Read into your languange

Sunday, November 13, 2011

FFS - Akhir Cerita Cinta (Chapter 4)


- C H A P T E R 4: CINTA LAMA BELUM KELAR -

Pagi ini Widy meminta Rangga untuk menemuinya didepan kampusnya. Widy merasa Rangga tak menepati janjinya agar tak mengatakan kepada siapapun tentang hubungan mereka.

“ Kenapa kamu melanggar janji kita? Sekarang ini keluargaku jadi tau. Padahal, aku belum mau ngasi tau mereka “ tanya Widy pada Rangga saat mereka bertemu

“ Apa salah? Aku cuma cerita ke Dicky soal kita “ ucap Rangga

“ Astagaa.. Pasti Dicky bilang-bilang ke Morgan. Apa jangan-jangan Morgan juga yang ngasi tau Kevin?! “ ujar Rangga baru tersadar

“ Iya, walaupun Kevin nggak mau mengakuinya “ ujar Widy cuek karena masih sedikit marah

“ Wid, jangan marah dong.. Ini malah bagus kan buat hubungan kita kedepannya. Aku sayang kamu, aku ingin kita lebih serius “ ucap Rangga sambil menaruh tangannya diatas tangan Widy

“ Aku juga mau kita lebih serius lagi. Tapi, nggak saat dan secepat ini, Rangga.. Aku takut. “ ujar Widy pelan

“ Apa yang bikin kamu takut jalani ini semua? “ tanya Rangga

“ Banyak. Aku takut, kamu nggak diterima dikeluargaku. Kamu harus tau, orangtua aku bener-bener pemilih kalo udah memilih pasangan untuk anak-anaknya “ ucap Widy. Mendengar itu Rangga mendekap Widy dengan sayang. Widy merasa nyaman dalam dekapan itu.

“ Kamu nggak usah takut. Kita pasti akan jalani bersama-sama. Aku nggak akan biarin kamu bimbang sendiri. Jadi kalo ada apa-apa, kamu bisa cerita apapun ke aku “ ujar Rangga menenangkan Widy

“ Wid, hari ini papa aku baru datang dari Bali. Kapan kamu siap aku kenalin ke papa? “ tanya Rangga saat Widy sudah mulai tenang dari isak tangisnya

“ Kita masih baru. Jadi aku minta, jangan buru-buru ngambil keputusan. Aku ingin semua ngalir apa adanya “ ucap Widy sambil mengusap air matanya yang sempat terjatuh dipipinya. Rangga membelai rambut Widy dan memandang gadis itu dengan perasaan sayang dan tulus.

( Rangga – Widy sing a song: Penghujung Cintaku, by: Pasha dan Adelia )

Hari ini Angel berniat mencari tahu tentang Rangga. Maka tempat yang datangi pertama adalah komplek perumahannya yang dulu. Itu merupakan tempat pertamanya yang ada dalam benaknya. Ia mencarinya seorang diri. Ia ragu untuk meminta Bani menerimanya. Ia takut seandainya ia meminta orang lain menemaninya, orang itu akan menganggap Angel masih mengharapkan seorang Dewa kembali padanya. Angel mendatangi rumah ketua RT-nya. Namun, yang ia temui hanya anaknya, Ilham-yang juga temen masa kecilnya dan Rangga. Ilham masih mengingat Angel. Ilham menyuruh Angel masuk, kemudian mereka mulai mengobrol dan Angel langsung mengutarakan maksud kedatangannya.

“ Gue cuma mau tau, apa Dewa pernah dateng kesini lagi? Soalnya gue denger dia udah ada di Jakarta “ ujar Angel. Ilham tak langsung menjawab, ia terlihat seperti berpikir sesuatu.

