joe, ia menyetujuinya. Bahkan kalo dibutuhkan, ia siap membantuku. Joe juga mengatakan, William tak pernah benar-benar marah atau benci padaku.

“ Kalo dia marah atau nggak mau bicara sama kamu, itu artinya dia gengsi untuk mengakui semua ketidakmammpuannya membenci kamu “ ujar Joe suatu saat

“ Terus aku harus gimana? “ tanyaku penuh keraguan

“ Terus aja baik-baikin dia. Lama-lama juga luluh sendiri. Tapi. Setelah itu jangan menjauh lagi “ ucap Joe santai

“ Sampai kapan? “ tanyaku lagi

“ Sampai saatnya datang “ jawab Joe santai. Tak beberapa lama kemudian, Joe beranjak menghampiri teman-temannya yang lain. Semua ucapan dan nasihat Joe barusan aku telaah baik-baik. Aku tau maksudnya menyuruhku menunggu seperti itu. Agar aku dan William dapat bersatu? Namun yang membuatku ragu adalah mampukah aku menjalani sesuatu yang baru? Sesuatu yang belum lagi aku jalani sejak aku kehilangan orang yang kucintai dulu.

Pada sore harinya. Aku mengajak William bertemu. Aku ingin meminta maaf atas semua sikapku pada dia belakangan ini. Biar bagaimanapun, William tetap menjadi sosok orang yang kukagumi. Walaupun aku belum menerima ataupun menjawab pernyataan cintanya, aku tak mau kehilangan dia hanya karena persoalan tersebut. Benar kata Joe, William nggak dapat jauh dariku. Meski awalnya William sempat baerpura-pura tak mau memaafkanku, namun pada akhirnya ia mau menerima permintaan maafku. Aku senang mendengarnya.

“ Eitt, tapi maaf ini nggak gratis loh “ ujar William tiba-tiba yang membuatku terkejut dengan apa yang ia maksud. Ia tertawa kecil seolah seneng melihatku dalam posisi kebingungan

“ Maksudnya, kamu harus jawab pernyataan yang waktu itu “ lanjutnya

“ Hah?! Emang aku belum jawab ya? Dan emang aku masih harus jawab? “ tanyaku menggodanya. Candaanku kali ini nggak dibalas dengan candaan juga. Biasanya dialah yang paling suka membuatku tertawa dengan segala banyolannya. Namun, kali ini dia serius dengan pertanyaannya. Ia menatap mataku dalam. Jujur, saat itu aku tak bisa berkutik dihadapannya. William benar-benar ingin aku menjawab pernyataan waktu itu. Ia menggengam erat tanganku.

Well, kalo aku memang harus jawab sekarang.. Allright, I’ll answer it now “ ucapku. Sebuah senyuman kepuasaan tersungging dari bibir William. Ia memasang mimik siap mendengar jawabanku. Aku menghela nafas panjang sebelum memulai.

“ Aku mau.. “ ucapku perlahan

“ Hah? Apa? Can you repeat it once again? I want sure my ears “ ujar William tak percaya

“ Nggak ada yang perlu diulang. Itu semua benar kok. Aku terima kamu. Karena sudah cukup aku ngasi kamu tes. Kamu bisa ngelewatinya tanpa marah padaku “ ucapku menerangkan

Thank you, dear “ ujarnya sambil memelukku, “ Aku janji, aku akan selalu bikin kamu bahagia. Nggak akan ada yang bisa bikin kamu sakit lagi “ janjinya

“ Aku nggak perlu janji. Aku cuma mau kamu buktiin semua “ ujarku padanya. William mengangguk menyanggupi permintaanku. Aku dan dia bertatapan cukup lama. Kemudian, kita saling berbagi perasaan.

“ Will .. “ ucapku pelan sesaat setelah suasana hening sejenak

“ Ya?! “ tanyanya sambil menyeruput minumannya

“ Aku bisa minta bantuanmu? “ tanyaku lagi

“Tentu. Anything for you “ jawab William, “ Ada apa? Ada sesuatu yang bikin kamu bingung? Lanjutnya. Sebenarnya aku masih ragu untuk meminta bantuannya. Namun, aku nggak tau harus minta tolong ke siapa lagi. Aku meminta William untuk membujuk David agar ia mau meminta maaf dan menyadari semua kesalahannya pada Bella. Aku menambahkan, hanya itu satu-satunya cara yang tersisa untuk mengakhiri sandiwara ini.

“ Makanya, lain kali kalo mau bertindak dipikir dulu akibat jangka panjangnya. Jangan asal ambil keputusan. Sekarang jadi berantakan gini kan?! “ nasihat William. Aku hanya mengiyakan perkataannya. Tanpa membalas kata-katanya. Aku sengaja mengalah karena aku tak mau terlibat adu mulut lagi dengan dia yang bisa berakibat fatal buat hubungan kami yang baru ini. Setelah puas William menceramahiku, akhirnya ia mau membantuku. Rasanya beban ini sedikit berkurang.

Anne menelponku. Ia memberitahuku bahwa ia juga sudah berbaikan dengan Bryan. Dari suaranya Anne terdengar sedang bahagia. Saat kutanyakan penyebabnya. Ia mengatakan kalo Bryan sedang ada di Jakarta. Aku pun langsung terlintas untuk membuat suasana jernih seperti dahulu kala, khususnya untuk mendamaikan Bella dan David, serta membuat mereka akur kembali. Aku menyuruh Anne datang ke kafe Sweety bersama Bryan jam 8 malam ini.

“ Halo “ sapa seseorang setelah aku menyudahi percakapanku dengan Anne

“ Iya. Ada apa, Will? “ tanyaku yang sudah mengenali suaranya

“ Aku udah bicara sama David. Dan dia mau minta maaf langsung ke Bella “ William memberi laporan padaku

Well.. it’s almost perfect “ batinku senang

“ Janet?! “ tanyanya

“ Eh iyaa.. Kamu bisa bawa David ke kafe sweety jam 8 malam ini? Nanti aku ajak Bella kesana “ pintaku

“ Malam ini? “ pekik William

“ Iya. Nggak masalah kan?! “ ujarku

“ Nggak apa-apa kok.. Cuma kaget aja. Dadakan sih kamu ngajaknya.. sahut William

“ Aku memang mau ketemuan sama Anne jam segitu dan ditempat yang sama. Kita pengen ngomongin semua sama kalian – para cowo “ ujarku. Setelah itu aku menyudahi pembicaraan kita ditelepon. Aku pun segera menghubungi Bella. Memintanya untuk bersiap-siap. Bella sempat bertanya-tanya kemanakah aku mau mengajaknya. Namun, aku tak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Jika itu kulakukan, maka kupastikan Bella tak akan mau ikut denganku. Akhirnya aku tak menjawab apapun. Hanya menyuruhnya bersiap dan aku akan menjemputnya satu jam lagi.

Satu setengah jam kemudian. Aku berhasil membawa Bella ketempat yang telah disepakati. Saat aku tiba disana, hanya ada Anne dan Bryan. William dan David belum kelihatan. Kemana mereka? Kenapa belum keliatan juga? Apa William kesulitan membujuk David? Pikirku. Tapi, aku tau William bukan tipe orang yang gampang menyerah. Jadi aku yakin, William pasti bisa membawa David kesini. Setelah menunggu selama kurang lebih setengah jam. Dan Bella mulai terlihat tidak sabar menunggu, akhirnya kedua cowo itu datang juga. Bella sangat terkejut dengan siapa yang datang bersama William itu. Ia sempat akan lari, namun kali ini atas inisiatif David sendiri yang mencegahnya. Aku mengajak William, Anne, dan Bryan menjauh sejenak. Membiarkan keduanya saling bicara. Dari kejauhan aku mengamati mereka berdua. Bella keliatan masih sangat BT terhadap David. Namun, David sepertinya tidak menyerah mendapatkan maaf dari Bella. Aku bisa melihat, sepertinya butuh waktu lama untuk David bisa mendapatkan hati Bella kembali.

“ Janet, aku jadi merasa bersalah.. “ ujar Anne sambil duduk dikursi sampingku

“ Ini semua gara-gara ide konyol aku. Semua jadi ribet kayak gini.. Memang harusnya aku nggak pernah mengeluarkan ide itu “ lanjutnya lagi dengan nada sedih. Aku langsung menenangkannya.

“ Heh, denger.. Ini bukan murni kesalahan kamu.. Ini kesalahan kita semua. Memang kita yang udah kebangetan dalam misi ini. Jadi, kamu jangan merasa bersalah lagi ya.. “ hiburku

“ Tapi, tetep aja.. Kalo ide balas dendam itu nggak pernah terlintas, keadaannya nggak akan kayak gini.. Marahnya Bella ke David nggak akan jadi seperti ini.. Ini semua memang gara-gara aku.. “ ujar Anne makin menjadi-jadi

“ Anne.. Nggak.. Yang kamu lakuin ini bukan berdampak negatif, tapi juga positif.. Khususnya buat aku “ ucapku sambil merangkul Anne dan memberi isyarat pada William dan Bryan agar mendekat

“ Maksud kamu? “ tanya Anne padaku. Aku melirik ke William sebentar, kemudian menanggapi pertanyaan Anne

“ Akan aku jelasin setelah masalah Bella selesai. Biar semua ikut denger “ ucapku

“ Jelasin sekarang aja, Janet.. “ ucap Bella saat menghampiri kami semua bersama David disampingnya

“ Bellaa?! “ pekikku dan Anne berbarengan

“ Kaliaaann, .... “ ucapan William terputus setelah David memotongnya

“ Kita udah baikan. Akhirnya Bella mau denger semua. “ ujar David sumringah sambil merangkul Bella

“ Sekarang, aku mau tau.. Apa yang mau kamu jelasin, Janet? “ tanya Bella menagih kata-kataku. Sebenarnya aku belum siap untuk mengumumkan kalo kini aku telah resmi bersama William. Itu sebabnya aku lama menjawab pertanyaan menagihnya Bella. William berjalan kebelakang kursiku, dan dia mencium pipiku. Sungguh bikin aku kaget. Ini tentu saja mengundang rasa penasaran teman-temanku juga.

“ Kamu lama jawabnya. Itu kan yang mau kamu bilang ke mereka “ ujar William sesaat kemudian. Aku masih terkejut sehingga tidak dapat berkata apa-apa.

