Read into your languange

Showing posts with label sharing. Show all posts
Showing posts with label sharing. Show all posts

Wednesday, November 05, 2025

Surat Terbuka Untuk Seseorang Pernah Kupanggil Kakak Disana

 

Yogyakarta, Indonesia, 5 November 2025

Hai, Kak….   

Apa boleh aku memanggil nama lengkapmu? Aku masih hafal lho, Kak. Sangat hafal. Karena nama itu pernah tidak putus kupinta pada Allah. Hebat ya, Kak? Tapi, disurat terbuka ini aku tidak ingin memperlihat nama aslimu. Karena bagiku Kakak hanyalah seorang tamu yang pernah mampir dihidupku 13 tahun yang lalu. Terima kasih sudah sempat datang kehidupku ya, Kak?! Terima kasih sudah membiarkanku tahu akan adanya sosok seperti dirimu.

Kak, kalau kamu menemukan dan membaca surat terbuka ini, aku hanya ingin kamu tahu keadaan aku saat menulis surat ini, saat ini dimana aku sudah tidak lagi ingin bertemu denganmu, ingin tahu kabar dan segalanya tentang dirimu. Sekarang, aku mulai bisa menuliskan isi hatiku kepadamu karena aku sudah merelakan jikalau kamu memang tidak pernah ditakdirkan Allah untukku. Allah hanya ingin aku mengenalmu, Kak, untuk membangkitkan kembali semangat belajar, berkarya, dan ikhlas menerima apapun takdir-Nya.


Untuk Kakak DIsana
Designed by Canva - #blogsocialdiary


The Beginning

Hai, Kak,

Boleh kamu putar kembali memori diotakmu? Kakak merupakan individu yang pintar, jadi aku yakin sekali (kalau kamu suatu hari) kamu mendapati surat terbuka ini, kamu akan bisa mengenali siapa aku, Kak, berdasarkan klu yang kutulis disini.

Hari itu Hari Selasa, tanggal 29 Mei 2012 disebuah tempat kursus Bahasa Inggris di  Area Kotabaru, Kota Yogyakarta (perlukah kusebut lembaga bahasa itu?), pertama kali aku melihatmu. Mungkin kamu tidak sadar ada seorang gadis yang mengamati gerak-gerikmu sejak kamu pertama kali membuka pintu ruangan kelas itu. Pada hari pertama itu kamu mengambil kursi diarah seberangku sehingga aku bisa melihat dirimu dengan jelas. Selain itu, jika aku tidak salah mengingat, kamu merupakan peserta kursus terakhir yang datang pada malam hari itu, tentu seorang dengan karisma se-tinggi-mu langsung mencuri perhatianku. Kemudian, tutor kelas kita dihari itu meminta dirimu melakukan perkenalan dihadapan teman-teman  sekelas.

Saat itu Kakak sedang menempuh studi bidang Manajemen di  Fakultas Ekonomika&Binis Universitas Gadjah Mada, kan? Kalau aku tidak salah juga Kakak masuk perkuliahan ditahun 2019—satu tahun sebelum aku masuk universitas. Setelahnya, aku bahkan bisa menebak tanggal lahir dan zodiak Kakak, lho! Hehe. It is because I was your biggest fan, Kak!

Oke, kita kembali kemasa kita mengikuti kursus Bahasa dulu ya, Kak?!

Apa Kakak ingat tutor kita pernah memberikan tugas presentasi didepan kelas dengan tema sebuah tempat atau sebuah negara dimana mengibaratkan kita sedang berlaga sebagai seorang pemandu. Apa Kakak ingat ada seorang peserta kursus yang membawakan materi tentang Negara Taiwan? Itu aku, Kak! Aku sangat terobsesi dengan segala hal berkaitan dengan Taiwan. Negara itu masih merupakan bagian dari Negara Tiongkok yang sedang mengusahakan kebebasannya menjadi negara sendiri dari induk negara, Tiongkok (seperti aku yang pernah berusaha sekuat tenaga melepas bayang-bayangmu).

Kamu ingat nggak, Kak? Saat itu Kakak memperkenalkan negara-negara Skandinavia kepada kita yang hadir dikelas itu. Kakak menyampaikan presentasimu dengan percaya diri, tidak seperti aku, Kak, aku justru grogi setengah mati ketika memperkenalkan Taiwan kepadamu dan teman-teman dikelas. Sama grogi dan salah tingkah ketika mendapat giliran praktik group speaking denganmu dan satu orang lagi (maaf, aku lupa siapa dia). Aku menjatuhkan bolpoinku, kemudian bukuku, karena aku tidak bisa menahan rasa senang berbicara denganmu, Kak!

Sayangnya, waktu pertemuan kita tidak sampai akhir periode kursus itu, Kak. Kalau tidak salah jelang lima atau empat pertemuan terakhir kelas, Kakak berbicara pada tutor yang mengajar hari itu, kalau Kakak tidak memungkinkan untuk ikut final test bersama kami karena Kakak perlu mengurusi  urusan perkuliahan Kakak juga di luar Indonesia (hanya saja aku tidak begitu jelas ke negara mana Kakak akan pergi). Kenapa aku tahu ya, Kak? Padahal kalau Kakak ingat saat itu semua peserta sudah keluar kelas, mungkin Kakak pikir hanya tinggal dirimu seorang bersama tutor kelas. Saat itu aku masih berada dikelas, Kak, mengepak buku kedalam tasku. Aku kaget dengan apa yang baru kudengar. Tidak menyangka akan secepat itu pertemuan kita dikelas. Aku bahkan belum berkenalan denganmu lebih serius, Kak. Dan, benar saja. Dipertemuan kelas berikutnya, aku sudah tidak melihat Kakak lagi. Kakak sedang dimana saat itu? Aku mencatat tanggal pertemuan terakhir dikelas itu adalah 18 Juni 2012, Hari Senin.