“ Ilham?! “ sebut Angel lagi karena Ilham lama membisu

“ Gue nggak tau malah, kalo dia udah di Jakarta.. “ ucap Ilham kaget ketika Angel memanggilnya dengan nada penasaran

“ Lo nggak bohong kan sama gue?! “ tanya Angel yang sedikit curiga sama perkataan Ilham

“ Nggaklah.. Mana mungkin gw bohong.. Kalo lo nggak percaya, tunggu Herman pulang. Lo tanya langsung ke dia. Dia yang biasa bantu-bantu bokap soal warga “ ujar Ilham. Angel tertunduk diam. Entah apa yang dirasakannya. Mungkin perasaannya kacau. Tak lama setelah itu, Angel pamit pulang. Ilham mengantarnya sampe Angel menaiki mobilnya.

“ Maaf, Ngel.. Gue terpaksa bohong sama lo. Bener. Dewa memang ada di Jakarta. Tapi, dia mengganti namanya “ batin Ilham sambil memperhatikan mobil Angel yang mulai berjalan.

Selama dikampus, Widy nggak bisa berhenti dilemma. Ingin jujur terhadap keluarganya. Namun disisi lain, ketakutannya ditolaknya Rangga dalam keluarga menjadi semakin besar. Linzy dan PJ heran dengan perubahan sikap Widy yang tiba-tiba jadi diam. Mereka mencoba bertanya,namun Widy tak mau menjawabnya. Ia malah berlalu dari kedua sahabatnya. Linzy dan PJ hanya berpandangan tak mengerti.

( Widy sings a song: Takut, by: Vierra )

Widy berjalan melewati lapangan basket disaat tim basket sedang istirahat latihan. Reza melihat Widy sedang murung. Ia pun menghampiri Widy dan menanyakan sebabnya. Widy tetap tak mau bercerita. Walaupun Reza memaksanya untuk bercerita, Widy tetap enggan membuka mulutnya. Akhirnya Reza menyerah dengan keras kepala Widy dan kembali ke lapangan.

“ Nanti selese kuliah, kamu tunggu aku didepan kampus ya “ ucap Reza sebelum ia kembali latihan.

Widy tidak mengerti apa maunya. Ia memandangi Reza yang sedang lari-larian mengejar bola bersama yang lain. Kemudian ia beranjak dari tempatnya berdiri. Sepasang mata mengamati pemandangan itu dari kejauhannya. Orang itu tersenyum puas dengan apa yang dilihatnya. Widy menoleh ke arah orang itu. Ketauanlah siapa yang memata-matainya itu.

“ Kevin!! Lo ngapain sih ngutit gue mulu!! “ ucap Widy ketika memergoki Kevin mengikutinya

“ Apaan sih?! Siapa yang juga ngikutin lo.. Kayak gue kurang kerjaan aja.. “ elak Kevin terlihat gugup

“ Terus lo ngapain disini? “ tanya Widy masih curiga

“ Kebetulan gue cuma lewat sini kok.. Udah yaa, gue masuk dulu.. “ ujar Kevin belaga cuek

“ Eh, tunggu!! “ Widy menyetop Kevin, “ Gue heran, kenapa ya kok kayaknya lo muncul terus disekitar gue?! “ tanya Widy curiga

“ Lu GeeR banget sih.. Kita kan satu kampus dan seangkatan, jadi maklum kan kalo seiring ketemu.. “ sahut Kevin

“ Udah deh.. Lo tinggal jujur aja, susah banget “ paksa Widy. Kevin tetap tak bicara banyak. Ia justru meninggalkan Widy sendiri. Widy merasa ada yang disembunyikan oleh sepupunya itu.

Siang itu Morgan dan Dicky mendapat tugas menjemput ayah mereka di bandara. Kedatangan mereka bertepatan dengan pesawat Om Romi yang dari Denpasar landing. Usai melepas kangen dibandara sejenak, mereka langsung menuju rumah mereka. Saat dalam perjalanan, Om Romi menanyakan sesuatu hal yang sedikit susah dijawab baik oleh Morgan maupun Dicky.

