Read into your languange

Showing posts with label #blogsocialdiary. Show all posts
Showing posts with label #blogsocialdiary. Show all posts

Wednesday, November 05, 2025

Surat Terbuka Untuk Seseorang Pernah Kupanggil Kakak Disana

 

Yogyakarta, Indonesia, 5 November 2025

Hai, Kak….   

Apa boleh aku memanggil nama lengkapmu? Aku masih hafal lho, Kak. Sangat hafal. Karena nama itu pernah tidak putus kupinta pada Allah. Hebat ya, Kak? Tapi, disurat terbuka ini aku tidak ingin memperlihat nama aslimu. Karena bagiku Kakak hanyalah seorang tamu yang pernah mampir dihidupku 13 tahun yang lalu. Terima kasih sudah sempat datang kehidupku ya, Kak?! Terima kasih sudah membiarkanku tahu akan adanya sosok seperti dirimu.

Kak, kalau kamu menemukan dan membaca surat terbuka ini, aku hanya ingin kamu tahu keadaan aku saat menulis surat ini, saat ini dimana aku sudah tidak lagi ingin bertemu denganmu, ingin tahu kabar dan segalanya tentang dirimu. Sekarang, aku mulai bisa menuliskan isi hatiku kepadamu karena aku sudah merelakan jikalau kamu memang tidak pernah ditakdirkan Allah untukku. Allah hanya ingin aku mengenalmu, Kak, untuk membangkitkan kembali semangat belajar, berkarya, dan ikhlas menerima apapun takdir-Nya.


Untuk Kakak DIsana
Designed by Canva - #blogsocialdiary


The Beginning

Hai, Kak,

Boleh kamu putar kembali memori diotakmu? Kakak merupakan individu yang pintar, jadi aku yakin sekali (kalau kamu suatu hari) kamu mendapati surat terbuka ini, kamu akan bisa mengenali siapa aku, Kak, berdasarkan klu yang kutulis disini.

Hari itu Hari Selasa, tanggal 29 Mei 2012 disebuah tempat kursus Bahasa Inggris di  Area Kotabaru, Kota Yogyakarta (perlukah kusebut lembaga bahasa itu?), pertama kali aku melihatmu. Mungkin kamu tidak sadar ada seorang gadis yang mengamati gerak-gerikmu sejak kamu pertama kali membuka pintu ruangan kelas itu. Pada hari pertama itu kamu mengambil kursi diarah seberangku sehingga aku bisa melihat dirimu dengan jelas. Selain itu, jika aku tidak salah mengingat, kamu merupakan peserta kursus terakhir yang datang pada malam hari itu, tentu seorang dengan karisma se-tinggi-mu langsung mencuri perhatianku. Kemudian, tutor kelas kita dihari itu meminta dirimu melakukan perkenalan dihadapan teman-teman  sekelas.

Saat itu Kakak sedang menempuh studi bidang Manajemen di  Fakultas Ekonomika&Binis Universitas Gadjah Mada, kan? Kalau aku tidak salah juga Kakak masuk perkuliahan ditahun 2019—satu tahun sebelum aku masuk universitas. Setelahnya, aku bahkan bisa menebak tanggal lahir dan zodiak Kakak, lho! Hehe. It is because I was your biggest fan, Kak!

Oke, kita kembali kemasa kita mengikuti kursus Bahasa dulu ya, Kak?!

Apa Kakak ingat tutor kita pernah memberikan tugas presentasi didepan kelas dengan tema sebuah tempat atau sebuah negara dimana mengibaratkan kita sedang berlaga sebagai seorang pemandu. Apa Kakak ingat ada seorang peserta kursus yang membawakan materi tentang Negara Taiwan? Itu aku, Kak! Aku sangat terobsesi dengan segala hal berkaitan dengan Taiwan. Negara itu masih merupakan bagian dari Negara Tiongkok yang sedang mengusahakan kebebasannya menjadi negara sendiri dari induk negara, Tiongkok (seperti aku yang pernah berusaha sekuat tenaga melepas bayang-bayangmu).

