Sewaktu aku mengikuti rangkaian kelas menulis tahun 2013 silam, ada pengisi materi yang bilang, tepatnya memberi pesan sih, katanya: tulislah apa yang ingin kamu ketahui ; dan jika ada yang belum menulis apa yang ingin kamu baca, maka kamu-lah yang memulai menulisnya. Itu semacam perpesanan yang sepertinya harus terus dipegang oleh setiap penulisnya, karena semakin kesini aku sering mendengar atau membaca tweet para penulis major yang mengatakan demikian. Nah, apa hubungannya dengan postingan kali ini? Karena aku sangat ini tahu tentang pemain-pemain bulutangkis dari Taiwan dengan sistem-permainan-rangkap-nya (well, yang terakhir ini karena teringat beberapa periode lalu Indonesia juga sempat menerapkan bermain rangkap begini).
Daann... datang lagi nih dengan "tamu" siap dibahas disini. Bintang-bintang tamu kali ini masih sama seperti bintang tamu pada KFP #1 dan #2--mereka masih satu arena, bahkan bintang-bintang tamu (iya, kali ini nggak hanya satu orang...) ini masih berhubungan erat dengan bintang tamu di KFP #2. Sekarang adalah teman-temannya Chou-Ge.
Sehubungan masih dalam suasana Piala Sudirman 2017 yang digelar di Gold Coast, Australia, sejak 21 - 28 Mei 2017. Chinese Taipei alias Taiwan merupakan salah satu dari dua tim jagoan diperhelatan Sudirman Cup tahun ini (udah tau dong, siapa satunya :D). Oh iyaa, meskipun Taiwan akhirnya harus menyerah dibabak perdelapan besar 1-3 dari Tim Korea Selatan, yang meraih gelar juara pada final Hari Minggu lalu, 28 Mei 2017 setelah memenangkan game 3-2 dari juara bertahan, Tiongkok. Para BL tau dong, siapa lagi sih yang rutin nyumbang poin buat Taiwan, bahkan satu-satunya poin yang didapat pas lawan Korea? Yuk, baca dibawah ini aja... :)
Sebelum gelaran Sudirman Cup 2017 dimulai aku sempat menebak kira-kira pemain siapa yang bakal dibawa ofisial Taiwan ke Australia. Aku menebak kalau dari sektor Woman Single, pasti tidak akan tidak memberangkatan andalan mereka, Tai Tzu Ying. Yap, darimana lagi Taiwan bisa mencuri poin kalau bukan dari tunggal nomer satu dunia ini. Kemudian aku menebak disektor MS. Sama seperti disektor WS, Chou Tien Chen tidak mungkin ditinggalin karena kupikir sampai saat ini, Chou-Ge masih jadi MS terkuat dan andalan Tim Taiwan. Yang terakhir aku menebak penghuni peringkat sepuluh dunia sektor ganda putera Lee Jhe-Huei/Lee Yang pasti akan menemani Chou-Ge dan Tzu Ying, plus ganda putera Taiwan yang menjuarai China Masters 2017, Chen Hung Ling/Wang Chi Lin. Dan, ngomong-ngomong Wang Chi Lin bisa diturunkan didua nomer, ganda campuran bersama Lee Chia Hsin.
Dan, inilah daftar pemain yang dibawa Ofisial Tim Sudirman Cup 2017 Taiwan ke Gold Coast, Australia:
Players
|
|
Pertama aku mau bahas dari pemain-pemain putera dulu. Aku mau bahas pemain tunggal putera yang diberangkatan ke Gold Coast (meskipun tiga kali pertandingan lalu, hanya mengandalkan satu nama).