“ Kenapa kalian nggak jawab? “ tanya Om Romi saat melihat kedua putranya saling berpandangan bingung

“ Ada yang udah punya pacar diantara kalian? Morgan? “ tanya Om Romi pada Morgan yang mengendarai mobil

“ Ngg.. Kalo yang udah punya pacar ada sih, Pa.. Tapi, masih baru banget “ jawab Morgan grogi sambil melirik Dicky yang disebelahnya

“ Siapa? Rangga? “ tanya Om Romi. Morgan dan Dicky saling berpandangan sebentar. Kemudian mengiyakan kata-kata ayah mereka.

“ Oh bagus.. Berarti dia menjalani tugas sebagai anak tertua dengan baik “ ujar Om Romi

“ Apa dia pernah membawa gadis itu kerumah? “ tanya Om Romi lagi

“ Tadi kan Morgan bilang, ini masih baru banget. Jadi Rangga belum mau ngenalinnya sebagai pacar, Pa.. “ ujar Morgan terus terang

“ Tapi Rangga janji, kalo papa kesini pasti akan dikenalin secepatnya “ ucap Dicky. Suasana menjadi hening sampai dirumah. Sambil menyetir mobil, Morgan meng-SMS Kevin. Yang isinya mengajak Kevin ke kampus Rangga untuk bertemu Bisma dan Tryan.
“ Kalo nggak bisa nyuruh langsung, ini satu-satunya cara “ ucap Morgan dalam hati

Sementara itu selese jam kuliah, Widy menunggu Reza ditempat yang dijanjikan. Reza berjanji akan membawa Widy ke tempat yang bisa membuat dara itu tenang. Untuk menempati janji Reza itu, Widy terpaksa berbohong pada Rangga dengan dalih ada kuliah tambahan, saat Rangga akan menjemputnya. Untunglah Rangga tidak curiga terhadapnya. Reza membawa Widy ke sebuah restoran dipinggir kota, yang sekelilingnya masih dipenuhi dengan hutan-hutan wisata.

“ Buat apa lo bawa gue kesini? “ tanya Widy ketika turun dari mobil

“ Gue liat lo lagi murung. Tempat paling bagus buat orang yang lagi badmood, ya disini. Gue yakin setelah lo dari sini, lo bakal ngerasa lebih tenang “ ujar Reza sambil mengunci mobilnya.

Widy duduk dikursi yang ada ditaman itu sambil tetap melamun. Reza menjauh dari Widy sebentar. Tak lama kemudian Reza muncul dihadapan Widy dengan membawa dua gelas teh hangat ditangannya.

“ Nih “ ujar Reza sambil memberikan satu gelas ke Widy

“ Orang bilang kalo ditempat sejuk seperti ini dan ditemani segelas teh, maka akan bisa ngelupain masalah yang sedang dihadapi. Widy mengambil gelas teh itu dari tangan Reza dan meminumnya sedikit demi sedikit. Reza duduk disamping Widy.

“ Sebenarnya kamu ada masalah apa? Keliatannya bikin kamu nggak nyaman? “ tanya Reza

“ Sebelum gue jawab. Boleh gue tanya sesuatu? “ tanya Widy. Reza mengangguk pasti.

“ Kenapa lo tiba-tiba jadi baik sama gue? Sebelumnya elo nggak pernah seperhatian gini kan sama gue? Apa lo ada hubungannya sama sikap anehnya Kevin ke gue? “ Widy mengintogerasi. Reza terkejut dengan pertanyaan dari Widy. Ia tidak menduga Widy akan menanyakan hal itu. Ia sempat kelimpungan untuk mencari jawabannya.

“ Memang salah ya kalo gue baik sama lo?! Lo kan sahabat manajer tim basket gue, jadi bolehlah gue baik sama lo.. Terus, soal Kevin.. Gue nggak ada hubungannya sama dia kok.. “ ujar Reza gugup

“ Bener? “ tanya Widy dengan mimik wajah tak percaya

“ Sumpaahh “ ucap Reza meyakinkan Widy. Dengan rasa setengah percaya dan setengah tidak Widy tak melanjutkan intogerasinya. Ia berpikir, mungkin dia memang tak tahu sekarang, tapi suatu saat dia pasti tau kebenarannya.

