*
“Pa, pertama
kali papa ketemu mama disana kan ya?” pertanyaan mama langsung memunculkan
pertanyaan kembali dikepalaku. Seingatku, mereka pernah bercerita tentang
pertemuan kedua orangtuaku di Kota Jogjakarta, bukan disalah satu aula
pergelaran yang terdapat dikawasan wisata dibagian salah satu kaki gunung
Merapi. Kali ini mama justru menanyakan hal berkebalikan dengan fakta yang
pernah diceritakan padaku.
“Eh? Iya,
ya.. Oh iya, bener disitu..” jawab papa sstelah mengingat-ngingat sejenak kejadian
beberapa puluh tahun silam.
“Hah?
Bukannya di Jogja?” aku mencoba memastikan ingatanku akan cerita yang pernah kudengar
tempo lalu.
“Itu pertama
kalinya. Sangat pertama kali. Terus, habis itu lama nggak ketemu lagi. Setelah
beberapa tahun, ketemu lagi di Jogja gitu..” ucap mama menerangkan masa lalu, masa
pengenalannya dengan lelaki yang kini menjadi suaminya.
“Mama lagi
ngapain disana?” tanyaku lagi,
“Mama kan dulu
pernah ikut penari jaipong” sahut papa kemudian.
Aku tidak
tahu itu benar atau tidak. Saat itu pikiranku sudah bercabang. Aku memikirkan
satu fakta lagi yang mungkin akan terjadi dalam hidupku selanjutnya bersama
orang itu. Seseorang yang pernah kukenal dua tahun yang lalu. Namun, sebulan
setelah itu ia berlalu dari sekitarku. Aku bahkan tidak tahu dia ada dimana
saat itu. Berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, hingga akhirnya satu tahun 2
bulan, aku baru mendapatkan informasi tentang keberadaannya. Tentang dia yang
sedang menempuh studio-nya di Negeri Matahari Terbit sana. Oh, begitu jauh
dirinya dari diriku yang masih terpenjara di tanah air ini dengan sejuta mimpi
dan cita-cita yang menyuruhku segera mewujudkannya, ditambah dengan kewajiban
studi yang harus segera kuselesaikan. Ya, aku berharap, aku masih mempunyai
waktu untuk menyampaikan perasaan terpendam ini untuk dia disana yang sama-sama
sedang berjuang untuk masa depan masing-masing. Juga, semoga yang dialami orang
tuaku tempo dulu, kembali menurun pada anak gadisnya ini. Bertahun-tahun
terpisahkan jarak yang tidak dekat, pada akhirnya akan dipersatukan oleh takdir
cinta kita. Amin.
No comments:
Post a Comment
Let's discuss more.