“ Anne, itu yang mau bilang. Ide yang kamu bilang konyol itu, ternyata berbuah manis untuk aku. Kalo kamu nggak masang ide itu, mungkin aku nggak akan pernah tau keseriusan William. Semua itu karena ide kamu itu, Anne.. Makasih “ ujarku

“ Bukan cuma Janet, Anne.. Aku juga mau berterimakasih sama kamu. Kalo bukan karena ide kamu, David mungkin nggak akan pernah mau mengakui kesalahannya selama ini “ sahut Bella

“ Maaf ya.. Aku udah bilang ide kamu ini, ide yang kekanak-kanakan. Ternyata kamu bisa bikin mata hati para cowo jadi terbuka. Aku bangga sama kamu, sayang.. “ ucap Bryan sembari memegang tangan Anne. Anne keliatan sangat speechless. Entah apa yang ia rasakan sekarang.

“ Jadi, sekarang kalian udah jadian? “ David meyakinkan sekali lagi tentang aku dan William

As you see “ jawab William santai

“ Maaf ya. Kalo aku ngelakuin ini ke kamu. Tapi, ini semua karena aku sayang kamu dan aku nggak mau kehilangan kamu “ ucapku pada William. Kemudian, aku melakukan seperti apa yang ia lakukan padaku. Aku balas mencium pipinya. Dan disambut dengan sindirian dari sahabat-sahabatku beserta pacar-pacarnya. Namun, kini aku tak malu-malu lagi saat mereka menyindir-nyindir aku dan William. Karena saat ini orang yang kusuka sudah ada disampingku.

( backsound: Lebih Dari Indah, by: Nikita Willy )

- F i N -

Monday, February 14, 2011

Cinta Dunia Maya (cerpen edisi hari kasih sayang)

Sore ini , aula SMA 45 sedang digunakan untuk latihan – tepatnya kegiatan ekskul bulutangkis . Semua murid yang memang hobi di olahraga ini , bersemangat latihan. Baru 10 menit latihan dimulai , keringatpun sudah banyak mengucur di sekujur tubuh para pemainnya . Di pintu aula , terlihat seseorang memperhatikan salah satu pemain bulutangkis sekolah itu . Raut wajahnya menunjukkan rasa kagum yang luar biasa . Salah satu pebulutangkis cowo di aula itu, keluar sejenak mencari angin .

“ Cari siapa ? “ tanya pemain bulutangkis cowo yang bernama Ogi itu pada orang yang sedang melihat kedalam aula

“ Ngg .. Kamu atlet sini juga .. “ tanya orang itu gugup

“ Iya . Kenapa ? “ tanya Ogi lagi

“Ngg .. Hari ini yang namanya Maya latihan nggak ya ?! “ tanya cowo yang bernama Awan itu .

“ Maya ?! Latihan kok . Itu orangnya “ jawab Ogi sambil menunjuk cewe yang sedang minum dari botol minum

“ Mau dipanggilin ? “ tawar Ogi kepada Awan . Secara spontan , Awan mengangguk mendengar pertanyaan dari Ogi . Begitu Ogi memanggil Maya , Awan baru sadar apa yang ia lakukan .

“ Aduh . Aku tadi ngapain sih .. Kesini kan cuma mau liat dia latihan , bukan mau ketemu. Kok jadi kayak gini sih .. “ batin Awan merasa aneh dengan yang ia baru lakukan. Maya keluar . Maya yang memakai t-shirt kuning , celana hitam selutut dan membawa handuk kecil berwarna putih tampak seperti atlet kelas dunia . Namun dimata Awan , Maya tetap aja sebagai cewe SMA yang manis .

“ Ada apa , Gi ? “ tanya Maya ke Ogi ketika di pintu

“ Ada yang nyari kamu tuh “ jawab Ogi , menunjuk ke Awan , “ Ya udah , aku masuk ya “ lanjutnya lagi

“ Ngg .. Ada apa ? “ tanya Maya manis ke Awan

“ Wah , kalo atletnya kayak gini .. Lawannya klepek – klepek nih .. Indonesia bisa menang mudah . Manisss banget .. “ batin Awan terpesona at the first sight pada Maya . Maya lama banget nunggu jawaban Awan , sampai hampir mati bosan nunggunya , akhirnya Awan memberanikan diri untuk mengajak Maya pulang . Maya kaget , tak menyangka cowo itu ternyata cuma ingin mengajak pulang bareng .

“ Oh , cuma mau ngajak pulang aja , bilangnya lama .. “ ujar Maya ,

“ Kebetulan aku udah selese latihan . Aku ganti dulu ya “ lanjut Maya .

“ Oke , silahkan “ sahut Awan

Maya masuk ke aula , mengambil tas dan menuju ke kamar ganti alias toilet sekolah. Selesai ganti dengan seragam putih abu-abu lagi , Maya pulang bareng Awan – cowo populer karena personel band kampus , tiba-tiba ngajak pulang bareng .

“ Ngg.. May.. “ ucap Awan memulai obrolan ketika perjalanan pulang

“ Iya. Kenapa? “ tanya Maya halus

“ Kenapa kamu bisa tertarik olahraga bulutangkis sih? “ tanya Awan ingin tahu

“ Memang kenapa? “ tanya Maya heran

“ Nggak apa-apa sih. Cuma mau tau aja. Nggak boleh. Lagian kan biasanya, cewe itu kan labih tertarik ke cheerleder ato teater. “ terang Awan

“ Aku juga nggak tau kenapa, aku bisa suka bulutangkis. Yang jelas, bulutangkis kayak udah nyatu dalam darahku ” jelas Maya ,

“ Waduh.. Bicaramu berat. “ ujar Awan becanda

“ Berat gimana ? Kamu kan nggak bawa omongan aku “ Maya membalas candaan Awan

“ Hei , kamu lucu juga ya ternyata . Hahaha “ ucap Awan

“ Kamu juga yang mulai “ balas Maya lagi .

30 menit kemudian , sampai rumah Maya . Maya mengucapkan terima kasih ke Awan , kemudian masuk kerumah dengan perasaan yang entah kenapa tiba-tiba menjadi senang . Bahkan Maya nggak sadar kalo ia sampai senyum-senyum sendiri . Orang rumah heran dengan polah Maya sore itu .

Sementara itu dirumah Awan . Awan sedang membongkar gudang rumahnya mencari raket badminton dan shuttlecock-nya . Entah kenapa ia jadi ingin bermain badminton . Padahal , beberapa bulan yang lalu , Awan berpikir tidak lagi ingin bermain olahraga itu . Setelah menemukan yang dicari , Awan kali ini mencari lawannya bisa diajak bermain . Kemudian , ia melihat sepupunya yang tinggal bersamanya di rumahnya di ruang tengah .

“ Heii .. “ sapa Awan pada sepupunya itu . Gadis yang bernama Ecca itu heran dengan penampilan Awan yang tiba-tiba sudah menjelma menjadi penampilan atlet pebulutangkis

“ Kenapa bengong gitu ?! “ tanya Awan ke Ecca

“ Hah ?! Kamu nggak salah , pake pakaian seperti itu ? “ tanya Ecca

“ Keren ya ?!! “ ucap Awan ke-PD-an

“ Nggak ah . Biasa aja tuh .. “ sahut Ecca santai sambil menjulurkan lidahnya

“ Emang ada apa sih , Wan ?! Kok tiba-tiba ... “ tanya Ecca heran

“ Penjelasannya kapan-kapan yaa . Sekarang , kamu temenin aku main dulu . Nih “ ujar Awan sambil memberikan satu raket ke Ecca

“ Ogah . Main aja sama yang lain “ tolak Ecca

“ Aku baru dari salon , masa disuruh olahraga lagi “ lanjut Ecca

“ Idiihh .. Gaya bener si nona satu inii .. Ayolah .. “ pinta Awan sekali lagi

“ Hemm .. Gimana yaa .. “ Ecca berpura – pura mikir . Awan memasang mimik wajah mengharapkan jawaban ‘ya’ dari sepupunya itu

“ Hmm .. Okelah , berhubung aku lagi baik , aku mau “ ujar Ecca berdiri dengan mantap

“ Bener ?! Ayoo .. “ Awan menarik tangan Ecca

“ Eits , ga gratis tau !! “ Ecca menstop Awan

“ Apa lagi ? “ tanya Awan

“ Kamu harus kasih tau aku alasan kamu mau badminton lagi . “ ucap Ecca sambil melipat kedua tangannya di dada

Awan mengacungkan ibu jarinya . Dan menarik Ecca ke halaman belakang rumahnya . Ecca hanya pasrah dipaksa bermain badminton secara tiba-tiba . Sepertinya getaran perasaan in love memang lagi melanda Awan dan Maya . Kalo Awan lagi getol latihan bulutangkis . Sementara Maya sedang asyik curhat di blognya . Keliatan serius sekali Maya mengotak-atik blognya . Ditemani dengan lagu yang mungkin sedang menggambarkan suasana hatinya .

( Backsound : Cuma Kamu Cuma Aku , by : Mytha Lestari )

“ Awan itu sebenarnya siapa yaa . Kenapa hari ini dia bisa datang ke aku dan bisa membuat aku begitu nyaman dan senang ? Rasanya dia yang bisa bikin aku lupa rasa lelahku selesei latihan “ batin Maya , sembari membayangkan kejadian di sore hari tadi bersama Awan dan tak sadar ia sambil senyum – senyum sendiri . Ia bangkit dari tempat tidurnya , berjalan ke arah jendela , menatap ke luar jendela tanpa sedetikpun melupakan senyuman dan candaan Awan . Lama – lama ia tersadar , apa yang ia bayangkan . Segera ia melupakan semua lamunannya itu .

***

“ Hohoho .. Jadi intinya lagi falling in love ya “ komentar Ecca setelah mendengar cerita Awan

“ Iyaa gitu deh .. “ jawab Awan malu – malu

“ Sama siapa ? Atlet bulutangkis sekolah ? Yang mana ? “ tanya Ecca . Ecca emang satu sekolah sama Awan dan Maya

“ Maya ?! “ tebal Ecca . Awan secara malu – malu mengakuinya .

“ Ya sudah , selamat berjuang deh . Ga gampang banget dapet hatinya Maya , orang itu harus paham banget sama bulutangkis . Itu sih yang aku denger dari kebanyakan orang “ ujar Ecca mengakhiri pembicaraan dengan Awan dan masuk ke rumah

“ Mau kemana ? “ tanya Awan

“ Mandi . Panas tauu !! “ jawab Ecca

Awan merenungkan hal yang barusan dikasih tau Ecca soal Maya . Ia berpikir keras , bagaimana caranya ia mempelajari seluk – beluk bulutangkis dalam waktu yang singkat , secara ia nggak tau sama sekali soal olahraga yang satu itu . Kemudian terbesit dalam otaknya untuk langsung bertanya ke ‘om google’ . Ia langsung masuk ke kamarnya dan membuka laptopnya untuk mendapat semua pengetahuan tentang bulutangkis .