“ Wid, sekarang lo bisa cerita apa masalah lo ke gue? “ tanya Reza

“ Tapi, lo juga harus bantu gue cariin solusi buat gue “ ucap Widy memberi syarat. Reza menyanggupinya.

Widy menceritakan kebimbangannya pada Reza. Saat ditengah-tengah bercerita, Widy tersadar kenapa dia bisa bercerita semua ke Reza tanpa rasa canggung. Widy sempat berpikir rasa untuk Reza memang belum usai.

“ Kalo menurut gue, mungkin lo memang harus ngenalin cowo lo ke keluarga lo. Urusan dia diterima ato nggak, bisa jadi urusan belakangan. Apa lo mau backstreet terus-terusan? “ ucap Reza memberikan solusi untuk Widy. Dalam hati Widy membenarkan kata-kata Reza tersebut. Namun jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia masih tetap merasa ragu.

Sementara itu, beberapa kilometer dari tempat Widy dan Reza terlihat 3 orang cowo yang sengaja memilih tempat itu untuk menjadi tempat Bisma, Tryan, dan Rangga nongkrong. Bisma dan Tryan sengaja membawa Rangga ke tempat itu agar Rangga melihat Widy bersama cowo lain. Dan terbakarlah api cemburu di hati Rangga. Lokasi itu memang menjadi lokasi yang sudah disepakati Kevin dan Reza. Rangga memang melihat Widy bersama Reza. Rasa tidak suka sedikit demi sedikit mengisi pikiran dan batinnya. Namun, ia tidak menunjukkan itu di hadapan Bisma dan Tryan. Walaupun sebenarnya keduanya juga sudah mengetahui gelagat cemburu Rangga, tapi mereka hanya diam.

“ Hei, balik yuk.. “ ajak Rangga pada kedua temannya

“ Kenapa buru-buru? Santai ajalah “ ucap Bisma santai sambil meneguk softdrink yang ada ditangannya.

“ Lo kenapa sih? Kok kayak nggak tenang gitu?! “ tanya Tryan

“ Tungguu.. Biar gue tebak.. Apa ada hubungan sama pasangan yang ada disebarang sana? Lo kenal sama mereka?“ ujar Tryan. Rangga tak dapat mengelak lagi. Memang ia harus menceritakan semua hubungannya kepada kedua sahabatnya itu.

“ Iya. Lo bener. Cewe itu, cewe yang pernah gue ceritain ke kalian. “ ucap Rangga sambil terus merhatiin Widy dan cowo yang disamping Widy itu

“ Jadi itu cewe lo yang belum lo kenalin ke kita? Siapa cowo yang disebelahnya? Lo kenal? “ tanya Bisma memastikan.

“ Gue nggak tau siapa dia. Mungkin itu sebabnya Widy nolak pas gue ajak pulang bareng tadi. “ ujar Rangga

“ Oh, jadi namanya Widy.. “ gumam Bisma seolah-olah baru mengerti persoalannya.

“ Kalian udah tau kan sekarang.. Udah yuk, cabut.. Males gue disini.. “ ajak Rangga sembari menyambar kunci mobilnya dari atas meja. Kemudian berjalan ke arah mobil. Bisma dan Tryan langsung mengikuti Rangga menuju mobil. Rangga cs melewati tempat Widy dan Reza. Saat itu Widy melihat mobil Rangga dan mengenali nomor polisinya. Ia langsung tersadar dan berpikir pasti Rangga juga melihatnya. Ia mencoba menelpon Rangga, namun Rangga membiarkan panggilan itu sampai deringnya mati sendiri. Menyadari hal itu, Widy makin mengira Rangga marah padanya. Ia pun mengajak Reza pulang saat itu juga.

