Yogyakarta,
Indonesia, 5 November 2025
Hai, Kak….
Apa
boleh aku memanggil nama lengkapmu? Aku masih hafal lho, Kak. Sangat hafal.
Karena nama itu pernah tidak putus kupinta pada Allah. Hebat ya, Kak? Tapi, disurat terbuka ini aku tidak ingin memperlihat nama
aslimu. Karena bagiku Kakak hanyalah seorang tamu yang pernah mampir dihidupku 13 tahun yang lalu. Terima kasih sudah sempat datang kehidupku ya, Kak?! Terima kasih sudah
membiarkanku tahu akan adanya sosok seperti dirimu.
Kak, kalau kamu menemukan dan membaca surat terbuka ini, aku hanya ingin kamu tahu keadaan aku saat menulis surat ini, saat ini dimana aku sudah tidak lagi ingin bertemu denganmu, ingin tahu kabar dan segalanya tentang dirimu. Sekarang, aku mulai bisa menuliskan isi hatiku kepadamu karena aku sudah merelakan jikalau kamu memang tidak pernah ditakdirkan Allah untukku. Allah hanya ingin aku mengenalmu, Kak, untuk membangkitkan kembali semangat belajar, berkarya, dan ikhlas menerima apapun takdir-Nya.

Designed by Canva - #blogsocialdiary
The Beginning
Hai, Kak,
Boleh kamu putar kembali
memori diotakmu? Kakak merupakan individu yang pintar, jadi aku yakin sekali
(kalau kamu suatu hari) kamu mendapati surat terbuka ini, kamu akan bisa
mengenali siapa aku, Kak, berdasarkan klu yang kutulis disini.
Hari itu Hari Selasa,
tanggal 29 Mei 2012 disebuah tempat kursus Bahasa Inggris di Area Kotabaru, Kota Yogyakarta (perlukah
kusebut lembaga bahasa itu?), pertama kali aku melihatmu. Mungkin kamu tidak
sadar ada seorang gadis yang mengamati gerak-gerikmu sejak kamu pertama kali
membuka pintu ruangan kelas itu. Pada hari pertama itu kamu mengambil kursi
diarah seberangku sehingga aku bisa melihat dirimu dengan jelas. Selain itu,
jika aku tidak salah mengingat, kamu merupakan peserta kursus terakhir yang
datang pada malam hari itu, tentu seorang dengan karisma se-tinggi-mu langsung
mencuri perhatianku. Kemudian, tutor kelas kita dihari itu meminta dirimu
melakukan perkenalan dihadapan teman-teman sekelas.
Saat itu Kakak sedang
menempuh studi bidang Manajemen di Fakultas
Ekonomika&Binis Universitas Gadjah Mada, kan? Kalau aku tidak salah juga
Kakak masuk perkuliahan ditahun 2019—satu tahun sebelum aku masuk universitas.
Setelahnya, aku bahkan bisa menebak tanggal lahir dan zodiak Kakak, lho! Hehe. It is
because I was your biggest fan, Kak!
Oke,
kita kembali kemasa kita mengikuti kursus Bahasa dulu ya, Kak?!
Apa
Kakak ingat tutor kita pernah memberikan tugas presentasi didepan kelas dengan
tema sebuah tempat atau sebuah negara dimana mengibaratkan kita sedang berlaga
sebagai seorang pemandu. Apa Kakak ingat ada seorang peserta kursus yang
membawakan materi tentang Negara Taiwan? Itu aku, Kak! Aku sangat terobsesi
dengan segala hal berkaitan dengan Taiwan. Negara itu masih merupakan bagian
dari Negara Tiongkok yang sedang mengusahakan kebebasannya menjadi negara
sendiri dari induk negara, Tiongkok (seperti aku yang pernah berusaha sekuat
tenaga melepas bayang-bayangmu).
Kamu
ingat nggak, Kak? Saat itu Kakak memperkenalkan
negara-negara Skandinavia kepada kita yang hadir dikelas itu. Kakak
menyampaikan presentasimu dengan percaya diri, tidak seperti aku, Kak, aku
justru grogi setengah mati ketika memperkenalkan Taiwan kepadamu dan
teman-teman dikelas. Sama grogi dan salah tingkah ketika mendapat giliran
praktik group speaking denganmu dan satu orang lagi (maaf, aku lupa
siapa dia). Aku menjatuhkan bolpoinku, kemudian bukuku, karena aku tidak bisa
menahan rasa senang berbicara denganmu, Kak!
| Image is taken from: Pinterest/Flickr |
2013
Hai,
Kak...