Chou Tien Chen / 周天成
Postingan Kepoin Figur Publik #2, aku sudah pernah menuliskan tentang Chou-Ge. Jadi aku nggak akan menuliskan ulang tentang doi ya. Kalian bisa klik link diatas buat baca langsung ditempatnya :)
Chou-Ge dipercaya main tiga kali selama Tim Taiwan masih dalam pertandingan Sudirman Cup 2017. Dua kali dipenyisihan grup 1B melawan Tim Rusia dan Korea Selatan. Hasil match Chou-Ge not bad-lah.. pas lawan Rusia, doi harus main tiga set melawan Sergey Sirent, dan syukurlah doi menang: 21-7, 18-21, 21-16. Sementara dijadwal penyisihan grup lainnya, Chou-Ge kalah dua set langsung dari tunggal andalan Korea, Son Wan Ho. Mereka sudah sering bertemu sih diturnamen lainnya, tapi entah kenapa sepertinya Wan Ho Oppa ini masih terlalu canggih untuk dikalahkan Chou-Ge ya.. termasuk ketika Taiwan dan Korea kembali ketemu dibabak perdelapan final (Quarter Final). Seharusnya Taiwan bisa dapat poin kedua dari Chou-Ge, kalau bukan karena angin keberuntungan lebih memihak ke oppa-nya Korea :(. Chou-Ge kalah tiga set dengan skor maksa dan penuh drama: 13-21, 21-18, 23-21 :( :(
Kalau boleh menebak lagi, perasaan Chou-Ge waktu main dan masuk dipoin kritis dibabak QF lalu, mungkin beban "harus-menang-harus-dapat-poin-dua" yang bikin Chou-Ge terbebani. Karena kupikir, Chou-Ge memback-up ganda puteri yang main setelahnya yang diatas kertas memang kalah dari gandanya Korea.
Chou-Ge dipercaya main tiga kali selama Tim Taiwan masih dalam pertandingan Sudirman Cup 2017. Dua kali dipenyisihan grup 1B melawan Tim Rusia dan Korea Selatan. Hasil match Chou-Ge not bad-lah.. pas lawan Rusia, doi harus main tiga set melawan Sergey Sirent, dan syukurlah doi menang: 21-7, 18-21, 21-16. Sementara dijadwal penyisihan grup lainnya, Chou-Ge kalah dua set langsung dari tunggal andalan Korea, Son Wan Ho. Mereka sudah sering bertemu sih diturnamen lainnya, tapi entah kenapa sepertinya Wan Ho Oppa ini masih terlalu canggih untuk dikalahkan Chou-Ge ya.. termasuk ketika Taiwan dan Korea kembali ketemu dibabak perdelapan final (Quarter Final). Seharusnya Taiwan bisa dapat poin kedua dari Chou-Ge, kalau bukan karena angin keberuntungan lebih memihak ke oppa-nya Korea :(. Chou-Ge kalah tiga set dengan skor maksa dan penuh drama: 13-21, 21-18, 23-21 :( :(
Kalau boleh menebak lagi, perasaan Chou-Ge waktu main dan masuk dipoin kritis dibabak QF lalu, mungkin beban "harus-menang-harus-dapat-poin-dua" yang bikin Chou-Ge terbebani. Karena kupikir, Chou-Ge memback-up ganda puteri yang main setelahnya yang diatas kertas memang kalah dari gandanya Korea.
Tunggal putera nomer Taiwan yang per tanggal 25 Mei 2017 berdiri diperingkat dunia ke-21. Wang-Didi ini kelahiran Taipei 22 tahun lalu tepatnya tanggal 27 Februari. Wang-Didi mulai bergabung tim nasional Taiwan sejak tahun 2015 dan turnamen internasional pertama setelah resmi bergabung dengan timnas adalah Vietnam Challenge 2015 dan hasilnya belum terlalu mennggembirakan. Ia kalah dari pamian senior Korea, Lee Hyun Il: 11-21, 14-21.