Kamu ingat nggak, Kak? Saat itu Kakak memperkenalkan negara-negara Skandinavia kepada kita yang hadir dikelas itu. Kakak menyampaikan presentasimu dengan percaya diri, tidak seperti aku, Kak, aku justru grogi setengah mati ketika memperkenalkan Taiwan kepadamu dan teman-teman dikelas. Sama grogi dan salah tingkah ketika mendapat giliran praktik group speaking denganmu dan satu orang lagi (maaf, aku lupa siapa dia). Aku menjatuhkan bolpoinku, kemudian bukuku, karena aku tidak bisa menahan rasa senang berbicara denganmu, Kak!

Sayangnya, waktu pertemuan kita tidak sampai akhir periode kursus itu, Kak. Kalau tidak salah jelang lima atau empat pertemuan terakhir kelas, Kakak berbicara pada tutor yang mengajar hari itu, kalau Kakak tidak memungkinkan untuk ikut final test bersama kami karena Kakak perlu mengurusi  urusan perkuliahan Kakak juga di luar Indonesia (hanya saja aku tidak begitu jelas ke negara mana Kakak akan pergi). Kenapa aku tahu ya, Kak? Padahal kalau Kakak ingat saat itu semua peserta sudah keluar kelas, mungkin Kakak pikir hanya tinggal dirimu seorang bersama tutor kelas. Saat itu aku masih berada dikelas, Kak, mengepak buku kedalam tasku. Aku kaget dengan apa yang baru kudengar. Tidak menyangka akan secepat itu pertemuan kita dikelas. Aku bahkan belum berkenalan denganmu lebih serius, Kak. Dan, benar saja. Dipertemuan kelas berikutnya, aku sudah tidak melihat Kakak lagi. Kakak sedang dimana saat itu? Aku mencatat tanggal pertemuan terakhir dikelas itu adalah 18 Juni 2012, Hari Senin.

Image is taken from: Pinterest/Flickr

2013

Hai, Kak...

Kamu tahu, Kak, demi bisa melupakan dimana kamu setelah satu tahun sejak kelas kursus itu, aku coba melirik teman-teman laki-laki dikampusku. Ya, berharap ada seseorang sepertimu yang bisa mengaburkan rasa penasaran tentang dimanakah dirimu saat itu, aku ingin tahu keberadaan dan kabarmu. Aku kembali melihat dalam-dalam seseorang yang pernah kusukai sebelum bertemu denganmu. Tapi, hasilnya sudah berbeda, Kak. Tidak ada lagi rasa suka untuknya. Diawal perkuliahan, aku bisa jadi melihatnya begitu rupawan (meskipun kata teman dekatku tidak begitu), namun, mataku melihatnya sudah beda. Dia berubah menjadi seorang playboy, buaya darat, dan sejenisnya. Mungkin kalau dimasa itu sudah muncul istlah “redflag”, ya itulah dirinya. Tapi, dia—teman sekelasku sewaktu semester pertama dan kedua diperkuliahan waktu itu, terlanjur kujadikan visualisasi dari tokoh novel yang ingin segera kuselesaikan ceritanya. Dia telah menginsiprasi lahirnya tokoh Charly Abraham Putra, sementara Kakak-lah yang menginspirasiku menciptakan tokoh Romeo Dirgantara. Rasanya aku sudah saat ingin memperkenalkan tokoh Romeo Dirgantara kepadamu, Kak. I wish I can finish my draft as soon as possible, Kak!

Kak, ditahun ini, satu tahun setelah kamu menghilang, aku mulai mencoba buka hati untuk laki-laki lain. Harapanku cuma satu: ketika aku bersamanya aku bisa mengikis semua ingatanku tentangmu yang tak kunjung berkabar saat itu. Orang itu merupakan laki-laki yang baik, Kak, dia rela berbuat apa saja untuk membuktikan perasaannya. Teman-temanku banyak yang mendukungku melanjutkan kisah kita. Namun, sepertinya aku yang belum siap dengan itu, Kak. Aku justru merasa bersalah kepadanya. Karena didalam kepalaku, aku masih saja membandingkan dirinya dengan diri Kakak. Aku memutuskan akhiri semuanya begitu saja, tanpa memberi tahu dia yang sebenarnya. Karena pada waktu itu akupun tidak yakin dia bisa menerima alasanku yang masih terjebak perasaan pada orang lama.