( backsound : Jadi Yang Kuinginkan , by : Vierra )

Keesokan harinya . Maya heran ketika dari jendela kamarnya sudah ada sebuat sepeda motor lengkap dengan dua helmnya . Ketika dia memasuki ruang tamu , ternyata pemilik sepeda motor itu adalah Awan . Awan terlihat lagi asyik menikmati secangkir teh hangat yang disajikan . Maya meminum segelas susunya terlebih dahulu , dan langung mengajak Awan berangkat . Selesai ujian tengah semester adalah saat yang paling ditunggu – tunggu oleh Maya . Karena ia diturunkan untuk membela sekolah mereka dalam turnamen bulutangkis se – DKI Jakarta . Oleh karena itu , jam istirahatpun ia gunakan untuk mengejar pelajaran yang tertinggal karena terlalu sibuk dengan latihannya . Sementara pulang sekolah sampe sore , ia habiskan untuk latihan lagi . Awan sedikit bingung dengan jadwal Maya . Bingung untuk mencari waktu yang tepat untuk mengajak gadis itu jalan .

***

“ May , lusa ada latian ga ? “ tanya Awan malu – malu saat jam istirahat

“ Lusa ? Kenapa ? Kayaknya ga bisa deh .. Aku baru punya waktu kosong hari sabtu “ jawab Maya

“ Hari sabtu ?! “ Awan mengulang kata – kata Maya ,

Oh , nice .. Saturday is the prettiest day for make a date “ lanjutnya dalam hati

“ Iya . Kenapa ? “ tanya Maya penasaran . Awan terlihat gugup , mencoba memberanikan diri ngajak Maya jalan , nge – date maksudnya

“ Hmm .. Tunggu . Tungguu .. Sepertinya hari sabtu , aku juga ga bisa “ ujar Maya sebelum Awan sempet ngomong , setelah melihat selembaran yang berisi pelatihan bulutangkis khusus dengan atlet nasional . Awan ikut membaca , karena rasa penasarannya .

“ Haa ?! Seminar dan latihan bulutangkis dengan atlet nasional ?! Hari sabtu ?! ... Gagal lagi deh . Pasti Maya nggak mau diajak kemana – mana , kecuali kesini “ batin Awan

“ Aku mau cari Kak Wita dulu ya . Mau daftar ini “ Maya meninggalkan Awan sendiri di lobi sekolah , tanpa tau maksud hati cowo itu . Maya pergi dengan semangat . Membuat Awan ikut tersenyum sendiri . Ecca menghampiri Awan lagi berlagak seperti orang gila , senyam – senyum sendiri .

“ Heii .. Obatnya abis yaa .. Senyum – senyum sendiri ..” sindir Ecca

“ Ah , nggak ada apa – apa . Cuma gara – gara ini nih , jadi gagal semua rencanaku “ curhat Awan sambil nunjuk ke selembaran itu .

“ Oh “ ucap Ecca sambil menyeruput minumannya

“ Ogi juga bersemangat banget pas baca ini . Langsung deh , dia daftar . Nggak perduli biayanya “ lanjutnya

“ Ogi ?! Ehem . Ada apa nih ? Jangan – jangan ada special something tentang dia yaa .. “ gantian Awan yang nyindir Ecca . Muka Ecca memerah .

“ Sial . Kenapa gw bisa keceplosan gini soal Ogi . Awan pasti curiga ke gw sekarang “ batin Ecca kesal ke dirinya sendiri . “ Spesial apaan sih .. Nasi goreng kalii .. Udah ah , gw ke perpus dulu .. “ Ecca mengalihkan pembicaraan . Ia langsung nagcir ke tempat yang menjadi tujuannya .

Selesai mendaftarkan diri untuk acara pelatihan khusus itu . Maya semakin giat latihan . Agar ia dapat menunjukkan permainan cantiknya didepan atlet kesayangannya . Akhirnya Awan ikut mendaftarkan . Selain ingin mendalami ‘dunia baru’ nya , agar ia menjadi tambah dekat dengan gadis pujaannya . Bahkan Awan rela bolos suatu mata pelajaran , demi membaca buku olahraga tentang bulutangkis di perpus sekolah . Walau pernah tertangkap basah oleh guru , ia tak menjadi jera . It’s anything for love , is it ?

Hari sabtu tiba . Hari yang paling ditunggu – tunggu Maya dan Ogi . Seminar dan pelatihan itu memang mulai jam 9 pagi , namun mereka udah tiba dilokasi dari jam 7 . Sementara orang yang juga ‘berniat’ kesana , masih tertidur pulas di tempat tidurnya ditemanin beberapa bukunya . Ya , kalo saja Ecca nggak membangunkannya , pasti Awan akan terlewat acara itu . Ia tiba dilokasi 30 menit setelah pembukaan . Selama acara , Awan mangantuk . Dan sempat terkantuk – kantuk dalam acara itu . Fortunatelly , tempat duduknya agak sedikit jauh tempat duduknya Maya . Jadi , ia tak perlu sungkan kalo harus menguap . Dengan sisa kadar kesadaran yang tersisa , Awan berusaha mengikuti talkshow tersebut .

( Backsound : Jadi Yang Kuinginkan , by : Vierra )

***

“ Maya “ panggil seseorang dari belakang usai seminar

“ Awan ?! “ pekik Maya tak menyangka ada orang yang mampu membuat hatinya berbunga – bunga selalu .

“ Hmm .. Kamu ikut ini juga ? “ tanya Maya ke Awan

“ Ngg .. Nggak kok . Mau jemput kamu aja . “ jawab Awan berbohong

“ Jemput aku ? Tapi , aku belum selese , Wan . Habis ini masih ada latihan bareng atlet . Justru ini yang aku tunggu . Aku mau nunjukkin permainanku ke idola aku . “ terang Maya

“ Silahkan . Biar aku tunggu aja . Sekalian mau lihat kamu main . “ ujar Awan

“ Serius mau nungguin ?! Kalo lama gimana ? “ tanya Maya tak enak hati

No problem “ jawab Awan ringan

“ Oke . It’s up to you . Kalo lama nunggu , pulang aja ya . Aku masuk dulu “ ujar Maya . Setelah itu , gadis itu menghilang ditengah kerumunan para pecinta bulutangkis . Awan memilih menunggu di warung terdekat dengan GOR . 30 menit menunggu di warung , akhirnya Awan memutuskan untuk melihat jalannya latihan bersama itu . Ia melihat pemandangan di dalam GOR itu dari pintu masuk yang sengaja dibuka . Ia melihat Maya sedang main melawan pebulutangkis nasional tunggal putri , Adrianty Firdasari . Terlihat sekali , wajah Maya yang bahagia . Selanjutnya , ia melempar penglihatannya ke sosok cowo yang ia kenal . Ogi . Ogi sedang main berpasangan dengan salah satu atlet ganda putra terbaik yang dimiliki Indonesia , Hendra Setiawan , berhadapan dengan Markis Kido dan seseorang yang sepertinya dari sekolah lain . Selesai latihan , Maya sempat bercakap – cakap dengan partner mainnnya , Firdasari .

“ Main kamu bagus . Berapa kali latihan dalam seminggu ? “ tanya Firda

“ Makasih . Latihannya ga tentu . Bisa 2 kali seminggu , kalo lagi semangat , maksudnya kalo ga lagi down , bisa 5 kali “ ujar Maya tersipu malu

“ Tapi , kamu punya potensi kuat buat jadi pemain nasional . Kamu lebih senang memancing lawan main rally dengan loop panjang dan diakhiri dengan smash tajam. Itu sangat membantu , kalo kamu dapat lawan yang permainannya nggak sabaran . “ terang atlet ternama angkatan ’90-an , Susy Susanti

“ Kak Susy ?! Pemain nasional ? Wah , itu masih jauh buat amatiran kayak aku gini “ elak Maya

“ Kenapa nggak ?! Justru Indonesia butuh banyak pemain muda yang punya semangat tinggi seperti kamu . Kamu ikut turnamen ?! Itu bagus buat kamu “ lanjut Susy

“ Iya bener . Dengan sering ikut turnamen seperti itu sangat bagus untuk pembentukan mentalitas seorang atlet “ sambung Firda

“ Wah , makasih atas masukannya . Sangat berharga buat aku “ ujar Maya dengan wajah berseri – seri

“ Semangat ya . Waktu latihan ditambah lagi , tapi jangan terlalu memforsir tenaga kamu buat latihan “ ujar Firda

Maya pamit ke Firda dan Susy . Dan keluar GOR dengan wajah berseri bahagia . Tiba – tiba ia jadi kepikiran untuk bertemu Ogi terlebih dahulu . Pucuk dicinta ulam pun tiba . Ogi pun sedang mencari Maya juga . Ogi menawarkan ke Maya , agar mereka bermain ganda untuk turnamen yang akan datang . Tawaran yang persis ada di kepala Maya yang akan ditawarkan ke Ogi juga . Akhirnnya mereka sepakat untuk bermain dalam nomor ganda campuran ( mixed double ) . Saat sedang membahas tentang turnamen , Awan menghampiri mereka . Maya sangat tak menyangka , Awan benar – benar menunggunya . Padahal ia latihan di GOR selama kurang lebih hampir 2,5 jam . Tapi , ia senang juga .

“ Aku nggak nyangka lho . Kamu bener – bener nungguin aku , Wan . Kirain udah pulang “ ujar Maya saat perjalanan menuju rumahnya

“ Kalo aku udah janji , aku pasti akan nepati kok . Aku bukan orang ingkar “ jawab Awan santai , “ Oh iya , malam ini ada acara nggak ? “ tanyanya lagi

“ Nggak ada . Kenapa ? “ ucap Maya tanpa pikir panjang

“ Aku mau ngajak kamu jalan aja . Mau ? “ ajak Awan ragu – ragu kalo ajakan ditolak

“ Hmm .. Boleh . Kebetulan aku nggak ada apa – apa nanti malam “ ujar Maya mengiyakan

“ Baiklah , nanti aku jemput jam setengah 8 ya “ perasaan bahagia Awan tak terbendung lagi . Andaikan ia nggak gengsi di depan Maya , saat itu juga ia pasti udah teriak kegirangan. Sementara Maya hanya tersenyum dengan senyuman manisnya .