Coba ditelisik history gelar juaranya, Wang-Didi masih sedikit gelar juara yang didapatnya. Kebanyakan hasil match maksimal sampai di final dan keluar sebagai runner-up, seperti saat German Open 2017, dia masuk final dan harus mengakui kematangan bermain seniornya sendiri. Wang-Didi menyerah 16-21, 14-21 dari Chou Tien Chen. Kemudian di Swiss Open 2017 harus menyerah dari sesama pemain muda asal Tiongkok, Shi Yuqi dibabak semifinal, 21-16, 17-21, 15-21. Dan kembali dikalahkan oleh pemain top dunia, Viktor Axelsen diperempat final India Open 2017 dengan tiga set: 21-19, 14-21, 16-21.
Sebenarnya, selain Wang-Didi ada satu nama lagi tunggal Taiwan yang sudah mencuat lebih dulu daripada dia. Hsu Jen Hao yang tidak diberangkatkan ke Gold Coast. Kalau menurutku sih karena Jen Hao prestasinya tdiak se-cemerlang Wang-Didi dibeberapa turnamen sebelum Sudirman Cup 2017. Memang benar Wang-Didi bisa menaiki anak tangga dengan cepat hingga berada diperingkat 21 meskipun sedikit sekali gelar juaranya, adalah karena konsistensi performanya yang setidaknya masih bisa bertahan hingga babak kedua, perdelapan final, semifinal, bahkan final meskipun hanya berakhir sebagai runner up.(lihat: http://www.tournamentsoftware.com/profile/matches.aspx?id=96F8277F-D90F-4841-BEC9-C6A025C8DA96).
Sepertinya, yang kubilang pada postingan KFP #2, sama seperti Chou-Ge dulu, Wang-Didi juga pernah diturunkan sebagai pemain rangkap dinomer ganda putera bersama Chang Ko-Chi, dan disektor ganda campuran bersama Hu Ling Fang namun dikedua sektor tersebut Wang-Didi bersama masing-masing pasangannya seperti sulit menembus 100 besar dunia.
Kemudian, mari kita beralih kesektor ganda putera....
Pasangan ganda putera yang sukses mendobrak peringkat sepuluh dunia selama beberapa waktu sejak waktu lama hehehehe (maaf, sudah lupa kapan mulainya :D). Lee Jhe-Huei yang pada 20 Maret lalu genap berusia 23 tahun, dan Lee Yang pada 12 Agustus baru genap berusia 22 tahun merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki Taiwan untuk kedepannya. Sepertinya sih mereka maish cukup waktu digembleng sebelum dibawa ke Tokyo menjelang Olimpiade 2020 membela bendera Chinese Taipei.
Sebelumnya dipatenkan berdua, Duo Lee ini sempat dipasangkan dengan beberapa nama pemain Taiwan baik di ganda putera maupun ganda campuran. Bahkan Lee Yang hingga kini masih aktif bertanding ganda campuran dengan partenrnya, Hsu Ya Ching yang sukses menembus empat puluh besar dunia, Le Yang pernah dipasangkan dengan Kuo Ya Wen dan juga Yu Min Ju Tapi dasar belum menemui kecocokan seperti dengan Ya Ching-Jie dam Jhe Huei diganda putra, dengan dua pemain puteri itu Lee Yang hanya mampu menembus peringkat 106 dengan Kuo Ya Wen, sementara dengan Yu Min Ju bahkan tertahan diliuar peringkat 300.
Sementara Lee Jhe-Huei sempat dipasangakan dengan pemain-pemain puteri yang hingga kini mereka sendiri ternyata lebih matang disektor masing-masing, seperti Wu Ti Jung (WD), Chiang Mei Hui (WS), Hsieh Pei Chen, dan Wu Fang Chien. Namun kesemua itu tidak ada yang sukses menembus 100 besar dunia, seperti halnya Lee Yang dan Ya Ching-Jie.