Berakhirnya hubungan kasih aku dan orang itu tentu saja diketahui teman-temanku yang lainnya. Ya, mereka menyayangkan karena jalinan kasih kita terlalu singkat. Tapi, apa mau dikata, aku juga tidak bisa membohongi isi hatiku, kalau aku masih ingin berpetualang mencarimu jejakmu, Kak. Akan tetapi, tidak ada seorang teman dekatku yang tahu tentang dirimu lho, Kak. Semua tentangmu kusimpan rapat-rapat hanya untukku diri sendiri. Jadi, kalau mereka menanyakan aku sering memasang status dan tweet galau, gundah gulana pada waktu itu karena siapa, hanya bisa kujawab karena seseorang, tetapi bukan orang yang terakhir datang saat itu.

Hai, teman-teman dekatku, kalau kalian secara kebetulan maupun tidak menemukan surat terbuka teman kalian yang satu ini, Kakak yang ada disinilah yang sering membuatku memasang status galau dan gagal move on.

It's like a Forbidden Love |
Image is taken from: Pinterest/Saujasvi

2014

Aku tidak ingat banyak tentang tahun ini, apakah aku masih terbayang-bayang olehmu karena ditahun ini aku sedang disibukan dengan persiapan ujian komprehensif dan penyusunan skripsi sebagai syarat akhir masa studi dan mendapat gelas Sarjana Ekonomi. Ya, kita sama-sama bertitel S.E., Kak. Pernah aku memimpikan gelar kita bersanding dicetakan kartu undangan pernikahan kita kelak. Hehe. Angan tinggallah angan. Lupakan saja.

Sedikit yang kutahu tentangmu ditahun ini, kalau tidak salah mengamati akun Facebook-mu, Kakak sudah kembali ke Jogja, kan? Kembali meneruskan perkuliahan Kakak di Kampus UGM? Mungkin Kakak juga sedang menyusun skripsi juga?

Oh iya, Kakak ingat, aku pernah menghubungi Kakak lewat message di-Facebook. Aku menanyakan bagaimana aku bisa mendapat data untuk penelitian skripsiku dicabang bursa efek yang ada dikampusmu, dan apakah bisa non-mahasiswa kampus tersebut mengaksesnya. Kakak menjawab, bisa dan menyuruhku untuk datang langsung. Sebenarnya saat itu ditengah energi yang banyak tersita dalam penyelesaian tugas akhir, aku mencoba peruntungan kembali untuk mengobrol singkat denganmu, Kak. Maaf ya, Kak, kalau hanya membuang waktu Kakak untuk balas message tidak penting dariku.

Ditahun ini juga aku menyelesaikan studi S-1-ku. Aku sudah lulus, Kak! Sekali lagi, ingin sekali memberitahumu tentang hal ini sekaligus mengundangmu untuk datang keacara wisudaku, Kak. Tapi, tapi, aku terlalu malu untuk mengutarakan hal itu. Lagi-lagi sampai tahun itu berlalu aku hanya bisa memendam perasaan tak bertuan ini. Karena aku tidak tahu kemana dan bagaimana harus mengejarmu.

Satu tahun setelah aku diwisuda, Kakakpun diwisuda dan lulus dari jenjang S-1. Selamat ya, Kak. Ucapanku yang ingin kukatakan padamu lewat message FB pada waktu itu. Tapi, ah, aku malu lagi. Hehe. Kak, tapi, saat kamu mengunggah foto-foto wisuda dengan toga universitas milik Kakak dulu, aku nggak melihat Kakak foto berdua dengan seorang wanita yang mungkin saja jadi bagian paling spesial buat Kakak. Apakah saat itu memang ada dan kalian hanya stay private? Atau, ........?

Ah, sudahlah, Kak, it is okay. As long as you are happy and enjoy to your life, I am happy, too.

 

Mezuniyet | image is taken from: Pinterest/edabeyazzz

2017

Tahun-tahun sebelumnya aku sudah tahu Kakak bekerja di Jakarta. Oleh karena itu, aku memberanikan diri untuk merantau kekota yang sama denganmu. Harapanku masih sama seperti dulu, Kak, yaitu bisa kembali bertegur sapa denganmu. Tahun sebelumnya aku memutuskan keluar dari pekerjaan pertamaku sebagai Staf Marketing diindustri MICE di Jogja dan menguatkan hati dan niat mencari pekerjaan di Jakarta.