Kamu
tahu, Kak, demi bisa melupakan dimana kamu setelah satu tahun sejak kelas
kursus itu, aku coba melirik teman-teman laki-laki dikampusku. Ya, berharap ada seseorang sepertimu yang bisa mengaburkan rasa penasaran
tentang dimanakah dirimu saat itu, aku ingin tahu keberadaan dan kabarmu. Aku
kembali melihat dalam-dalam seseorang yang pernah kusukai sebelum bertemu
denganmu. Tapi, hasilnya sudah berbeda, Kak. Tidak ada lagi rasa suka untuknya.
Diawal perkuliahan, aku bisa jadi melihatnya begitu rupawan (meskipun kata
teman dekatku tidak begitu), namun, mataku melihatnya sudah beda. Dia berubah
menjadi seorang playboy, buaya darat, dan sejenisnya. Mungkin kalau
dimasa itu sudah muncul istlah “redflag”, ya itulah dirinya. Tapi,
dia—teman sekelasku sewaktu semester pertama dan kedua diperkuliahan waktu itu,
terlanjur kujadikan visualisasi dari tokoh novel yang ingin segera kuselesaikan
ceritanya. Dia telah menginsiprasi lahirnya tokoh Charly Abraham Putra, sementara
Kakak-lah yang menginspirasiku menciptakan tokoh Romeo Dirgantara. Rasanya aku
sudah saat ingin memperkenalkan tokoh Romeo Dirgantara kepadamu, Kak. I wish I can
finish my draft as soon as possible, Kak!
Kak,
ditahun ini, satu tahun setelah kamu menghilang, aku mulai mencoba buka hati
untuk laki-laki lain. Harapanku cuma satu: ketika aku bersamanya aku bisa mengikis
semua ingatanku tentangmu yang tak kunjung berkabar saat itu. Orang itu
merupakan laki-laki yang baik, Kak, dia rela berbuat apa saja untuk membuktikan
perasaannya. Teman-temanku banyak yang mendukungku melanjutkan kisah kita.
Namun, sepertinya aku yang belum siap dengan itu, Kak. Aku justru merasa
bersalah kepadanya. Karena didalam kepalaku, aku masih saja membandingkan
dirinya dengan diri Kakak. Aku memutuskan akhiri semuanya begitu saja, tanpa
memberi tahu dia yang sebenarnya. Karena pada waktu itu akupun tidak yakin dia
bisa menerima alasanku yang masih terjebak perasaan pada orang lama.
Berakhirnya hubungan
kasih aku dan orang itu tentu saja diketahui teman-temanku yang lainnya. Ya,
mereka menyayangkan karena jalinan kasih kita terlalu singkat. Tapi, apa mau
dikata, aku juga tidak bisa membohongi isi hatiku, kalau aku masih ingin
berpetualang mencarimu jejakmu, Kak. Akan tetapi, tidak ada seorang teman
dekatku yang tahu tentang dirimu lho, Kak. Semua tentangmu kusimpan rapat-rapat
hanya untukku diri sendiri. Jadi, kalau mereka menanyakan aku sering memasang
status dan tweet galau, gundah gulana pada waktu itu karena siapa, hanya
bisa kujawab karena seseorang, tetapi bukan orang yang terakhir datang saat itu.
Hai, teman-teman dekatku,
kalau kalian secara kebetulan maupun tidak menemukan surat terbuka teman kalian
yang satu ini, Kakak yang ada disinilah yang sering membuatku memasang status
galau dan gagal move on.
| It's like a Forbidden Love | Image is taken from: Pinterest/Saujasvi |
Aku
tidak ingat banyak tentang tahun ini, apakah aku masih terbayang-bayang olehmu
karena ditahun ini aku sedang disibukan dengan persiapan ujian komprehensif dan
penyusunan skripsi sebagai syarat akhir masa studi dan mendapat gelas Sarjana
Ekonomi. Ya, kita sama-sama
bertitel S.E., Kak. Pernah aku memimpikan gelar kita bersanding dicetakan kartu
undangan pernikahan kita kelak. Hehe. Angan tinggallah angan. Lupakan saja.
Sedikit yang kutahu
tentangmu ditahun ini, kalau tidak salah mengamati akun Facebook-mu,
Kakak sudah kembali ke Jogja, kan? Kembali meneruskan perkuliahan Kakak di
Kampus UGM? Mungkin Kakak juga sedang menyusun skripsi juga?