Hasil tertinggi Jhe-Huei/Lee Yang belakangan adalah juara di Macau Open 2016 mengalahkan ganda junior-senior dari Tiongkok, Lu Kai/Zhang Nan: 17-21, 21-18, 21-19. Meskipun setelahnya mereka sering gagal difiinal bahkan semifinal, namin keduanya selalu dikalahkan oleh pasangan yang diunggulkan dan berada diatas peringkat Jhe-Huei/Lee Yang, seperti dua pasangan ganda teratas Indonesia, Marcus/Kevin yang memupuskan harapan Jhe-Huei/Lee Yang memembus final Singapore Open 2017; Ricky/Angga yang juga mematahkan asa keduanya melangkah kefinal India Open 2017.
Performa Jhe-Huei/Lee Yang terakhir juga tidak terlalu bagus ketika diturunkan dimatch Sudirman Cup. Saat laga perdana Taiwan melawan Rusia, Duo Lee kalah dari ganda Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, 21-19, 19-21, 17-21 namun untuk keseluruhan hasil Taiwan berhasil menyingkirkan Rusia dari Grup 1B Sudirman Cup 2017 dengan skor 4-1.
Pasangan ini unik. Yes, uniknya karena Hung Ling-Ge menggunakan kacamata setiap kali pertandingan. Dari artikel tempo.com yang sempat kubaca Hung Ling-Ge memang nyaman menggunakan kacamata selama ia bertanding daripada ia harus menggunakan softlens. Kenyamanan memang masih jadi nomer satu ya, untuk hal apapun? Maka dari itu Hung Ling-Ge mendapat julukan Harry Potter-nya Taiwan, karena model kacamata yang digunakan dan potongan rambutnya yang mirip Harry Potter-nya J.K. Rowling.
Hung Ling-Ge kelahiran Taipei, 10 Februari 1984. Paling senior di Tim Sudirman Cup 2017 Taiwan? Et, tidak.. simak dulu pemain lainnya :). Sebelum mantap dipasangkan dengan Junior Wang, Hung Ling-Ge lebih sering dipasangkan dalam ganda campuran, seperti dengan Hu Ling Fang yang akhirnya hanya diperingkat 355, dan dengan Cheng Wen Hsin.
Yang paling memorable buatku pribadi dari match Hung Ling-Ge/Chi Lin ditahun 2017 adalah ketika mereka berhasil menyabet gelar juara China Masters 2017 di Guangzhou setelah mengalahkan pemain muda Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko: 21-14, 21-16. Well, sepertinya ini sih memang pertandingan senior dan junior karena Takuto/Yuki benar-benar tidak bisa lepas dari desakan serangan pasangan ganda putera nomer dua Taiwan ini yang memang sudah lumayan sering merasakan pertandingan level superseries. Namun Hung Ling-Ge/Chi Lin justru dikalahkan pasangan Jepang lain di Malaysia Masters 2017 lalu oleh Kenta Mazuha/Kazushi Yamada, 19-21, 21-14, 21-17. Terakhir di Badminton Asia Championship orang Taiwan ini kalah oleh Li Junhui/Li Yuchen dibabak quarter final: 12-21, 11-21.
Dalam Sudirman Cup 2017. Hung Ling-Ge/Chi Lin hanya sekali diturunkan sekali ketika melawan Korea dipenyisihan grup terakhir. Keduanya berhasil mengamankan poin pertama untuk Taiwan setelah mengalahkan pasangan muda (sekali) Korea, Kim Dukyoung/Park Kyung Hoon: 21-19, 21-13. Selanjut poin Taiwan lain dihasilkan Chi Lin dan partnernya dinomer lain. Aku pribadi cukup menyayangkan sih sewaktu di QF, yang diturunkan malah Jhe-Huei/Lee Yang, padahal kalau aku yang melihat daya juang-nya lebih dimiliki Hung Ling-Ge/Chi Lin. Sudahlah nggak usah pakai pengandaian...