Sementara itu dirumah Widy. Tante Risa sedang menagih janji Raka untuk membawa Rangga padanya, maksudnya untuk diperkenalkan pada keluarga. Raka yang belum tau kapan bisa melaksanakan janjinya pun berdalih menunggu sampai Widy mau mengenalkannya sendiri. Namun, sang mama sepertinya tak mau menunggu sedemikian lama. Wajarlah sebagai orang tua, pasti ingin tau siapa orang yang lagi dekat dengan anaknya. Apalagi bila itu menyangkut satu-satunya anak perempuan. Saat sang mama sedang berdiskusi dengan Raka, Ifan datang bersama Natly. Mereka sempat mendengar percakapan Tante Risa dengan Raka.

“ Tante, kalo nggak keberatan. Gimana kalo aku aja yang ngomong sama Widy “ usul Natly

“ Iya, Ma.. Waktu mama nggak dirumah, kan Natly yang jadi tempat sharing Widy. Mungkin kali ini kalo dia yang bicara, Widy mau denger “ Ifan mengiyakannya

“ Gimana, Ma? “ tanya Raka penasaran. Tante Risa memandangi Raka, Ifan, dan Natly secara bergantian sebelum menentukan keputusannya

“ Baik. Tante percayakan ini ke kamu. Karena sepertinya anak Tante sendiri nggak bisa dikasi kepercayaan ini “ ucap Tante Risa pada Natly sembari menyindir Raka yang langsung sibuk dengan HP-nya.

“ Iya, Tante. Akan kucoba “ jawab Natly sopan,

“ Widy ada, Tante? “ tanya Natly sesaat kemudian

“ Sepertinya dia belum pulang. Kalo mau, silahkan ditunggu aja. Biasanya jam segini udah pulang dia “ jawab Tante Risa sambil berdiri dan berjalan masuk ke kamarnya. Widy pulang dan mendengar namanya disebut-sebut.

“ Ada yang nyebut-nyebut namaku? “ tanya Widy ketika masuk ruang tengah

“ Kamu pulang sama siapa? “ tanya Raka mengangkat wajah dari keasyikan dengan HP-nya.

“ Sama Reza. Kenapa? “ tanya balik Widy

“ Dia udah pulang? “ ucap Raka. Widy mengangguk. Raka menghela nafas pasrah.

“ Kenapa sih? “ tanya Widy penasaran

“ Nggak apa-apa “ sahut Raka meninggalkan ruang tengah

“ Wid, aku mau ngomong sama kamu. Berdua “ ucap Natly

“ Boleh. Dilantai atas yuk “ ajak Widy. Widy dan Natly berjalan menuju lantai 2 depan kamar Widy. Natly pun langsung mengutarakan pertanyaannya.

***

“ Ada apa? “ tanya Widy

“ Kamu udah punya pacar? Mending kamu jujur aja sama aku. Aku juga udah denger soal itu. Raka dan Kevin udah cerita soal cowo kamu “ ucap Natly. Widy menunduk tanpa berkata-kata

“ Wid, kita disini nggak akan marahin kamu. Karena cinta itu bebas memilih. Tapi, kenapa kamu nggak bawa dia untuk dikenalin ke kita semua? “ ujar Natly lagi mengerti ketakutan Widy

“ Bukan aku nggak mau. Tapi, aku sama dia masih baru banget. Lagian aku takut. Kalo mama sama papa nggak bisa terima dia dikeluarga ini. Padahal aku sayang banget sama Rangga “ ujar Widy perlahan

“ Harusnya kalo kamu yakin sama pilihanmu, kamu nggak perlu takut sama apapun. Denger, kalo kalian memang jodoh dan ditakdirkan bersama, kalian pasti akan bisa melaluinya bersama tanpa rasa takut “ nasihat Natly

“ Tapi, mama orangnya pemilih.. Sampe setahun ini pun mama belum bisa ngerestuin Kak Raka dan Mezty. Mama cuma bisa nerima cewe kayak kamu aja “ ujar Widy keras

“ Itu wajar. Karena setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Sekarang aja Tante Risa udah bisa terima sama Mezty. Semua itu butuh proses “ jelas Natly. Widy terdiam merenungi semua nasihat Natly padanya