( Backsound : Bila Dia Yang Meminta , by : Mytha )

Sesampainya dirumah . Maya langsung membongkar isi wardrobe – nya , mencari baju yang bagus . Yang akan dipakenya malam ini . Menurutnya , ini hanya jalan – jalan biasa . Namun , entah kenapa ia ingin tampil menarik di hadapan Awan nanti . Apakah ini yang namanya orang yang sedang jatuh cinta ? Pikirnya . Jam 7:30 p.m , sesuai janji , Awan menjemput Maya dirumahnya . Terpesona . Satu kata yang pantas untuk menggambarkan reaksi Awan saat melihat atletnya super cantik dan manis itu . Malam itu , Awan mengajak Maya ke tempat yang kurang disukai oleh gadis itu , pameran lukisan . Kesukaan Maya dan Awan memang berseberangan . Yang satu cinta seni , dan yang satu lagi penggila olahraga bulutangkis . Walaupun kurang suka dengan tempatnya , Maya tetap berusaha menikmati malam itu . Ada satu yang mengganjal dihatinya , mengapa Awan mengajaknya ke tempat itu ? Apa Awan ingin agar ia bisa menyukai hobinya itu juga ? Awan tak menyatakannya segala langsung , melainkan lewat ucapannya . Bahasa tubuhnya mengatakan , Maya harus mengerti tentang lukisan , minimal tahu tentang pelukis terkenal di dunia . Seperti Awan yang belajar mengetahui pemain bulutangkis tingkat dunia .

“ Aku nggak tau apa – apa tentang ini . Mendingan aku nggak usah banyak omong deh . Dari pada malu di depan Awan . Dia kan fasih sekali tentang beginian “ batin Maya saat masih berada di pameran lukisan itu .

“ Maya “ ucap Awan membuyarkan lamunan kosong Maya

“ Ha ?! Iya ?! Manggil ya ? “ ujar Maya linglung

“ Kamu kenapa sih ? Dari tadi bengong aja “ tanya Awan ketawa kecil

“ Iyaa nih , terpesona aja . Lukisan bagus – bagus “ ujar Maya

“ Bukannya yang bagus , yang ngajak kamu kesini “ canda Awan

“ Iiihh .. Apaan sih .. Nggak lucu tau !! “ ujar Maya sembari tersenyum

“ Makan yuk .. Laperr nih .. “ ajak Awan . Maya mengangguk

Mereka berdua pergi ke suatu restoran masakan Cina . Saat makan malam berlangsung tak ada obrolan serius yang terjadi . Keduanya hanya mengobrol hal – hal biasa . Sebenarnya Maya ingin menanyakan sesuatu tentang lukisan – lukisan yang tadi dilihatnya , namun hatinya begitu berat untuk bertanya . Selesai makan , mereka pun pulang . Maya jadi berpikir , untuk menjauhi Awan . Karena ia merasa tak mampu mengikuti hobi Awan . Ia takut , Awan kecewa kalo ia memaksakan diri terlalu dalam mempelajari tentang lukisan sedetail – detailnya . Lebih baik ia mundur aja . Ia tak akan mendekati Awan lagi . Ia akan mencoba menghapus semua rasa yang pernah ia miliki untuk Awan , dengan memfokuskan diri untuk turnamen nasional .

( Backsound : Tanpa Rasa , by : Cokelat )

Hari demi hari pun dilalui Maya dengan latihan secara kontinyu demi mencapai tujuan dan cita – citanya . Dan agar ia dapat melupakan Awan beserta kesukaannya yang membuat Maya tersiksa . Di sekolah pun , Maya selalu menjauhi Awan . Ada orang yang ngomongin Awan , ia meminta orang itu untuk menyudahi pembicaraannya . Tanpa ia sadari , ia merasa tersiksa sendiri dalam melakukan hal itu . Ia sudah biasa dengan kehadiran dan semangat yang sering diberikan Awan , namun sekarang ia sering merasakan kalo ia nggak sanggup . Di sisi lain , Awan masih dengan berusaha terus untuk mendekati Maya dengan pengetahuan bulutangkis – nya . Awan sadar , Maya memang sedang menjauhinya . Namun itu tak membuat Awan menyerah untuk memperjuangkan rasanya kepada Maya . Awan meminta Ecca untuk mencari tahu tentang apa yang dipikirkan Maya . Karena Ecca juga nggak terlalu dekat sama Maya , ia memutuskan untuk bertanya melalui Ogi , yang lumayan dekat sama Maya .

“ Jadi , kamu tau apa sebabnya Maya tiba – tiba ngejauhin Awan ? “ tanya Ecca ke Ogi

“ Aku nggak tau . Setiap aku mau tanya soal Awan , dia selalu mengalihkan pembicaraan ke yang lain . Memang ada apa ? “ ujar Ogi

“ Kasian Awan . Dia merasa Maya menjauhinya tanpa ada sebabnya . Aku lama tinggal di rumahnya , tapi baru kali ini aku liat sedih seperti ini karena cintanya kepada seseorang “ cerita Ecca

“ Maya selalu marah kalo ada yang nyebut Awan di dekatnya . Tapi , ada hal yang beda juga dari dia . Semenjak ia menjauhi Awan , ia seperti kurang semangat saat latihan . Padahal , turnamen tinggal menghitung hari , sedangkan aku sama dia belum bisa kompak “ ujar Ogi sambil menghela nafas . Maya tak sengaja dengar perbincangan Ecca dan Ogi yang membawa – bawa namanya .

“ Kalian ngomongin aku ?! Nggak usah dibelakangku . Coba ngomong aja sekarang didepanku . Asal jangan tentang dia “ ujar Maya muncul tiba – tiba

“ May , bisa bicara sebentar . Secara cewe . Berdua aja . Aku janji , nggak bakal ada nama dia “ pinta Ecca . Maya mengangguk . Ecca menyuruh Ogi menjauh dari mereka .

***

“ Elo tau apa rasanya kehilangan orang yang lo suka ? “ tanya Ecca pelan sambil menatap mata Maya yang masih terlihat cuek

“ Aku tau rasanya . Sakit , sedih semua jadi satu “ jawab Maya masih cuek

“ Kalo gitu , kenapa kamu harus menjauh dari Awan ? Kamu tau , dia jatuh cinta banget sama kamu . Tapi , kenapa kamu bisa ngancurin perasaannya . Dia sekarang , bener – bener jadi bukan Awan yang dulu . May , maaf kalo aku ikut campur soal ini . Aku tau ini cuma masalah kalian aja , tapi sebagai sodara yang tinggal serumah sama dia , rasanya aneh tinggal sama orang yang seperti nggak punya semangat pandangan luas kayak dia sekarang , tanpa kamu . Bisa kamu bilang , apa alasannya kamu sampai menjauhi dia ? “ ucap Maya

“ Mungkin aku memang nggak bisa nyimpen persoalan ini seorang diri , karena cuma akan menganggu konsentrasi aku menghadapi turnamen nasional “ ujar Maya pelan ,

“ Aku menangkap sinyal dari Awan , kalo aku harus mau mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan lukisan . Sementara aku nggak tertarik sama sekali dengan seni lukis . Jujur , sebelum memutuskan untuk menjauhinya , aku dilemma . Aku nggak mungkin bisa melanggar prinsipku sendiri , tapi disisi lain , aku juga nggak bisa tanpa dia . Dia udah terlalu sering mengisi hati dan hidupku . Itu yang buat aku bingung “ terang Maya

“ Jadi , soal hobi ?! May , perlu kamu tau . Saat Awan tau hobi kamu , dia langsung mati – matian mengerti bulutangkis . Itu semua demi kamu . Biar kamu bisa punya hati ke dia . “ cerita Ecca

“ Tapi , aku nggak pernah pasang target apapun ke dia . Apalagi , dia harus mengerti dan mau mencoba bulutangkis “ elak Maya

“ Itu pikiran kamu . Pikiran dia beda , May . Dia merasa ada yang kurang , kalo belum bisa jadi yang sama seperti kamu “ lanjut Ecca . Maya jadi diam seribu bahasa , ia merenungkan kata – kata Ecca tadi .

“ Kamu udah ngerti kan semuanya . Jadi , aku mohon . Kamu bisa ngasih kesempatan Awan untuk kedua kalinya ini . Sungguh , aku nggak tega liat dia murung terus “ pinta Ecca memecahkan suasana hening .

“ Ca , suruh dia dateng ke turnamen itu ya . Aku perlu kehadirannya “ ujar Maya , sembari berdiri dari duduknya ,

“ Kehadirannya akan memberi semangat buat aku “ lanjut Maya , setelah itu ia beranjak pergi . Memang sudah saatnya , ia memberikan kesempatan lagi untuk seseorang yang mampu membuatnya semangat .

3 hari kemudian . Hari Sabtu . Hari pertama turnamen nasional bulutangkis tingkat Sekolah Mengengan Atas . Maya sudah berada dilokasi dari jam 8 pagi , ia dapat waktu bertanding jam 10 . Seleasi melakukan pemanasan , ia bercakap – cakap dahulu dengan pemain dari sekolah lain , sekedar obrolan ringan .

“ May , kayaknya kamu harus tampil perfect hari ini “ ujar Ogi yang baru dari luar

“ Memang kan ?! Ini kan demi sekolah, Gi “ jawab Maya enteng

“ Bukan itu aja kalii .. Di luar , di tribun penoton ada Awan ! “ jelas Ogi . Maya terkejut . Memang ia yang meminta Awan hadir , tapi ia tak pernah menyangka , Awan akan hadir beneran , melihat ia bertanding membawa nama sekolah .

“ Yang bener ? “ pekik Maya sembari bangkit dari duduknya . Maya kemudian keluar untuk menengok ke tribun penonton . Benar . Awan datang bersama Ecca . Dari arah seberang , Awan melihat Maya juga di pintu sebelah court 1 . Menyadari hal itu , Maya langsung berbalik masuk ke dalam . Saat ini , ia tak ingin dulu bertemu Awan , berhadapan langsung . Namun , sebelum sempat masuk , Awan sudah menyetop langkahnya dari belakang .

“ Awan “ ucap Maya perlahan , wajahnya pun memerah

“ Aku nggak akan ganggu konsentrasi kamu dulu . Aku tau ini penting banget buat kamu “ ujar Awan

“ Aku cuma mau bilang , semangat berjuang . Sukses demi sekolah kita “ lanjut Awan

“ Tentu . Makasih “ ucap Maya singkat , “ Aku ke dalam dulu ya “ pamit Maya .

“ Tunggu “ Awan menyetopnya lagi , kemudian Awan mencium kening Maya ,

“ Aku sayang kamu “ ujarnya pelan . Maya tersenyum . Kemudian berjalan masuk . Awan kembali ke tribun penonton .