Aku mendapatkannya setelah berulang kali mengalami penolakan. Ini merupakan hal yang wajar kan, Kak? Aku sangat bersemangat menjalani hari-hari sebagai pekerja di ibukota ini, Kak. Karena setiap hari aku memiliki keyakinan memiliki kesempatan untuk bertemu denganmu dimanapun itu.

Informasi yang kubaca lagi dari Facebook Kakak—eh, bukan, kali ini sudah lebih modern dan profesional, karena kita sudah saling menambahkan jejaring di LinkedIn. Pasti Kakak nggak ingat yang satu ini ya? It does’t matter. Aku cuma mau bilang, sepemahaman aku, ditahun ini kalau tidak salah, Kakak berada di Australia, tepatnya di Sydney bukan, Kak? Kakak Sedang menempuh post-graduate study disana? Lokasi yang sangat jauh dan tidak mungkin kutempuh lagi, Kak. Akupun berpikir kalau memang Kakak tidak pernah ditakdirkan Allah untukku. Kakak hanyalah seseorang yang Allah lewatkan dan perlihatkan padaku agar aku bisa memotivasi diri untuk berkembang lebih baik dan memiliki semangat menggapai cita-citaku seperti Kakak yang sangat beruntung mewujudkan setiap mimpimu.

Oh iya, Kak, sampai pada masa inipun aku masih berusaha dan terus berusaha untuk menamatkan cerita Tiara, Charly, dan Romeo. Meskipun penuh keterlambatan, aku akan tetap melanjutkannya. Sebelumnya aku sudah pernah menyelesaikan draf pertamanya, Kak. Aku mematikan karakter Romeo Dirgantara karena keputusasaanku menemukan dirimu kembali. Namun, setelah kubaca ulang, aku terlalu takut tulisanku ini menjadi kenyataan, seperti halnya ucapan adalah doa. Maka, aku menuliskan ulang dan ingin merubah akhir ceritanya.

Kak, tungguin ya, akhir cerita mereka bertiga. Aku janji akan menyelesaikan dan menuliskan dirimu dalam Ucapan Terima Kasih Penulis kelak.

Image is taken from: Pinterest/ben87850183

2022
Pandemi Covid-19 yang tidak pernah disangka-sangka oleh semua orang didunia ini ternyata sudah sedikit berlalu. Semua orang seperti sudah biasa dengan kebiasaan barunya. Online class and meeting, work from home or anywhere, selama mereka tidak saling berinteraksi langsung. Kak, disaat seperti ini aku sebenarnya ingin mencari kabar dan keberadaanmu lagi.  Aku ingin menanyakan kabarmu; apakah Kakak baik-baik saja, apakah Kakak pernah terjangkit virus itu; bagaimana caramu untuk bertahan dimasa itu? Bagaimana caranya, Kak? Sementara Kakak menghapus akun Facebook Kakak? Karena aku tidak bisa mencari namamu lagi disana. Kakak bahkan mengunci akun Instagram-mu Kak. Sepertinya semesta mendukungku berhenti mengejar bayangmu. Baiklah, aku menyibukkan diri dengan bekerja dikantor. Sekalipun seringkali mengalami hal-hal tidak mengenakkan dikantor dan ingin rasanya punya teman untuk berbagi cerita yang dilalui hari itu. Tetapi, aku memiliki semangat baru dalam bekerja diperusahaan itu, Kak. Aku bertemu seseorang yang mirip sepertimu: dia terlihat kalem, namun memiliki ambisi kuat untuk maju dan berkembang, dia juga seorang yang bertanggungjawab dengan tugas-tugas yang diletakkan padanya, sayangnya, ada satu hal yang kuingin tau darinya, kenapa dia menolak jabatan yang akan diamanahkan kepadanya. Yah, ternyata dia memilih mengundurkan diri dari perusahaan satu tahun setelahmya. Tanpa adanya orang itu, terkadang bayang Kakak muncul lagi dibenakku. Bertahun-tahun aku berhasil move on dari segala rasa penasaran akan dirimu seakan sia-sia. Seolah menyuruhku untuk kembali meminta jaga asa dan mencarimu lagi. Tapi, aku menolak keinginan diriku sendiri untuk kembali mengharapkan dirimu tiba-tiba datang lagi kehidupku. Hampir dua tahun aku berusaha menghapus bayangmu, tentu tidak akan kubuat diriku kembali terjebak dalam penyesalan masa lalu. Aku harus terus berjalan maju kan, Kak?! Memang tidak ada yang menemaniku dalam proses hijrahku saat itu. Aku niatkan agar Allah kelak membantuku lupakanmu dan memiliki rasa kasihan padaku sehingga ia mengirimkan seorang pengganti sepertimu bahkan lebih baik untukku. Ya, mungkin seseorang seperti mantan pegawai dikantorku itu.