Oh iya, Kakak ingat, aku
pernah menghubungi Kakak lewat message di-Facebook. Aku menanyakan
bagaimana aku bisa mendapat data untuk penelitian skripsiku dicabang bursa efek
yang ada dikampusmu, dan apakah bisa non-mahasiswa kampus tersebut mengaksesnya.
Kakak menjawab, bisa dan menyuruhku untuk datang langsung. Sebenarnya saat itu
ditengah energi yang banyak tersita dalam penyelesaian tugas akhir, aku mencoba
peruntungan kembali untuk mengobrol singkat denganmu, Kak. Maaf ya, Kak, kalau
hanya membuang waktu Kakak untuk balas message tidak penting dariku.
Satu tahun setelah aku
diwisuda, Kakakpun diwisuda dan lulus dari jenjang S-1. Selamat ya, Kak.
Ucapanku yang ingin kukatakan padamu lewat message FB pada waktu itu.
Tapi, ah, aku malu lagi. Hehe. Kak, tapi, saat kamu mengunggah foto-foto wisuda
dengan toga universitas milik Kakak dulu, aku nggak melihat Kakak foto berdua
dengan seorang wanita yang mungkin saja jadi bagian paling spesial buat Kakak. Apakah
saat itu memang ada dan kalian hanya stay private? Atau, ........?
Ah,
sudahlah, Kak, it is okay. As long as you are happy and enjoy to your
life, I am happy, too.
| Mezuniyet | image is taken from: Pinterest/edabeyazzz |
2017
Tahun-tahun
sebelumnya aku sudah tahu Kakak bekerja di Jakarta. Oleh karena itu, aku memberanikan diri untuk merantau kekota yang sama
denganmu. Harapanku masih sama seperti dulu, Kak, yaitu bisa kembali bertegur
sapa denganmu. Tahun sebelumnya aku memutuskan keluar dari pekerjaan pertamaku
sebagai Staf Marketing diindustri MICE di Jogja dan menguatkan hati dan niat
mencari pekerjaan di Jakarta.
Aku mendapatkannya
setelah berulang kali mengalami penolakan. Ini merupakan hal yang wajar kan,
Kak? Aku sangat bersemangat menjalani hari-hari sebagai pekerja di ibukota ini,
Kak. Karena setiap hari aku memiliki keyakinan memiliki kesempatan untuk
bertemu denganmu dimanapun itu.
Oh iya, Kak, sampai pada
masa inipun aku masih berusaha dan terus berusaha untuk menamatkan cerita
Tiara, Charly, dan Romeo. Meskipun penuh keterlambatan, aku akan tetap
melanjutkannya. Sebelumnya aku sudah pernah menyelesaikan draf pertamanya, Kak.
Aku mematikan karakter Romeo Dirgantara karena keputusasaanku menemukan dirimu
kembali. Namun, setelah kubaca ulang, aku terlalu takut tulisanku ini menjadi
kenyataan, seperti halnya ucapan adalah doa. Maka, aku menuliskan ulang dan
ingin merubah akhir ceritanya.
Kak, tungguin ya, akhir cerita mereka bertiga. Aku janji akan menyelesaikan dan menuliskan dirimu dalam Ucapan Terima Kasih Penulis kelak.
| Image is taken from: Pinterest/ben87850183 |
2022
Pandemi
Covid-19 yang tidak pernah disangka-sangka oleh semua orang didunia ini
ternyata sudah sedikit berlalu. Semua orang seperti sudah biasa dengan
kebiasaan barunya. Online class and meeting, work from home or
anywhere, selama mereka tidak saling berinteraksi langsung. Kak, disaat seperti ini aku sebenarnya ingin mencari kabar dan keberadaanmu
lagi. Aku ingin menanyakan kabarmu;
apakah Kakak baik-baik saja, apakah Kakak pernah terjangkit virus itu;
bagaimana caramu untuk bertahan dimasa itu? Bagaimana caranya, Kak? Sementara
Kakak menghapus akun Facebook Kakak? Karena aku tidak bisa mencari
namamu lagi disana. Kakak bahkan mengunci akun Instagram-mu Kak. Sepertinya
semesta mendukungku berhenti mengejar bayangmu. Baiklah, aku menyibukkan diri
dengan bekerja dikantor. Sekalipun seringkali mengalami hal-hal tidak
mengenakkan dikantor dan ingin rasanya punya teman untuk berbagi cerita yang
dilalui hari itu. Tetapi, aku memiliki semangat baru dalam bekerja diperusahaan
itu, Kak. Aku bertemu seseorang yang mirip sepertimu: dia terlihat kalem, namun
memiliki ambisi kuat untuk maju dan berkembang, dia juga seorang yang
bertanggungjawab dengan tugas-tugas yang diletakkan padanya, sayangnya, ada
satu hal yang kuingin tau darinya, kenapa dia menolak jabatan yang akan
diamanahkan kepadanya. Yah, ternyata dia memilih mengundurkan diri dari
perusahaan satu tahun setelahmya. Tanpa adanya orang itu, terkadang bayang
Kakak muncul lagi
![]() |
| Cover is designed by my friend: @nanangmr |
2024
Hai, Kak...