Pertandingan di sektor ganda campuran bagi Maya dan Ogi dimulai . Keduanya berdoa sebelum pertandingan . Lawan mereka yang pertama pada hari itu adalah Angel dan Marco dari SMA 25 . Mungkin pada saat awal pertandingan , Maya belum merasa fit , ia banyak melakukan kesalahan sendiri selama awal pertandingan . Bahkan , saat arah pukulan dari Angel banyak yang miss begitu saja , hasilnya poin untuk SMA 25 terus – menerus bertambah . Saat break sebentar pada skor 9 – 11 untuk SMA 25 , Ogi menunjuk ke arah penonton , yang artinya Ogi menunjukkan ke Maya kalau Awan sedang menonton dan memberinya dukungan .

“ Aku ngerti , Gi . Aku nggak akan ngecewain semua “ ujar Maya sambil berjalan masuk kembali ke lapangan

“ Nah , gitu dong . Semangat ! “ sahut Ogi ,

“ Kamu di daerah depan ya , biar aku yang dibelakang “ lanjut Ogi memberi strategi .

Pertandingan dimulai lagi . Perlahan tapi pasti pasangan ganda 45 ini bisa bangkit , dan menyusul perolehan skor pasangan ganda 25 . Di saat – saat penentuan , poin – poin genting , SMA 25 masih memimpin dengan skor 20 – 18 . Namun , Maya berhasil membalikkan keadaan melalui pukulan smash – nya . Sehingga SMA 45 , berhasil merebut set pertama dengan skor 22 – 20 . Begitupun dengan set kedua , Maya dan Ogi mampu bermain dengan cantik . Kali ini tidak ada kesalahan sendiri yang mereka buat . Semua poin mereka dapat karena usaha keras mereka dan smash tajam Maya . Diakhir permainan , terlihat sekali stamina Ogi sudah mulai terkuras habis , untuk meladeni permainan loop Marco pun sering gagal , akibatnya terjadi beberapa kali poin kembar . Fortunatelly , mereka masih mampu bertahan hingga memenangkan set kedua dengan 21 – 18 . Semua pendukung SMA 45 , bersuka cita . Awan dan Ecca langsung ke belakang court , untuk memberi semangat kepada wakil sekolah mereka itu . Dan Awan pun langsung memeluk Maya yang masih memakai kostum olahraga dan berhanduk kecil itu .

“ Awan , aku kan masih keringetan “ ujar Maya berusaha melepaskan pelukan itu

“ Nggak apa – apa . Ini tanda kebahagiaan dan betapa bangganya aku sama kamu “ jawab Awan sumringah

“ Tapi , ini keterlaluan . Lepas . Aku nggak bisa nafas tau !! “ ujar Maya

“ Maaf “ ujar Awan melepas pelukannya tapi masih memegang erat tangan gadis itu

“ May , aku udah tau semua alasan kamu menghindar dari aku . Aku benar – benar minta maaf sama kamu kalo aku terlalu maksa keinginan aku “ ucap Awan mulai serius

“ Sssttt.. Nggak apa – apa . Harusnya aku yang minta maaf . Maaf kalo dari sikap aku ada yang bikin kamu berubah . Jujur , aku nggak pernah maksud meminta kamu mendalami dunia aku ini . Aku dan kamu kan punya dunia sendiri . Nggak semudah itu untuk setiap orang mendalami dunia yang berbeda dari yang sebelumnya . “ ujar Maya sedikit merasa bersalah

“ Aku ngelakuin itu ikhlas kok . Kalo kamu nggak mau masuk ke seni , aku nggak apa – apa . Asal , kamu bisa nerima aku apa ada , seperti ini “ ucap Awan

“ Pernyataan itu ... “ ujar Maya pelan untuk lebih memastikan lebih dalam lagi. Awan mengerti maksudnya dan mengangguk pasti

“ Kasih aku kesempatan untuk menyempurnakan hidupmu yang indah itu “ ucap Awan

Of course . I’ll give you the chance “ jawab Maya disertai senyuman khas manisnya

Oh really ?! Thank you , dear . I love you “ ujar Awan bahagia

I love you too “ balas Maya tersenyum

( Backsound : Jadi Yang Kuinginkan , by : Vierra )

T H E E N D



Sunday, September 05, 2010

Short Story - IMAJINATION ( DREAM )

Oke , guys .. Silahkan dibaca cerpen ini .

Ini sedikit pengalamanku dan tambahan imajinasi aku .

Kalo bisa setelah itu di comment yaa ..

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

“ Hei .. Baru dateng , kok udah pulang lagi ?!! “ Sapa seseorang padaku saat aku diparkiran sekolah akan pulang . Aku mengamatinya dan sekelilingnya memastikan sesuatu .

“ Nyari apa ? “ Tanyanya lagi

“ Nggak apa-apa . Carol lagi ga ngikutin lo kan ? “ Tanyaku pada teman dekatku yang punya nama Randy

“ Enggak . Memang kenapa ? “ Tanya Randy balik

“ Takut aja , dia salah paham lagi aja . “ Jawabku santai

“ Nggak bakal .. Eh iya , si dia kemana ? Kok ga pernah antar jemput elo lagi .. Biasanya malah nungguin elo ?! “ Tanya Randy lagi yang membuatku penasaran dengan siapa yang ia maksud

“ Dia ? Siapa ? “ Tanyaku balik

“ Yaa . Siapa lagi , kalo bukan cowo yang lo puja-puja , si Indra itu .. “ Jawab Randy . Aku memarkir motorku kembali dan duduk di bwah pohon yang ada di parkiran sekolah tercinta bersama Randy .

“ Hmm .. Gue kehilangan dia lagi , Ran . Entah kenapa dia hilang lagi dari kehidupan gue . Belum lama waktu gue sama dia , eh dia udah pergi lagi . Seolah-olah dia Cuma mampir di kehidupan gue , Ran .. “ aku mulai cerita ke Randy tentang perasaanku pada sosok cowo yang ngasih harpan palsu ke aku .

“ Segitunya lo kehilangan dia ? Sampe lo sangat sedih gini ?? “ Tanya Randy memastikan , “ Lo nggak harus kayak gini , Ra .. Lo harusnya justru bisa bangkit , lo harusnya bisa dapetin pengganti dia .. “ Randy memberiku nasehat .

“ Maksud lo , gue harus nerima orang lain ?! Semakin gue ngerasa gue kehilangan dia , semakin gue ingin dapat orang lain . Tapi , justru gue semakin inget terus sama dia .. Nggak ada yang bisa kayak dia .. “ Ucapku

“ Ra , stop bandingin Indra dan cowo-cowo lain !! Semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing ! Nggak seharusnya elo bandingin semua cowo sama Indra , jelas semua bedaa !! Ra , percaya sama gue . Ada seseorang yang tulus sayang sama elo , yang jelas dia nggak kayak temen-temen yang lo anggap pengkhianat itu . Dan lo kenal dia . “ Ujar Randy menggertakku keras . Gertakkan yang membuatku tersadar .

“ Hah ?? Gue kenal ? Siapa dia ?! “ Aku mencoba mengulang pernyataan Randy yang terakhir

“ Iya . Sebenarnya dia dulu pernah lo anggap sama kayak temen-temen lo yang lain .. Tapi , dia beda . Suer deh .. “ Ujar Randy yakin

“ Gue nggak mau terlalu percaya . Yang penting lo dan yang orang yang lo maksud itu nggak sekedar janji aja yaa .. Janji . “ Ujarku lagi . Aku dan randy berjanji kelingking . Setelah itu , aku kembali menaiki motorku , dan langsung pulang , karena memang di sekolah tak ada apapun , tinggal menunggu pengumuman kelulusan .

Namaku Anastasia Aulyra . Temen-temen banyak yang nyapa aku Lyra . Aku baru selesei nyelesein ujian nasional aku dan sekarang tinggal nunggu pengumumannya aja . Aku ingin jadi yang terbaik . Aku ingin mempersembahkan yang terbaik untuk orang tua , keluarga dan seorang pengajar salah satu mapel yang paling aku nggak kuasai di tempat kursus aku . Selain itu , dulu aku belajar mati-matian demi seseorang . Nilai-nilai aku ingin aku persembahin buat dia . Ya , dia adalah Indra . Orang yang selalu bikin aku semangat , sama seperti semangat dari aktor favorit aku , Revan . Indra sempat hilang dari kehidupan , walaupun Cuma beberapa bulan . Sesuai curhatanku ke Randy yang tadi , jelas banget kalo aku kehilangan dia banget . Indra selalu ada disaat aku senang ataupun sedih , dia selalu nemenin aku kemanapun aku mau . Dia baik banget . Mungkin beda sama temen2 aku yang pengkhianat itu . Oh iya , aku dulu punya banyak temen (bukan sahabat sih) , yang baik dan dulu aku pikir mereka itu setia . Tapi , mungkin ada orang yang ga seneng liat aku dapat banyak temen dan bahagia , sampai orang itu tega mengadu domba aku sama temen2 aku . Dan akhirnya aku kehilangan semua . Di saat itu aku benar2 kesepian , yang kau punya cuma Indra , kala itu . Sampai akhirnya aku tau masih ada temen lain yang tulus menjadi temen baik , oh bukan malah sahabat baik buat aku . Randy , Sita , dan Desy adalah sosok sahabat buat aku . Mereka nggak percaya dengan smua adu domba itu , dan yang bikin aku bahagia , mereka smua percaya sama aku . Aku bahagia hingga kini memiliki sahabat seperti mereka . Dan melalui Randy pula-lah , sedikit demi sedikit teman2 yang lain mulai berteman lagi denganku , kecuali Mega , Arin , dan Yuka . Tiga orang cewe yang selalu ingin ‘memiliki’ sekolah .

Belum lama sampai dirumah , mama memintaku untuk mengambil kue yang dipesannya . Aku sih tidak merasa keberatan , kebetulan toko kue itu milik keluarganya Desy , dan Desy juga sering membantu disana , jadi aku punya kesempatan buat ngobrol-ngobrol sebentar sama Desy disana . Dengan taksi aku berangkat kesana . Sekitar 15 menit , menempuh perjalanan sampailah di toko kue Desy . Disana aku melihat Desy tampak sedang membicarakan sesuatu dengan Randy dan Kevin . What ?! Kevin ?! Cowo yang aku benci setengah mati gara2 dia terlalu pro ke Mega dkk saat itu , ketimbang aku ! Padahal saat itu aku dan Kevin mungkin bisa dibilang udah menjadi TTM . Tapi , aku langsung membencinya dan memutuskan semua yang terjadi antara aku dan dia dulu . Dan memintanya melupakan smua itu ! But now , ngapain dia ketemu sama dua sahabat aku ?! Aku benar2 ga ngerti ! Kalo sampai dia meminta bantuan Randy dan Desy demi deket sama aku , aku ga akan mengabulkannya . Titik . Kuputuskan untuk mendekati mereka smua . Biar smua tau , kalo aku tau keberadaan mereka bertiga .