“ Kalo kamu memang belum siap ngenalin Rangga ke orang tua kamu, bisa kamu kenalin dia ke aku dan Ifan? Seenggak ada kakak kamu yang udah mengenalnya terlebih dahulu “ usul Natly. Widy terkejut dengan permintaan itu. Ia bingung harus menjawab apa. Karena ia masih merasa Rangga marah padanya setelah melihat dirinya dan Reza. Kemudian, Widy mengatakan kalo ia akan memikirkannya terlebih dahulu. Setelah itu Widy masuk ke kamarnya. Ifan naik ke lantai 2. Natly menceritakan obrolannya dengan Widy beberapa saat yang lalu. Dan mengatakan kalo Widy masih bersikukuh belum mau memperkenalkan Rangga kepada keluarga. Ifan berniat berbicara dengan Widy, namun Widy sedang tak mau berbicara dengan siapapun.

Didalam kamar, Widy mencoba menghubungi Rangga. Namun, Rangga tetap tak mengangkat teleponnya. Widy menjadi sedih. Ia merasa cobaan dalam percintaan ini begitu sulit ia hadapi. Belum masalah keluarga yang memaksa Widy mengenalkan Rangga selesai, sekarang Reza muncul menumbuhkan kembali rasa yang dulu sempat hilang dan memberi harapan yang sebenarnya harapan yang dulu diinginkan Widy.

Morgan dan Dicky sedang main ke komplek perumahan mereka dulu sebelum mereka pindah ke Bali. Komplek itu memang sudah sedikit berubah. Namun, ada beberapa kenangan yang tidak bisa mereka berdua lupakan. Mereka mengunjungi teman lama Morgan, Herman. Mereka bernostalgia cerita-cerita masa lalu. Kemudian, rumah Herman kedatangan tamu lagi. Teman sekolah Ilham-adik Herman. Ternyata teman Ilham itu adalah Grace, yang dipanggil GC, adik Angel. GC terkejut begitu melihat Morgan dan Dicky juga ada disitu.

“ Sejak kapan kalian di Jakarta? “ tanya GC pada Morgan dan Dicky

“ GC, kamu masih inget mereka? Kirain udah lupa. Waktu dulu kan kamu dan Dicky masih kecil “ ujar Herman

“ Jelas aku masih inget. Dulu kan kita sempat hampir jadi ipar “ ucap GC santai

“ Tolong ya, hal itu jangan diungkit-ungkit lagi. Itu cuma masa lalu “ ucap Morgan

“ Iya. Kita fokus aja sama yang sekarang “ lanjut Dicky

“ Kalian kenapa? Oh iya, boleh aku tau sesuatu. Sebenarnya Kak Dewa dimana sekarang? “ tanya GC. Morgan, Dicky, Herman, dan Ilham saling berpandangan heran. Herman dan Ilham memang sudah tau kalo Dewa mengganti namanya jadi Rangga. Karena Rangga udah pernah kesana, tepat sehari sebelum Angel menemui Ilham dirumah itu.

“ Buat apa kamu mau tau itu? “ tanya Morgan sesaat kemudian

“ Yaa mau tau aja. Nggak boleh? Kalo nggak boleh nggak apa-apa kok “ ujar GC

“ Oke. Tapi, tolong kamu jangan bilang ini ke Angel ato siapapun ya “ ucap Morgan,

“ Aku rasa belum saatnya dia tau soal ini “ lanjutnya lagi. GC berjanji tak akan memberitahu ke Angel. Sehingga, ia mendengar cerita Morgan cs tentang Rangga. Morgan juga menceritakan tentang Rangga dan Widy sekarang. Itu sebabnya Angel nggak boleh sampai tau dulu tentang ini. Mereka takut situasinya akan berdampak buruk untuk Widy.

- TO BE CONTINUED -

No comments:

Post a Comment

Let's discuss more.

New baked post

32 THINGS YOU SHOULD KNOW ABOUT ME | Alika #blogsocialdiary

  Edited by Canva | @blogsocialdiary  Why it should be 32?  It is because I am turning 32 this year. Welcome To 30's Club! Here they are...