Ditahun ini aku sudah cukup
berhasil move on dari bayanganmu bahkan aku sudah tidak mau tahu apapun
tentangmu lagi. Yang aku selalu pinta kepada Allah adalah hanya aku minta untuk
pertemukan aku dan Kakak kembali bukan sebagai takdir pasangan, tapi temukan
kami sebagai rekan kerja atau relasi profesional saja. Sehingga dengan begitu
aku akan bisa tersenyum bangga seraya menjabat tanganmu dan berkata dalam hati,
“hai, orang yang tidak pernah putus kudoakan dalam doa usai shiolat-ku
agar selalu dipermudah jalan kehidupannya dan selalu diberikan kebahagian oleh
Allah.”
Meskipun ditahun ini pula
aku baru mengalami sebuah kejadian yang berhasil mendewasakanku, bisa membuatku
semakin menerima ketetapan Allah, Kak. Beberapa teman pernah kuceritakan
tentang hal ini. Akan tetapi, tidak ada yang benar-benar bisa menenangkan
pergolakan batinku pada waktu itu. Rasanya ingiiinnn sekaaaliiii punya teman
cerita, teman berbagi cerita apapun itu, Kak. Aku ingin didengar, terkadang. Ada
kalanya aku juga butuh memberi masukan, berdiskusi dua arah dengan
Ditahun ini aku beranikan
diri mendaftar sertfifikasi bidang profesi yang sedang kujalani saat ini. Kita
tidak mungkin hanya diam ditempat semula saja kan, Kak? Suatu hari nanti kita
harus melangkah maju terus, kan? Itulah kenapa aku memutuskan mengambil
sertifikasi profesi itu, Kak. Suatu saat ilmu yang akan kuperoleh akan bisa
bermanfaat untuk Bapak/Ibu, Kakak-Kakak Pengusaha, serta membantu teman-teman
pegawai diluar sana mendapatkan haknya. Semoga aku bisa dan konsisten mewujudkan
cita-citaku, Kak.
| Image is taken from: Pinteresr/salsabilazuhraa |
2025
Kak,
sekian dulu ya, surat terbuka-ku ini. Sekali lagi, tujuanku menuliskan surat
terbuka ini bukan untuk mencarimu, berharap kamu kembali lagi, tidak sama
sekali. Aku juga mau move on, Kak. Aku ingin memberi ruang bagi orang lain
masuk dalam hidup. Seseorang yang mungkin seperti Mas “L”.
Kak, Bahagia selalu
dimanapun Kakak berada saat ini. Bahagiakan juga seseorang yang sudah
beruntung mendapatkan hatimu. Jaga dia ya, Kak? Oh iya, Kak, sejauh apapun
Kakak melangkah, jangan lupa untuk selalu memberi kabar pada keluarga, terutama
orang tua Kakak ya?!
Kak,
sampai jumpa dipuncak kesuksesan kita masing-masing. Aku percaya dengan
kemampuan yang kita punya, kita akan bertemu didunia profesional.
![]() |
![]() |
| "Hai, kita akan segere bertemu. Tunggu aku ya?" - A |
![]() |
| Images are our own property |
Warm regards,
M.
G. T. - 顾梦琪
Note:
Kak, ini sebuah lagu buat Kakak, yang selalu kuputar:
Selamat (Selamat Tinggal) - Virgoun, Audy
***
Credits:
Allah Subhana wa ta'ala, selalu umat-Nya meskipun penuh dosa dan Maha Pengampun;
Diri Sendiri yang sudah berani melangkah maju dan melupakan rasa dimsa lalu;
Mas L, atas kehadirannya ditempat kerja waktu itu yang bikin bahagia kalau lihat dia;
Pinterest, sudah menyediakan gambar-gambar relevan;
GWP;
Wattpad;
Spotify;
Youtube.