“ Kayaknya obrolan yang serius banget nih . Boleh gw ikut pembicaraan kalian?! “ tanyaku mengagetkan semua .

“ Hmm ,, bukan sesuatu yang penting kok . Mereka berdua Cuma abis beli disini . Terus minta gw nemenin ngobrol aja kok . “ Terang Desy , seperti ada yang disembunyikan .

“ Oh gitu . Tapi , kok Randy tumben ga bareng Mike dan Larry . Malah sama pengkhianat kelas kakap ini !! “ Ucapku menyindir Kevin . Kuakui , dulu aku emang sayang sama Kevin , tapi itu cuma masa lalu aku . Sekarang , aku malah amat sangat membenci seorang Kevin .

“ Ngg .. Mereka berdua kan punya acara sendiri2 . Lagian , salah kalo gw ngajak Kevin ?! Dia kaan ,, ... “ ujar Randy

“ Dia apaa ?! Tolong , kalo mau sangkut pangutin sama yang dulu jangan di depan gw ! Itu smua buat gw , cuma sebagai masa lalu aja . “ Ujarku lagi

Randy dan Desy langsung terdiam , tampak dari tadi Kevin tak mengeluarkan sepatah katapun , mungkin ia sudah merasa bersalah padaku . Baguslah , kalo dia nyadarin kesalahannya . Akupun beralih ke tujuan semula datang kesana .

“ Oh ya , Des . Pesanan nyokap gw udah beres ?! “ Tanyaku pada Desy

“ Oh , udah . udah . Udah dari tadi . Yuk , masuk . “ Ajak Desy .

“ Kita berdua pamit dulu ya , Ra , Des .. “ Pamit Randy .

Aku melepasnya dengan senyum pada Randy , tidak pada Kevin . Sambil membungkus pesanan yang mau aku ambil , Desy menanyakan soal perasaanku terhadap Indra .

“ Kenapa lo ga nyoba realistis sih .. Realistis kalo mungkin Indra bukan jodoh lo . Kalo di emang jodoh lo , dia pasti balik ke lo . “ Nasihat Desy

“ gw harus lupain dia gitu ?! Ga , kalo itu gw ga bisa .. “ Elakku

“ Kenapa nggak ?! Ra , masih banyak yang lain , yang masih ngarepin lo buat mereka , contohnyaa Kevin , .. “ Desy terliat panik seperti merasa melakukan kesalahan

“ Kevin ?! Itu nggak mungkin !! gw ga akan ngasih kesempatan lagi buat seorang pengkhianat kayak diaa !! “ Gertakku kesal . “ Udah ah .. Jadi ngaco kan , sekarang gw pulang dulu . “ aku membayar kue-kue itu kemudian meninggalkan toko kue itu . Aku menyetop taksi di depan tokonya Desy , dan menaikinya . Di perjalanan , aku jadi teringat smua nasihat dari Desy , dan entah kenapa aku jadi ingat semua kenanganku bersama Kevin . Memang siapa dia ? Memang dia dulu pernah mengisi hari2 bahagiaku . Tapi . itu kan dulu .. Kini , air mata jatuh membasahi pipiku mengingat adu domba yang dilakukan Mega cs ke aku , dimana Kevin langsung mendukung mereka , tanpa mendengarkan aku terlebih dahulu .

Flashback :

“ Dengan santainya elo bohongin kita smua .. Katanya , lo nggak ada2 sama Putra , ternyata lo emang deket kan sama dia kan ?! Lo tau kan Putra itu gebetannya Arin , lo malah ngerebut dia .. Nggak punya perasaan lo !! “ Tukas Mega , saat aku dan Sita kembali dari kantin di dalam kelas .

“ T..Tunggu .. Maksud kalian apa ?? Gw nggak ngerti sama apa yg kalian omongin . “ Ujarku . Yuka melempar amplop putih padaku . Kubuka amplop itu dengan perasaan was-was . Di dalamnya ada beberapa foto antara aku dan Putra !! Darimana mereka dapat foto ini ..

“ Tega lo nusuk gw , Ra .. Lo kan tau , gw suka banget sama Putra , tapi kenapa lo ambil juga .. Kayak lo ambil Kevin dari Yuka .. “ Ucap Arin . Saking kagetnya , aku tak bisa menjawab itu semua .

“ Nggak .. Ini salah .. Ini waktu gw cuma ngobatin Putra waktu terkilir akibat main basket . Itu aja .. “ aku mencoba mengelak

“ Nggak usah ngomong lagi .. Lo emang penipu !! Apanya teman ?! Lo malah nikam gw dari belakang !! Gw benci lo !! “ Marah Arin . Semua meninggalkan aku dikelas , yang ada disitu hanya Sita , Randy dan Kevin , sebelum akhirnya kevin ikut meninggalkan aku .

“ gw ikut kecewa sama lo , Ra .. Jadi , harapan lo ke gw itu semuanya palsu . Lo emang penipu !! “ Kevin meninggalkanku

“ KEVIINN .. Ituu nggak bener !! “ Aku menangis meratapi semua ini .

“ Kalian mau ikut ninggalin gw ?! Pergi ajaa !! gw emang nggak pantas buat ditemenin !! Pergii !! “ Ucapku pada Sita dan Randy yang masih ada di kelas bersamaku .

“ Kita akan selalu ada buat lo . Karena kita tau , lo nggak salah . Gw pribadi tau gimana lo sama Putra ..Karena , kalian sama2 sahabat gw . “ Randy menenangkanku .

Mengingat semua kejadian itu , air mataku tambah deras jatuhnya . Aku berpikir untuk menceritakan semua pada kawan baikku , yang kini telah menjadi pesinetron muda . Aku tau hari ini di shooting dimana , dan aku meminta Sita agar menemaniku .

“ Halo . Sita . Lo ada acara nggak sekarang ? “ Tanyaku ketika menelpon Sita

“ Nggak ada sih . Ada apa ? “ [T1] Tanya Sita balik

“ Temenin gw ke lokasi yuk .. gw lagi ada perlu nih . “ pintaku pd Sita

“ Ciee , mau ketemu R yaa .. “ Sita meledekku

“ Terserah lo mau ngomong apa ? Sekarang gw jalan ke rumah lo ya . Lo tunggu di ujung gang . gw naik taksi nih . “ suruhku sembari menyuruh sopir taksi putar balik .

Aku menutup teleponku , padahal aku tau ada yg ingin dikatakan Sita . tapi , aku seprti sedang malas bicara . Maafkan aku , Sita . Aku menjemput Sita dg taksi yg aku tumpangi ditempat yg kami janjikan . Di ujung gang (ga etis ya) .

Dan langsung menuju ke lokasi yg direncanakan . Sesampainya di lokasi shooting film Air Mata , aku langsung menemui Mawar – sahabat baikku , dengan sedikit harapan aku bisa ngobrol2 ato nyapalah seenggaknya sama Revan . Disaat aku sedang ngobrol banyak (bisa dibilang sharing lah) sama Mawar dan Sita sibuk berbincang dg artis lain , Revan baru datang . Ia sempat menggoda Mawar , sblm akhirnya Revan ganti baju . Saat Revan di depan Mawar , yg juga di depanku , aku ga bisa berhenti mandangin dia . So handsome is he !! Di tengah kekagumanku itu , tiba2 hapeku bunyi . Kubaca nama yg memanggilku , itu mama ! oh no , mama pasti mau nagih kue yg blm sempet aku pulangin ! Aku mulai panik .

“ Ha .. Halo , Ma “ Jawabku saat kuangkat telpon

“ Halo . Halo .. Kamu kemana aja ?? Ngambil kue aja lama sekali !! Udah , kamu pulang sekarang .. “ Bentak mama ditelpon . Mama emang kalo udah ada perlu , kayak ga ada yg bisa ngelarangnya .

“ Iyaa . Lyra pulang sekarang “ Ujarku ngalah , drpada ada perang dunia 3 dirumah nantinnya . Ku tutup telepon , aku pamit ke Mawar .

“ gw pamit pulang ya , War . Tadi mama udah marah2 , gara2 gw blom pulangin kue2 ini . Kapan2 gw main kesini lagi boleh kan ?! “ aku pamit ke Mawar

“ Oh , tentu aja boleh .. Asal kita masih shooting disini , kamu boleh dateng lagi kok . gw seneng banget malah , ada sahabat gw yg ga ngelupain gw gitu aja kayak elo . Padahal gw masih mau cerita banyak ke elo . “ Ujar Mawar . Kubalas dg senyuman seraya ngajak Sita pulang .

“ Hmm . kayaknya besok gw deh , yg ke rumah elo .. nyokap gw pasti seneng ketemu Tante Didi lagi . “ Sahut Mawar lagi

“ Kalo itu lo lakuin , sama aja lo nyuruh nyokap kita , ga pulang2 .. pasti alasannya keasyikan ngobrol , ngerumpi , shopping , dan yg lainnya “ Jawabku dg cepat

“ Oh iya yaa .. gw lupa hobi nyokap2 kita .. “ Ucapnya lagi sambil tertawa kecil , terlihat sangat cantik kalo lag tertawa . Setelah sedikit ngebanyol , akhirnya gw dan Sita pulang juga .

Bener aja , begitu sampe rumah . Mama langsung memarahi aku . Aku sadar , aku aku salah makanya aku nggak jawab apapun saat mama mulai berdesis .

“ Kamu tau ga , kue ini buat jamu temen2 mama yg mau kesini . Kamu bisa bayangin ga , kalo mereka dateng , kamu nya blom dateng . Mama harus nyuguhin apa ?!! Lain kali , hati2 yaa , kalo bawa pesanan orang . “ Ujar mama

“ Iyaa , maa . Lyra minta maaf . ga terulang lagi deh “ ucapku merendah

“ Kamu dr mana sih ? “

“ dari ketemu sama Mawar , ma . Kan lama ga ketemu , ya udah Lyra samperin aja ke lokasi sama Sita tadi . Lyra masuk kamar dulu ya , ma “

Aku masuk ke kamar . Sambil merebahkan diri di tempat tidur , aku membayangkan wajah cool-nya Revan , sayaanng banget aku ga sampe nyapa dia , gara2 mama udah nyuruh pulang . Tapi , aku bisa titip salam via Mawar . Setelah membayangkan Revan , pikiranku was2 lagi , pasalnya esok adalah hari pengumuman ujian nasional . Oh no ! Aku deg2an banget menantikan hari esok ! Semoga ada keajaiban buatku , LULUS !!