 Oh, tidak, Kak. Aku menciptakan karakter lain sebagai temanku bercerita tentang menjalani proses hijrah ini. Mereka adalah Ardyan dan Erika. Cerita mereka akan kubagikan nanti di-link diakhir surat ini ya, Kak?

Cover is designed by my friend: @nanangmr

Baca: Cerita Mereka (Ardyan&Erika Berkisah) - Klik disini
 

2024

Hai, Kak...

Ditahun ini aku sudah cukup berhasil move on dari bayanganmu bahkan aku sudah tidak mau tahu apapun tentangmu lagi. Yang aku selalu pinta kepada Allah adalah hanya aku minta untuk pertemukan aku dan Kakak kembali bukan sebagai takdir pasangan, tapi temukan kami sebagai rekan kerja atau relasi profesional saja. Sehingga dengan begitu aku akan bisa tersenyum bangga seraya menjabat tanganmu dan berkata dalam hati, hai, orang yang tidak pernah putus kudoakan dalam doa usai shiolat-ku agar selalu dipermudah jalan kehidupannya dan selalu diberikan kebahagian oleh Allah.

Meskipun ditahun ini pula aku baru mengalami sebuah kejadian yang berhasil mendewasakanku, bisa membuatku semakin menerima ketetapan Allah, Kak. Beberapa teman pernah kuceritakan tentang hal ini. Akan tetapi, tidak ada yang benar-benar bisa menenangkan pergolakan batinku pada waktu itu. Rasanya ingiiinnn sekaaaliiii punya teman cerita, teman berbagi cerita apapun itu, Kak. Aku ingin didengar, terkadang. Ada kalanya aku juga butuh memberi masukan, berdiskusi dua arah dengan seseorang. Sekali lagi perrnah kubayangkan orang itu adalah kamu, Kak. Sudahlah. Aku menepis bayang itu lagi dan kucoba fokus menjalani hidup, mengejar cita-cita yang baru akan terealisasi.

Ditahun ini aku beranikan diri mendaftar sertfifikasi bidang profesi yang sedang kujalani saat ini. Kita tidak mungkin hanya diam ditempat semula saja kan, Kak? Suatu hari nanti kita harus melangkah maju terus, kan? Itulah kenapa aku memutuskan mengambil sertifikasi profesi itu, Kak. Suatu saat ilmu yang akan kuperoleh akan bisa bermanfaat untuk Bapak/Ibu, Kakak-Kakak Pengusaha, serta membantu teman-teman pegawai diluar sana mendapatkan haknya. Semoga aku bisa dan konsisten mewujudkan cita-citaku, Kak.

Image is taken from: Pinteresr/salsabilazuhraa

 
2025

Kak, sekian dulu ya, surat terbuka-ku ini. Sekali lagi, tujuanku menuliskan surat terbuka ini bukan untuk mencarimu, berharap kamu kembali lagi, tidak sama sekali. Aku juga mau move on, Kak. Aku ingin memberi ruang bagi orang lain masuk dalam hidup. Seseorang yang mungkin seperti Mas “L”.

Kak, Bahagia selalu dimanapun Kakak berada saat ini. Bahagiakan juga seseorang yang sudah beruntung mendapatkan hatimu. Jaga dia ya, Kak? Oh iya, Kak, sejauh apapun Kakak melangkah, jangan lupa untuk selalu memberi kabar pada keluarga, terutama orang tua Kakak ya?!

Kak, sampai jumpa dipuncak kesuksesan kita masing-masing. Aku percaya dengan kemampuan yang kita punya, kita akan bertemu didunia profesional.