Wang Chi Lin pemain muda Taiwan berusia 22 tahun pada 18 Januari lalu memiliki spesialiasasi bermain dua nomer. MD dan XD. Peringkat dunia dikedua nomer itu pun cukup menjanjikan. Dengan Hung Ling-Ge dia sudah mencapai peringkat dunia ke-12 (dua nomer dibawah Jhe-Huei/Lee Yang), dan dinomer XD, bersama Chia Hsin, mereka menapaki peringkat 28 dunia. Sebelum mantap berpasangan dengan Chia Hsin, Chi Lin lebih banyak "dicoba" berpasasangan dengan putera dan puteri-puteri lain. Di MD, pernah dengan Lin Chia Yu yang hanya sampai peringkat 256, pernah dengan Tien Tzu Chieh saat di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2011 dan 2013; sementara di-XD, dengan Chen Chi Ya dan Chiang Kai Hsing masing-masing hanya sampai diperingkat 175 dan 254.
Okay, the last pair I share with you in the blogpost part 1. Here's one of Taiwan XD's pair.
Sektor Chi Lin-Didi yang lain--termasuk yang paling sukses (sukses gak ya mereka cinlok *eh? :p). Kenalin gadis sekaligus pemain Taiwan paling eksis di-instagram pribadinya, Lee Chia Hsin. Pemain muda yang baru berulang tahun ke-20 pada 11 Mei lalu (tapi facebook bilang-nya 14 Mei?), baru bermain rangkap di XD dengan dua partner berbeda: Yang Ming Tze dan Wang Chi Lin. Chia Hsin-Mei juga bermain di WS dan WD. Hanya saja, dia yang bermain di WD nggak terlalu kedengaran seperti di-WS dan XD.
Bersama Wang Chi Lin disektor XD sudah sampai diperingkat 28 dunia meskipun hampir seperti Tzu Wei-Didi yang jarang menghasilkan gelar diberbagai turnamen-turnamen, namun konsistensi bermain hingga langkah jauh membuat pasangan ini melesat cepat perolehan poinnya, sekaligus menjadikan pasangan XD nomer satu Taiwan.
Pertama kali Chia Hsin dipasangkan dengan Chi Lin pada Turnamen Hongkong Open 2016 yang mencapai babak kedua dan dikalahkan pasangan tuan rumah, Tang Chun Man/Tseng Ying Suet dengan tiga set, 21-15, 20-22, 12-21. Prestasi terbaik mereka sejauh ini, menjadi quarter-finalist China Masters 2017 di Guangzhou. Saat itu mereka harus menyerah dua set langsung dari pasangan wakil tuan rumah Zhang Nan/Li Yunhui: 16-21, 18-21. Hanya mencapai QF Singapore Open 2017 setelah dikalahkan pasangan Korea. Kim Gi Jung/Shin Seung Chan: 13-21, 11-21.
Saat momen Sudirman Cup 2017 melawan Tim Rusia, Chi Lin/Chia Hsian menjadi pelengkap kemenangan Taiwan menjadi 4-1 atas Rusia. Keduanya menundukkan pasangan Vladimir Ivanoc/Ekatrina Bolotova: 21-19, 21-11. Kemudian menjadi penentu kemenangan ketika posisi Taiwan 2 - 2 Korea dipenyisihan grup dan berhasil unggul atas Choi Solgyu/Chae Yoo Jung: 11-21, 21-18, 21-16. Sekaligus memastikan Taiwan sebagai juara grup 1B. By the way, Kabidpinpres PBSI, Jeung Susy Susanti pun cukup terkejut Korea dikalahkan Taiwan dipenyisihan grup :D (source: Laman PBSI).
Coming up next.......