Keesokan harinya , aku siap pergi ke sekolah buat melihat hasilnya . Sepanjang jalan , bibir ga bisa berhenti diam , memanjatkan doa agar ada hasil terbaik untukku . Setiba disekolah , aku dipanggil wali kelasku . Di nasihatin panjang lebar , tentang kepribadianku slama 3 taun di SMA , nilai2ku , dan bla bla bla . Aku ga merhatiin banget . Aku kan lagi deg2an dan was2 , mana bisa dengerin nasihat yg begitu panjang dr guruku itu . Seakan tau rasa bosanku , guruku memberi amplop putih dan menyuruhku membukanya diluar , karena masih banyak murid yg harus ‘dibekali’ .

“ GUE LULUS !! “ teriakku setelah diluar ruang guru . Setelah itu , teman2 banyak yg ngucapin selamat buatku . Aku membalasnya dg senyuman bahagia .

“ Selamat yaa , Ra . Lo emang pinter “ Ucap seseorang dr belakangku

“ Makasih “ Ucapku seraya membalikkan badan , sangat kaget aku ketika tau siapa orang itu . Kontan , wajah manisku langsung berubah jutek saat berhadapan dg orang itu . Yap . Siapa lagi kalo bukan Kevin ! Huh !

“ Elo ?! Ngapain lo ? Mau sok baik di depan gw ?! “ Ujarku BT

“ Gw cuma ngucapin selamat aja kok ke elo .. “ Ucap Kevin dg senyum , yang sebenernya manis sih senyumnya .

“ Gw ga perlu selamat dr lo !! Gw udah terlanjur benci sama lo ! Lo ga usah lagi deh , muncul di depan gw ! Kalo bisa , lo nyingkir dr hidup gw !! “ Pekikku , sambil berjalan meninggalkannya . Kevin menggapai tanganku , mencegahku pergi .

“ Sampai kapan sih , lo mau terus jutek sama gw ?! Ra , gw tersiksa lo cuekin gw terus . Lagian Kevin yg sekarang , bukan Kevin yg dulu “ Ujar Kevin menatapku dalam

“ Bisa gw pegang ucapan lo barusan ?! “ Tanyaku nantang

“ Tentu “ Jawab Kevin singkat , tapi kedengarannya dia sangat mengharapkan kata ‘ya’ dari mulutku .

“ Sayangnya , gw udah ga percaya lagi sama lo ! Elo udah buat gw kecewa dan sakit hati sama lo selama ini “ Ucapku

“ Masih gara2 hal 3 taun yang lalu ?! Itu udah lama . Kenapa masih lo ungkit2 , Ra ?? “

Aku tak menjawabnya . Aku berlari ke arah sahabat2ku . Menanyakan soal kelulusan mereka . Aku begitu kaget mendengar pernyataan yg amat sangat pahit yg terlontar dr sahabat2ku .

“ Hah ?! Kalian ga becanda kan ? Itu smua boong kan !! Gw ga percaya 100% !! “ Elakku ga percaya dg apa yg baru aku denger .

“ Itu bener , Ra .. Mau diapain lagi . Desy sama Randy emang ga lulus “ Sita menenangkanku yg padahal aku ga bisa tenang kalo denger kabar itu .

“ Desy , Randy ,, yang dibilang Sita sama Larry salah kan ?! Bilang kalo itu salah !! “ desakku ke Desy dan Randy . Tapi , mereka ga jawab . Pikiranku mulai terkontaminasi , bagaimana kalo itu benar .

“ Ra , bisa kan terima ini dg akal sehat ?! “ Ujar Larry – sahabat dekat Randy

“ Lo pikir gw gilaa ?!! Gw emang gila kalo ini bener !! Gw sama Randy satu perjuangan menuju hari kemenangan ini !! Desy juga gitu !! “ Protesku .

Lama2 aku hampir nangis . Sampai akhirnya , air mataku yg sudah hampir keluar , tergantikan oleh penasaranku sendiri . Tiba2 aja , Randy tertawa dengan kerasnya .

“ Harusnya tadi muka lo yang bingung itu di rekam ya sama Larry . Lucu banget “ Ujar Randy

“ Heh ?! Lo ngerjain gw ?!! Kalian inii !! Bikin gw jantungan aja ! Jadi , kalian lulus kan “ Tanyaku penasaran dg sedikit kesal

“ Iyaa dong . Berkat usaha kita , akhirnya kita lulus bersama dan dengan cara yg benar ! “ Sahut Desy .

“ Ini cuma surprise dari kita buat keberhasilan meraih nilai teringgi “ Terang Sita .

Aku ga jawab , aku masih kesal dan sedikit malu jadi tontonan tmen2 seangkatan , ada adek kelas malah disana . Huh !

“ Ini semua ide Kevin lhoo . Tuh orangnya dibelakang lo “ Ucap randy seraya merangkulku

Au berbalik badan . Di belakangku udah berdiri Kevin dan seorang lagi . Seorang lagi udah bener2 jadi semangat buatku . Tapi , bukan Indra . Dia itu Kak Bagus . Pengajarku di bimbel .

“ Kak Bagus ?! “ Pekikku tak percaya

“ Temen2mu yang ngundang aku kesini . Selamat ya , kamu sukses dalam ujian ini “ Ucap Kak Bagus . Entah kenapa aku seneng banget pas Kak Bagus ngasih ucapan selamat buatku terasa spesial bagiku .

“ Makasih , Kak . Kan gara2 kakak juga , kakak yang udah ngajarin aku sampai aku jadi ngerti banget “ ucapku berterimakasih sama Kak Bagus , pengajar matematika di tempat kursusku

“ Kamu yang udah berusaha keras . Karena kamu yg ingin maju kan . Jadi , bukan gara2 aku “ Elak Kak Bagus , “ dan kamu juga harus berterimakasih sama Kevin , yg udah bawa aku kesini “ lanjut Kak Bagus

“ Hah ?! Apa ?! “ pekikku kaget . Aku melirik ke arah Kevin , dan melanjutkan perkataanku

“ Iyaa , nanti “ selesai berkata itu , aku langsung meninggalkan Kak Bagus dan temen2 cowoku di lobi sekolah . Sita dan Desy menyusulku

“ Serius kan omongan lo tadi ?! Lo berterimakasih ke Kevin ? “ Tanya Desy sambil jalan menuju parkiran kendaraan

“ Yaa enggaklah .. Gw ngomong gitu cuma di depan Kak Bagus aja . Soalnya , Kak Bagus taunya , gw sama Kevin baik2 aja . Jadi , gw ga mau ngecewain Kak Bagus “ Jawabku

“ Yaa ampun , berarti lo ga ikhlas ngomong gitu .. Kasian Kevin tau , Ra .. Dia ngarepin lo bisa balik lagi ke dia . Apa lo ga ngerasaa ... “ tiba2 omongan Sita terhenti begitu aja , seolah Desy menyuruhnya diam .

“ Ngerasa apa ?! Gw ga mau tau lagi soal dia !! “ ucapku cuek .

“ Heii , kaliaann .. Tungguu bentaarr !! “ Panggil seseorang dr belakang kita . Aku , Sita dan Desy berbalik badan .

“ Randy .. Larry .. Mike .. Ada apa ? “ Tanya Desy . Mereka seperti abis berlarian demi nyusul kita . Keliatan sekali mereja ngos2an .

“ Kita cuma pengen nyampein usul kita aja . “ Ujar Mike , setelah nafas agak teratur

“ Usul apa ? “ Tanyaku penasaran

“ Gimana kalo kita liburan ke pantai . Sekalian bermalam di penginapan sekitar “ Ucap Randy sembari seperti ngasih suatu isyarat ke Desy

“ Oh , ide yang bagus . Kita kan juga perlu refreshing setelah ujian “ Sahut Desy menyetujui

“ Hmm .. Gw jg setuju .. Lo gimana , Ra ? “ Sahut Sita

“ Okelah , gw juga ikut .. “ Jawabku

“ Nah , kalo gitu bawa pasangan masing2 ya “ Lanjut Randy

“ Boleh !! “ Ujar Desy dan Sita barengan

“ Teruuss , gw samaa siapaa ?? Kalian jahaatt !! “ Ucapku

“ Elo ?! Bawa aja si Kevin .. “ Jawab Mike santai . Aku malas menjawab candaan itu . Entah kenapa sekarang mereka hobi sekali mendekatkan aku dg Kevin . Padahal aku ga mau sama sekali ! Kalo ada cewe yang mau sama Kevin dan minta izin ke aku , aku akan dengan senang hati memberinya . Karena aku ga mau dia lagi . Kalo kata lagunya Mikha Tambayong , “ambillah sajaa , bekas pacarkuu “ . Tapi , dia bukan bekas pacarku , cuma bekas TTM .

Well . Kuakui Kevin emang punya tampang yang lumayan lah . Cakep . Pintar . Jago musik pula . Kalo dia udah maen alat musik , siapa sih yg ga terpesona . Dan DULU aku bangga dekat sama dia . Tapi , setelah itu dia tak lebih sbg seorang PENGKHIANAT !!

Pulang dr sekolah , aku , Sita dan Desy mampir dulu ke kafe favorit kita . Biarpun jauh dr sekolah atopun rumah kita masing2 , tapi kita suka disana . Harga makanannya murah ! Selain makan , tau kan kalo cewe2 ngumpul ngapain aja , ngerumpi dong .. Tiba2 ada 3 orang cewe yg kita – maksudnya aku , Desy dan Sita kenal , ngehampiri kita .

“ Ra , kita cabut aja yuk . Selera makan gw ilang nih gara2 ada nyamuk yg dateng “ Ajak Desy sembari nyindir 3 cewe itu

“ Yuk . Sama gw juga ga nafsu makan lagi . “ Jawabku bersiap pergi meninggalkan kafe

“ Lyra , Desy . Tunggu ! Kita ga mau ribut sama kalian sekarang . Kita kesini cuma mau minta maaf aja sama kalian . Kita tau kita udah banyak salah sama kalian . Kita khilaf “ ucap salah seorang dr mereka yg bernama Mega

“ Ra , gw juga minta maaf ya . Gw sempet marah banget sama lo , gara2 gw kira lo mau ngerebut Putra dr gw . Maaf “ Ucap Yuka yang terlihat amat menyesal

“ Gw juga , Des .. Sebenarnya yang jebak lo nyontek bukan Arin , tp gw . Maaf “ Ujar Mega juga .