Ada Tiara dan Erika yang sudah menungguku untuk menyelesaikan misi kita. Sampai jumpa!

fictional character novel


Story inspirated by Pretty Little Liars Series
"Hai, kita akan segere bertemu.
Tunggu aku ya?" - A

fictional character #blogsocialdiary
Images are our own property

Warm regards,

 

M. G. T. - 顾梦琪 


Note: 

Kak, ini sebuah lagu buat Kakak, yang selalu kuputar: 

Selamat (Selamat Tinggal) - Virgoun, Audy


***

Credits: 

Allah Subhana wa ta'ala, selalu umat-Nya meskipun penuh dosa dan Maha Pengampun;

Diri Sendiri yang sudah berani melangkah maju dan melupakan rasa dimsa lalu; 

Mas L, atas kehadirannya ditempat kerja waktu itu yang bikin bahagia kalau lihat dia;

Pinterest, sudah menyediakan gambar-gambar relevan; 

GWP; 

Wattpad;

Spotify; 

Youtube.



Sunday, October 27, 2024

32 THINGS YOU SHOULD KNOW ABOUT ME | Alika #blogsocialdiary

 

You Should Know About #blogsocialdiary
Edited by Canva | @blogsocialdiary 

Why it should be 32? 

It is because I am turning 32 this year. Welcome To 30's Club!

Here they are!

1. I was born on the most beautiful island in Indonesia. 

2. I have a lot of stories on this island.

3. I guess I dropped my first love at first sight on the island. He was one of my classmates in the English course class.  

4. I am truly Indonesian—I am a half-bleed of Javanese and Sundanese. 

5. Religion? Let’s be a friend without asking about it. 

6. Some Taurus traits define me so much.

Image is taken from Openverse | The Rock Bar Bali

7. When I was young, my parents put me in some courses (math, language, etc.) but, I am only interested in language.

8. In junior high school, my English final test probation was higher than my Indonesian score. I got scolded by my mom because of it. (Of course, at the time I thought English was easier than my own native language);

9. Also, in junior high school, I studied Japanese for a very short time. I learned it because of FOMO (if that phrase existed in 2005). 

10. I have studied in two different types of schools (the state and private schools); 

11. When I was in a religious private school, I learned more about tolerance. It was so much fun since I got friends from any religious state, and we never made it a big problem!  

12. I had a friend who was always in the same school (since I was on the island and Java). It was accidental, but it will be a fun fact to remember forever! 

Image is taken from Openverse | school life, now a memory

13. I got my first glasses in the first grade of senior high school. The minus scale in my glasses ranges from approximately -1.50 to -1.25. 

14. It seemed I was an introverted person since I was young; 

15. I did not have many friends in high school. I was busy finding my real adolescent identity. Also, what truly my passion is;

16. My passion is about the literature. Yes, it is Indonesian literature. I started to love to notice my Indonesian teacher taught it. I loved it more than when she taught me about grammar things. (I am sorry, Madam.);

17. I joined the Indonesian literature intra-curricular class. I enjoyed making the short film, making a script, and discussing it with my teammate and the teacher. 

18. I have just found that my hobby is writing. I started to write a Fan-Fiction.

Image is taken from Openverse | Introverts march in the streets

19. My first Fan Fiction comes from my favorite contestants from Akademi Fantasi Indosiar (AFI). Now, I am feeling ashamed to recall that fan fiction. (LOL) 

20. After writing Fan Fiction, I started to write short stories about adolescent friendship: adventure, friendship-romantic themed. 

21. When I was in the university, I got a chance to join a writing short course. It was my big dream to dare! From that moment, I never expected I would meet many friends who are interested in books and writing, and they are also authors! 

22. Because of that writing short course, the alumni formed a reading community. Our “Oldman” said a reading community is needed to support us—he means if there are no readers who would get our published book one day? However, The COVID-19 pandemic made our community go down. We were inactive. ☹

Image is taken from Openverse | book

23. Since the First Love I met in junior high school, I never fell in love again until I met him in 2012. He was my senior in our English class. We are from two different universities.

24. He wasn’t my first love however he was the one who I think that he is my first love. 

25. Actually, my favorite type of man is different from his looks. But, I also don’t expect that I could fall for him so badly. 