- Cerita lain Chia Hsin-Mei dari sektor tunggal puteri ;
- Cerita ganda campuran Taiwan, Tseng Min Hao / Hu Ling Fang ;
- Gadis Taiwan yang bermain rangkap tiga-- WS, WD, XD: Hsu Ya Ching. ;
- Tunggal puteri yang belum terkalahkan dari Taiwan: Tai Tzu Ying
***
Alika is saying thank to:
- www.tournamentsoftware.com
- www.bawfbadminton.org
- www.facebook.com
- www.google.com
- www.weibo.com
- www.instagram.com
Coba ditelisik history gelar juaranya, Wang-Didi masih sedikit gelar juara yang didapatnya. Kebanyakan hasil match maksimal sampai di final dan keluar sebagai runner-up, seperti saat German Open 2017, dia masuk final dan harus mengakui kematangan bermain seniornya sendiri. Wang-Didi menyerah 16-21, 14-21 dari Chou Tien Chen. Kemudian di Swiss Open 2017 harus menyerah dari sesama pemain muda asal Tiongkok, Shi Yuqi dibabak semifinal, 21-16, 17-21, 15-21. Dan kembali dikalahkan oleh pemain top dunia, Viktor Axelsen diperempat final India Open 2017 dengan tiga set: 21-19, 14-21, 16-21.
Sebenarnya, selain Wang-Didi ada satu nama lagi tunggal Taiwan yang sudah mencuat lebih dulu daripada dia. Hsu Jen Hao yang tidak diberangkatkan ke Gold Coast. Kalau menurutku sih karena Jen Hao prestasinya tdiak se-cemerlang Wang-Didi dibeberapa turnamen sebelum Sudirman Cup 2017. Memang benar Wang-Didi bisa menaiki anak tangga dengan cepat hingga berada diperingkat 21 meskipun sedikit sekali gelar juaranya, adalah karena konsistensi performanya yang setidaknya masih bisa bertahan hingga babak kedua, perdelapan final, semifinal, bahkan final meskipun hanya berakhir sebagai runner up.(lihat: http://www.tournamentsoftware.com/profile/matches.aspx?id=96F8277F-D90F-4841-BEC9-C6A025C8DA96).
Sepertinya, yang kubilang pada postingan KFP #2, sama seperti Chou-Ge dulu, Wang-Didi juga pernah diturunkan sebagai pemain rangkap dinomer ganda putera bersama Chang Ko-Chi, dan disektor ganda campuran bersama Hu Ling Fang namun dikedua sektor tersebut Wang-Didi bersama masing-masing pasangannya seperti sulit menembus 100 besar dunia.
Kemudian, mari kita beralih kesektor ganda putera....
Lee Jhe-Huei / Lee Yang 李样
Lee Jhe-Huei (www.tournamentsoftware.com) |
Lee Yang (www.tournamentsoftware.com) |
Sebelumnya dipatenkan berdua, Duo Lee ini sempat dipasangkan dengan beberapa nama pemain Taiwan baik di ganda putera maupun ganda campuran. Bahkan Lee Yang hingga kini masih aktif bertanding ganda campuran dengan partenrnya, Hsu Ya Ching yang sukses menembus empat puluh besar dunia, Le Yang pernah dipasangkan dengan Kuo Ya Wen dan juga Yu Min Ju Tapi dasar belum menemui kecocokan seperti dengan Ya Ching-Jie dam Jhe Huei diganda putra, dengan dua pemain puteri itu Lee Yang hanya mampu menembus peringkat 106 dengan Kuo Ya Wen, sementara dengan Yu Min Ju bahkan tertahan diliuar peringkat 300.
Sementara Lee Jhe-Huei sempat dipasangakan dengan pemain-pemain puteri yang hingga kini mereka sendiri ternyata lebih matang disektor masing-masing, seperti Wu Ti Jung (WD), Chiang Mei Hui (WS), Hsieh Pei Chen, dan Wu Fang Chien. Namun kesemua itu tidak ada yang sukses menembus 100 besar dunia, seperti halnya Lee Yang dan Ya Ching-Jie.