“ Maaf kalo gw selalu bikin lo nangis , Sit . “ tambah Arin

Aku tak mau menjawabnya . Bukan karena aku ga mau memaafkan mereka . Tapi , aku udah ga bisa maafin mereka . Kalo mereka emang salah . Kenapa ga dari dulu mereka minta maaf . Kenapa baru sekarang ?! Aku ga ngerti pikiran mereka . Tapi , apapun itu hati gw udah tertutup buat mereka . Aku meninggalkan mereka di kafe itu . Mengajak Desy dan Sita pergi .

“ Lyra “ panggil Mega , “ Lo benci sama kita ? “ Tambahnya

“ Kalo lo tanya itu , udah jelas kan jawabannya . SANGAT “ Ucapku . Aku jalan menjauh bersama Desy sementara Sita masih belum beranjak . Entah apa yg dibicarakan . kemudian Desy memanggil Sita dg isyarat agar Sita segera meninggalkan tempat itu . Sita menyusulku dan Desy .

Hari liburan pun tiba . Pagi ini Randy dan Carol berjanji menjemputku . Aku yang semangat liburan udah siap dr pagi buta . Namun , kegembiraan itu jd pudar karena ada 2 alasan . Pertama ,Sita yg tiba2 bilang kalo ia ga jadi ikut liburan , karena ada sesuatu yg mendesak bersama keluarga besarnya . Oke . Kumaklumi hal itu . Dan , alasan kedua . Randy dan Carol ga jadi menjemputku . Tugas menjemput itu dilimpahkan pada Kevin . What ? You know , i must one car and one way with Kevin ?! Huh !! It’s make me bored .

Tapi , okelah . Karena aku ga mau batalin acara seneng2ku . Aku terima aja tawaran bareng itu . Walau aku ga nyaman semobil sama dia . Selama perjalanan , Kevin mencoba mengajakku berbicara . Aku menanggapi hanya ala kadarnya .

“ Gw denger Mega cs , minta maaf ke lo ya ? “ Tanya Kevin menyambung obrolan

“ Dari mana lo tau ? “ Tanyaku lagi

“ Dari satu sumberlah . Gw ga bisa ngasih taunya . “

“ Kalo iya , kenapa ? Kalo gw maafin mereka ,, lo ngarep , gw bisa maafin lo dan nerima lo lg gitu .. “

“ Yaa .. Ga gitu jugaa .. Jadi , lo bener maafin mereka ? “

“ Gilaa !! Gw maafin mereka ?! Ga lah !! Ga bakal pernah terjadi !! “ Ucapku ketus

“ Tapi , kenapa ? Bukannya mereka tulus ?! “ Tanya Kevin lagi

“ Hah ?! Apa ?! Tulus ?! Tulus darimana ? Gw ga yakin kalo emang tulus minta maaf . Desy juga yakini itu .. “ Tambahku lagi

“ Jadi , pintu maaf lo emang udah tertutup buat smua yang udah nyakitin lo ?! Termasuk gw ?? “ Kevin mencoba meyakinkan dirinya sendiri . Aku hanya mengangguk , mungkin tanpa memperdulikan perasaan Kevin saat itu yang sangat keliatan langsung sedih . Aku ngerasa sedikit bersalah . Dan tanpa aku sadari , hati kecilku mengatakan aku harus memaafkannya dan memberinya satu kesempatan lagi . Aku ga ngerti , kenapa aku bisa mikir gitu . Apa rasa yang dulu pernah hilang , kini datang kembali ?

“ Kevin . Andai lo tau .. Gw sebenernya pengen kembali sama lo kayak dulu lagi . Tapi , perasaan sakit ini udah terlajur nutupin smua itu .. Gw harus gimana , Vin .. “ Ucapku dlm hati sembari melirik Kevin yang mengemudikan mobil .

“ Apa ? Ga usah segitunya kali ngeliat gw .. Gw kan emang keren .. “ Ujar Kevin ke-PD-an

Ketika sudah sampe di lokasi liburan

“ Idiih .. PD deh lu .. “ ucapku sembari bersiap buat turun dr mobil , sementara Kevin udah keluar dr mobilnya .

***

“ Gimana puas yaa .. Buat gw satu perjalanan sama dia .. Temen macem apa lo .. “ Ujarku ke Carol

“ Iyaa . Maaf . Gw tau kok sebenernya perasaan lo . Tapi , Randy juga yg maksa . Katanya ga apa2 . Demi lo dan Kevin jugaa !! “ Terang Carol

“ Selain , Randy pasti ada orang lain lagi kan .. “ Tanyaku memastikan sembari melirik Desy

“ Lo pikir gw sekongkol gitu sama Randy ?! Sumpah deh , Ra .. Kalii ini tuh pure idenya Randy sendiri .. Ato ga , idenya Mike sama Larry kali ya .. “ bantah Desy

“ Mereka ituu , ... Bener2 deh .. “ Ucapku gemas

Argumenku kali ini bener2 di bantah sama Desy dan Carol . Mereka kini malah ngedukung para lelaki . Mereka bilang : aku harus kasih dia kesempatan , smua manusia berhak dpt kesempatan kedua .. dia udah berubah , aku harus bisa maafin dia .. Dan masih banyak lagi lah yang mereka nasihatin .

“ Bodo .. gw kesini kan mau jalan2 liburan .. Jangan paksa gw dong .. “ Sergahku kesal

“ Udah yuk .. keluar . tmen2 kita udah pada nunggu tuh “ ajakku

Kita berkumpul di lobi cottage . Kemudian berjalan di sepanjang garis pantai sambil ngobrol dan bercandaan . Ketawa-ketiwi , dorong2an , ejek2an , dan lain2 deh . Yang jelas seru2an bareng .

Menjelang sore hari , aku dan yg lain udah balik ke cottage . Kita melihat pemandangan sunset dari dekat cottage yg berhadapan langsung sama pantai . So romantic . Hanya aja aku jadi BT . Randy sama Carol nikmatin waktu berduaan , Desy sama Kak Eza (pacarnya Desy) juga berduaan . Sisanya tinggal dua sahabat Mike dan Larry yg sama2 kompak ga bawa cewe2 mereka liburan , lagi main2 air di pinggiran pantai . Satu lagi , tentu “sangat” sengaja disisain buat aku , Kevin . Huh ! Tambah BT aku !!

Saat aku mau balik ke cottage , saking BT-nya . Kevin mencegahku dengan menarik tanganku menjauhi temen2 yang lain . Setelah dirasa cukup jauh . Ia berhenti . Aku melepaskan gandengannya , cengkramannya begitu kuat hingga membuat pergelangan tanganku sakit .

“ Ada apa ? “ Aku masih berusaha cuek , walau aku bahagia saat itu . Kevin bersimpuh di hadapanku dan memegang kedua tanganku .

“ Ra , kali ini gw bener2 mohon sama lo . Maafin gw ya . Terima gw spt dulu lagi . Gw pasti akan jadi spt yg dulu “ Ucap Kevin memelas . Aku belum menjawab , Kevin sudah memulai lagi .

“ Cukup selama ini lo jauhin gw terus ,, karena emang gw yang salah . Dulu gw yang percaya sama lo .. Awalnya gw masih bisa terima , tapi kelamaan gw ga bisa boongin diri gw , gw terlalu sayang sama lo .. Please , forgive me “ Lanjut Kevin . Omongan Kevin yang spt ini , yang slalu bikin hatiku luluh . Aku melepas genggaman tangannya .

“ Bangun “ suruhku , “ Sebenernya , telat buat ngakui semua kesalahan lo itu . Tapi , gw masih bisa ngehargai itu . So , gw maafin lo .. “ Ucapku

“ Lalu , ... Yang satunyaa ... “ lanjut Kevin

“ Yang mana ?! “ Tanyaku pura2 tak mengerti , padahal aku sudah punya jawabannya .

Kevin menarik nafas panjang , lalu dihembusan kembali seolah ia sedang mengumpulkan keberanian .

“ Lo mau kan kita balik kayak dulu lagi ?! Kalo dulu kita sebatas TTM , sekarang gw mau kita lebih dari itu .. Lo mau jadi cewe gw ?? “ Ujar Kevin .

Aku tak menjawab . Aku bersandar ke pohon kelapa yang ada dibelakangku .

“ Iya . Aku mau kok “ Ucapku pelan

“ Thank you so much !! “ Kevin memelukku agak lama , setelah itu aku melepaskannya karena aku menyadari ada “mata2” yang mengawasi .

“ Desy . Carol . Kesini aja lah . Jangan ngumpet gitu “ aku memergoki sahabat2ku yang memata2i aku dan Kevin dr kejauhan . Entah dg perasaan apa (ketauan mungkin) mereka mendekat dengan langkah santai .

“ Ciee .. Ada yang ga single lagi nih “ Ledek Randy , seraya menyenggol Kevin dr belakang

“ Tuh kan , kalo marahan ga ada artinya kan .. Enakan kayak gini kan .. “ Sambung Mike

“ Iyaa .. Gw baru sadar kalo perasaan benci gw udah nenggelamin rasa sayang gw . Tapi , kalian menyadarkan ku lagi akan rasa itu . Thank’s . Makasih ya , Vin ,, lo udah bisa bikin hai gw terbuka lagi buat lo “ Ucapku

“ Anything for you “ Ujar Kevin sambil mengacak2 rambutku .

“ Vin , gw minta tolong ya . Lo bisa bilangin ke Mega cs , gw udah maafin mereka . Apapun responnya mereka , smua harus melalui lo ya . Gw bisa maafin mereka , tapi , gw blom bisa nerima mereka sbg temen gw lg . Bisa lo bantuin gw ? “ Pintaku ke Kevin

“ Bisa kok . Lo juga ga perlu maksain , kalo emang lo blm bisa . Gw rasa , mereka pasti ngerti “

Saat – saat bahagia itu kurasakan harus berakhir . Saat di pantai , aku seperti mendengar alarm HP ku berbunyi . Yaa , memang berbunyi . Aku terbangun dari mimpi indah itu . Aku kaget , dan ga nyangka kalo itu hanya bunga tidurku . Rasanya semua itu begitu nyata .

Aku sempat kecewa berat . Namun aku sadar , aku ga mungkin mendapatkan itu semua . Yang mungkin aku dapatkan hanyalah kelulusan dan sahabat2 yang benar2 care sama aku . Aku ga mungkin dapat memaafkan semua yang tlah menyakiti aku . Dan aku mungkin untuk saat ini , tak mungkin mendapat sosok cowo seperti Kevin .

Semua memang hanyalah mimpi . Tapi , aku bahagia akan mimpi itu .

S E K I A N

New baked post

32 THINGS YOU SHOULD KNOW ABOUT ME | Alika #blogsocialdiary

  Edited by Canva | @blogsocialdiary  Why it should be 32?  It is because I am turning 32 this year. Welcome To 30's Club! Here they are...