26. I didn’t regret it. I made it as a lesson for my future love-life in the future. I won’t give anyone to pursue myself if I still have another feeling haven’t finished yet to another man. I won’t make a similar mistake twice. 

27. I met my Ex when we were in the university. To be exact, when we did our pre-final thesis as our university requirement for taking the next step in the university—thesis. 

Image is taken from Openverse | robot love

28. However, my Ex has nothing special compared to my crush who I had met in the English course outside the campus. (Eh, could I insist on calling him a Crush? We even didn’t to each other much) 

29. I feel sorry to my Ex in that moment. 

30. From 2011 to recent days, I have kept in contact with my close friends, some Super Girls who turned into Super Women now, I have met them as fans of one of the Indonesian boy groups. Now, I never feel ashamed anymore that I have liked SM*SH. Because of it, I have the Super Girls until now! Thanks, our heroes! 

31. I even imagined that one day, on my wedding day my Super Girls could be my bride-maids. Hopefully. 

32. My Other 7-Super Girls haven’t known yet about the man I met in my English class until now. I only keep his face, his shadow alone by myself. All of my best prayers go to him even though I am not on his side (for now). 

Image is taken from Openverse | Thank You!


Tuesday, November 01, 2022

Pernikahan Impian - Anandito Dwis, Anisa Rahma (Lirik)

Title: A Dream Wedding (Original tittle: Pernikahan Impian

Presented by Anandito Dwis and Anisa Rahma 

Translated by Alika Gustiari

Pernikahan Impian - Anandito Dwis, Anisa Rahma  the couple goal
Edited by Canva


Terjemahan lirik yang sudah diposting: Istirahatlah, oleh Abimanyu Bhakti


Mentari pagi tersenyum tenangkan hati

The sunshine smiles to calm the heart

Sebuah kisah akhirnya berakhir indah

Finally, a story ends beautiful

Doa rinduku terjawab karena hadirmu

My missing prayer has been answered because of your existence

Kita bersama melangkah bahagia

We are stepping together happily

Meski kita dipertemukan tak sengaja

Even though we met accidentally

Tapi kuyakin rencana-Nya yang terindah

But I am sure His planning is the worth

Untuk kita lewatinya

For us to through together

 

( * )

Aku menikahimu karena Allah mau

I am marrying you because Allah wants to

Telah lama kumenanti kehadiranmu dihati

I have waited so long for your presence in my heart

Aku menikahimu karena cinta sejati

I am marrying you because of true love

Ada dalam pernikahan impianku bersanding denganmu

There is my dream wedding to be with you

 

Kita ‘kan saling menguatkan

We are going to encourage each other

Bersama-sama membangun cinta

To build our love together

Meniti jalan ridho-Nya

To step forward and reach His blessing

 

Kembali ke (*)

Back to (*)


Also, Read: Favorite quote from Stephanie Zen's book

Monday, January 31, 2022

How I Start To Fall In Love with Learning Languages

 

How to start learning a new language


When I entered the third grade in elementary school I got a new lesson. I and my schoolmates got English in the third-grade elementary school. My mother thought I should get another class to improve my English since my parents are not fluent enough to teach me. They sent me to the course class.

I still remember the first course where I learned English. I do not remember the course’s business name. It was a small class in my hometown. A small class in a small house-building to run the business made me know how beautiful it is (to start to learn English)! However, I cannot find the building name picture in the Google Maps Image to attach here. Also, I cannot recall who tutors had taught me English at the time. I insist thank them for making me understand English on my first way to learn it. Thank you so much, all of my tutors.

 

Read: 2017, the year that changed me 


A couple of years later, my mother asked me to join a better class;. It had better facilities and more tutors. Recently, I just realized the new course might be more expensive than the old one. My parents did it for my future. Yup, I got more friends when I studied there. The circumstance was great and all tutors were experienced. We weren’t only studying, but also played some games or quizzes related to the lesson in the class.