Hasil tertinggi Jhe-Huei/Lee Yang belakangan adalah juara di Macau Open 2016 mengalahkan ganda junior-senior dari Tiongkok, Lu Kai/Zhang Nan: 17-21, 21-18, 21-19. Meskipun setelahnya mereka sering gagal difiinal bahkan semifinal, namin keduanya selalu dikalahkan oleh pasangan yang diunggulkan dan berada diatas peringkat Jhe-Huei/Lee Yang, seperti dua pasangan ganda teratas Indonesia, Marcus/Kevin yang memupuskan harapan Jhe-Huei/Lee Yang memembus final Singapore Open 2017; Ricky/Angga yang juga mematahkan asa keduanya melangkah kefinal India Open 2017.
Performa Jhe-Huei/Lee Yang terakhir juga tidak terlalu bagus ketika diturunkan dimatch Sudirman Cup. Saat laga perdana Taiwan melawan Rusia, Duo Lee kalah dari ganda Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, 21-19, 19-21, 17-21 namun untuk keseluruhan hasil Taiwan berhasil menyingkirkan Rusia dari Grup 1B Sudirman Cup 2017 dengan skor 4-1.
Well, this' another man double's pair of Taiwan,
Chen Hung Ling 陈洪翎 / Wang Chi Lin 王冀鳞
Chen Hung Ling (www.turnamentsofteware.com) |
Wang Chi Lin (www.tournamentsoftware.com) |
Hung Ling-Ge kelahiran Taipei, 10 Februari 1984. Paling senior di Tim Sudirman Cup 2017 Taiwan? Et, tidak.. simak dulu pemain lainnya :). Sebelum mantap dipasangkan dengan Junior Wang, Hung Ling-Ge lebih sering dipasangkan dalam ganda campuran, seperti dengan Hu Ling Fang yang akhirnya hanya diperingkat 355, dan dengan Cheng Wen Hsin.
Yang paling memorable buatku pribadi dari match Hung Ling-Ge/Chi Lin ditahun 2017 adalah ketika mereka berhasil menyabet gelar juara China Masters 2017 di Guangzhou setelah mengalahkan pemain muda Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko: 21-14, 21-16. Well, sepertinya ini sih memang pertandingan senior dan junior karena Takuto/Yuki benar-benar tidak bisa lepas dari desakan serangan pasangan ganda putera nomer dua Taiwan ini yang memang sudah lumayan sering merasakan pertandingan level superseries. Namun Hung Ling-Ge/Chi Lin justru dikalahkan pasangan Jepang lain di Malaysia Masters 2017 lalu oleh Kenta Mazuha/Kazushi Yamada, 19-21, 21-14, 21-17. Terakhir di Badminton Asia Championship orang Taiwan ini kalah oleh Li Junhui/Li Yuchen dibabak quarter final: 12-21, 11-21.
Dalam Sudirman Cup 2017. Hung Ling-Ge/Chi Lin hanya sekali diturunkan sekali ketika melawan Korea dipenyisihan grup terakhir. Keduanya berhasil mengamankan poin pertama untuk Taiwan setelah mengalahkan pasangan muda (sekali) Korea, Kim Dukyoung/Park Kyung Hoon: 21-19, 21-13. Selanjut poin Taiwan lain dihasilkan Chi Lin dan partnernya dinomer lain. Aku pribadi cukup menyayangkan sih sewaktu di QF, yang diturunkan malah Jhe-Huei/Lee Yang, padahal kalau aku yang melihat daya juang-nya lebih dimiliki Hung Ling-Ge/Chi Lin. Sudahlah nggak usah pakai pengandaian...
Wang Chi Lin pemain muda Taiwan berusia 22 tahun pada 18 Januari lalu memiliki spesialiasasi bermain dua nomer. MD dan XD. Peringkat dunia dikedua nomer itu pun cukup menjanjikan. Dengan Hung Ling-Ge dia sudah mencapai peringkat dunia ke-12 (dua nomer dibawah Jhe-Huei/Lee Yang), dan dinomer XD, bersama Chia Hsin, mereka menapaki peringkat 28 dunia. Sebelum mantap berpasangan dengan Chia Hsin, Chi Lin lebih banyak "dicoba" berpasasangan dengan putera dan puteri-puteri lain. Di MD, pernah dengan Lin Chia Yu yang hanya sampai peringkat 256, pernah dengan Tien Tzu Chieh saat di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2011 dan 2013; sementara di-XD, dengan Chen Chi Ya dan Chiang Kai Hsing masing-masing hanya sampai diperingkat 175 dan 254.
(photo source: Yonex) |
Okay, the last pair I share with you in the blogpost part 1. Here's one of Taiwan XD's pair.
Wang Chi Lin 王冀鳞 / Lee Chia Hsin 李佳馨
Lee Chia Hsin (www..tournamentsoftware.com) |
Sektor Chi Lin-Didi yang lain--termasuk yang paling sukses (sukses gak ya mereka cinlok *eh? :p). Kenalin gadis sekaligus pemain Taiwan paling eksis di-instagram pribadinya, Lee Chia Hsin. Pemain muda yang baru berulang tahun ke-20 pada 11 Mei lalu (tapi facebook bilang-nya 14 Mei?), baru bermain rangkap di XD dengan dua partner berbeda: Yang Ming Tze dan Wang Chi Lin. Chia Hsin-Mei juga bermain di WS dan WD. Hanya saja, dia yang bermain di WD nggak terlalu kedengaran seperti di-WS dan XD.
Bersama Wang Chi Lin disektor XD sudah sampai diperingkat 28 dunia meskipun hampir seperti Tzu Wei-Didi yang jarang menghasilkan gelar diberbagai turnamen-turnamen, namun konsistensi bermain hingga langkah jauh membuat pasangan ini melesat cepat perolehan poinnya, sekaligus menjadikan pasangan XD nomer satu Taiwan.
Pertama kali Chia Hsin dipasangkan dengan Chi Lin pada Turnamen Hongkong Open 2016 yang mencapai babak kedua dan dikalahkan pasangan tuan rumah, Tang Chun Man/Tseng Ying Suet dengan tiga set, 21-15, 20-22, 12-21. Prestasi terbaik mereka sejauh ini, menjadi quarter-finalist China Masters 2017 di Guangzhou. Saat itu mereka harus menyerah dua set langsung dari pasangan wakil tuan rumah Zhang Nan/Li Yunhui: 16-21, 18-21. Hanya mencapai QF Singapore Open 2017 setelah dikalahkan pasangan Korea. Kim Gi Jung/Shin Seung Chan: 13-21, 11-21.
Saat momen Sudirman Cup 2017 melawan Tim Rusia, Chi Lin/Chia Hsian menjadi pelengkap kemenangan Taiwan menjadi 4-1 atas Rusia. Keduanya menundukkan pasangan Vladimir Ivanoc/Ekatrina Bolotova: 21-19, 21-11. Kemudian menjadi penentu kemenangan ketika posisi Taiwan 2 - 2 Korea dipenyisihan grup dan berhasil unggul atas Choi Solgyu/Chae Yoo Jung: 11-21, 21-18, 21-16. Sekaligus memastikan Taiwan sebagai juara grup 1B. By the way, Kabidpinpres PBSI, Jeung Susy Susanti pun cukup terkejut Korea dikalahkan Taiwan dipenyisihan grup :D (source: Laman PBSI).
Coming up next.......
- Cerita lain Chia Hsin-Mei dari sektor tunggal puteri ;
- Cerita ganda campuran Taiwan, Tseng Min Hao / Hu Ling Fang ;
- Gadis Taiwan yang bermain rangkap tiga-- WS, WD, XD: Hsu Ya Ching. ;
- Tunggal puteri yang belum terkalahkan dari Taiwan: Tai Tzu Ying
***
Alika is saying thank to:
- www.tournamentsoftware.com
- www.bawfbadminton.org
- www.facebook.com
- www.google.com
- www.weibo.com
- www.instagram.com
No comments:
Post a Comment
Let's discuss more.