Oh, the beautiful moment I could not forget when they held a study tour to one of the beautiful beaches on the island. I cannot forget the moment we played and studied at the same time. It was a nice moment. If I could replay the moment, I would memorize all of my classmates' names who joined there, then I google them and get the contact. I wish…


When I entered high school later, I moved to the English class near my school and my house location. A simple personal computer came to the era. I remember about it since we—I and my classmates played the computer games on it while we were waiting for our tutor to come to class. Basically, when I started to learn English as my new language, at the same time I also got new friends. So, it was encouraged me to join the class again and again. At that age, I thought that learning a new language and joining the course could make me have lots of friends outside the school. Additionally, here I got the first man who I admired.

Speaking of a person who I admire, eight years later since I found the first one, I had met the second one. Hehehe. The person is really something for me. So, I can’t move on easily from him. Still, I met him in the English class. That’s way led me to love learning English more.

 

Also, read: This is about my hobby and official work


I used to live and study in the surrounding area where full of foreigners come and enjoy their holiday there. I had known that English and some foreign languages are very useful in our daily life earlier. Besides taking English classes outside the school, I also take Japanese in additional classes in the school. Unfortunately, in the new school where I and my family had moved in, I didn’t find another languages class except the English class. So, I missed my interest in Japanese at the time.

Luckily, then I found other languages to learn again. It’s Chinese. I wanted to learn Chinese because I was addicted to the Taiwan series. I watched Meteor Garden and Romantic Princess which stole my attention so much. But, the city didn’t have many places to join the Chinese course like what I found in the previous city before.

I keep learning English with my classmates in the course class. However, currently, I only sharpen my skill of writing by writing some opinions in English, posting in on the blog, and watching online videos on youtube to enrich my vocabulary. Also, I look for some partners to practice my verbal skill. Anyone? Hehehe. 


Here is all of my story about how I started to learn new languages. I'll see you in another title of the post. 

Thank you for visiting #blogsocialdiary. 


Regards, 

Ally



Recent post: 

Hahaha. by Suara Kayu feat. Bianca Dimas (Indonesian-English  Lyric Translation)

Monday, August 09, 2021

About Writing and Office Life

Hi, Readers! Now, see what I am going to tell you here. 


#blogsocialdiary




I am currently working in the office of the building construction planner and design. Yes, I am an-8 to 5 society. I work from Monday to Friday. Everyday. Every day I run the same chores on repeat. Can you imagine sometimes it could be a boring day? I think some of you may have a similar situation with me, don't you? Just answer it in your heart, dear. :)

What a busy week! Speaking truthfully, I need a friend to talk with after the working hour. I mean not everything I can tell my family about the company, especially my parents. Because I know it probably will make them worry. I decided to keep it by myself. The only friend I have is a diary book. I can throw up all about my feeling throughout the day. I used to write it in a book. Now, the digital era has changed it. I have an electronic diary on my smartphone. Thanks to technology! 






Honestly, I am interested in writing and have a dream to be an author. Now, I'm struggling hard to publish my first novel draft. Wish me luck :). Sometimes, I just assume that my characters on it are real. I keep thinking them on my mind. Talking to myself just like I have some to talk with. 


This kind of my hobby brings me here to show you some experiences I had before. Because I think when I'm telling my experiences I wish some people could learn something from it. Jack Ma said that the best teacher is learning from other people's mistakes. Do better than other people have done. I hope you get something good from this simple blog and thank you for visiting.




I will not make the hobby only like a hobby that I do in my spare time. I need to grow it up as I try to grow my level up in the company. I mean, my interest in writing should go higher as my carrier in the Finance/Administration section. Also, I don't mean to switch income from the previous one. But, if there is a way to do it, I will not deny it :). I cannot close the door for something would come to me in the future. 

I am sorry if you still see incorrect words or grammar here because I also still learning English. Since English is not my mother tongue. I am not a native of it. Give your comment below to make me improve it. Thank you.



Dear, 
Youxi, Yingshan, and all of my characters

I want he knows I am still here waiting for him to find this simple #blogsocialdiary. He should know I am on my way to be The New Version of Alika. He should know a character who I create because of him. Let Charly Abraham and Mutiara tell about him later. 



Yours, 

Ally ^^

New baked post

Surat Terbuka Untuk Seseorang Pernah Kupanggil Kakak Disana

  Yogyakarta, Indonesia, 5 November 2025 H ai, Kak….     Apa boleh aku memanggil nama lengkapmu? Aku masih hafal lho, Kak. Sangat hafal....