Image is taken from: Pinterest/Flickr

2013

Hai, Kak...

Kamu tahu, Kak, demi bisa melupakan dimana kamu setelah satu tahun sejak kelas kursus itu, aku coba melirik teman-teman laki-laki dikampusku. Ya, berharap ada seseorang sepertimu yang bisa mengaburkan rasa penasaran tentang dimanakah dirimu saat itu, aku ingin tahu keberadaan dan kabarmu. Aku kembali melihat dalam-dalam seseorang yang pernah kusukai sebelum bertemu denganmu. Tapi, hasilnya sudah berbeda, Kak. Tidak ada lagi rasa suka untuknya. Diawal perkuliahan, aku bisa jadi melihatnya begitu rupawan (meskipun kata teman dekatku tidak begitu), namun, mataku melihatnya sudah beda. Dia berubah menjadi seorang playboy, buaya darat, dan sejenisnya. Mungkin kalau dimasa itu sudah muncul istlah “redflag”, ya itulah dirinya. Tapi, dia—teman sekelasku sewaktu semester pertama dan kedua diperkuliahan waktu itu, terlanjur kujadikan visualisasi dari tokoh novel yang ingin segera kuselesaikan ceritanya. Dia telah menginsiprasi lahirnya tokoh Charly Abraham Putra, sementara Kakak-lah yang menginspirasiku menciptakan tokoh Romeo Dirgantara. Rasanya aku sudah saat ingin memperkenalkan tokoh Romeo Dirgantara kepadamu, Kak. I wish I can finish my draft as soon as possible, Kak!

Kak, ditahun ini, satu tahun setelah kamu menghilang, aku mulai mencoba buka hati untuk laki-laki lain. Harapanku cuma satu: ketika aku bersamanya aku bisa mengikis semua ingatanku tentangmu yang tak kunjung berkabar saat itu. Orang itu merupakan laki-laki yang baik, Kak, dia rela berbuat apa saja untuk membuktikan perasaannya. Teman-temanku banyak yang mendukungku melanjutkan kisah kita. Namun, sepertinya aku yang belum siap dengan itu, Kak. Aku justru merasa bersalah kepadanya. Karena didalam kepalaku, aku masih saja membandingkan dirinya dengan diri Kakak. Aku memutuskan akhiri semuanya begitu saja, tanpa memberi tahu dia yang sebenarnya. Karena pada waktu itu akupun tidak yakin dia bisa menerima alasanku yang masih terjebak perasaan pada orang lama.

Berakhirnya hubungan kasih aku dan orang itu tentu saja diketahui teman-temanku yang lainnya. Ya, mereka menyayangkan karena jalinan kasih kita terlalu singkat. Tapi, apa mau dikata, aku juga tidak bisa membohongi isi hatiku, kalau aku masih ingin berpetualang mencarimu jejakmu, Kak. Akan tetapi, tidak ada seorang teman dekatku yang tahu tentang dirimu lho, Kak. Semua tentangmu kusimpan rapat-rapat hanya untukku diri sendiri. Jadi, kalau mereka menanyakan aku sering memasang status dan tweet galau, gundah gulana pada waktu itu karena siapa, hanya bisa kujawab karena seseorang, tetapi bukan orang yang terakhir datang saat itu.

Hai, teman-teman dekatku, kalau kalian secara kebetulan maupun tidak menemukan surat terbuka teman kalian yang satu ini, Kakak yang ada disinilah yang sering membuatku memasang status galau dan gagal move on.

It's like a Forbidden Love |
Image is taken from: Pinterest/Saujasvi

2014

Aku tidak ingat banyak tentang tahun ini, apakah aku masih terbayang-bayang olehmu karena ditahun ini aku sedang disibukan dengan persiapan ujian komprehensif dan penyusunan skripsi sebagai syarat akhir masa studi dan mendapat gelas Sarjana Ekonomi. Ya, kita sama-sama bertitel S.E., Kak. Pernah aku memimpikan gelar kita bersanding dicetakan kartu undangan pernikahan kita kelak. Hehe. Angan tinggallah angan. Lupakan saja.

Sedikit yang kutahu tentangmu ditahun ini, kalau tidak salah mengamati akun Facebook-mu, Kakak sudah kembali ke Jogja, kan? Kembali meneruskan perkuliahan Kakak di Kampus UGM? Mungkin Kakak juga sedang menyusun skripsi juga?

Oh iya, Kakak ingat, aku pernah menghubungi Kakak lewat message di-Facebook. Aku menanyakan bagaimana aku bisa mendapat data untuk penelitian skripsiku dicabang bursa efek yang ada dikampusmu, dan apakah bisa non-mahasiswa kampus tersebut mengaksesnya. Kakak menjawab, bisa dan menyuruhku untuk datang langsung. Sebenarnya saat itu ditengah energi yang banyak tersita dalam penyelesaian tugas akhir, aku mencoba peruntungan kembali untuk mengobrol singkat denganmu, Kak. Maaf ya, Kak, kalau hanya membuang waktu Kakak untuk balas message tidak penting dariku.

Ditahun ini juga aku menyelesaikan studi S-1-ku. Aku sudah lulus, Kak! Sekali lagi, ingin sekali memberitahumu tentang hal ini sekaligus mengundangmu untuk datang keacara wisudaku, Kak. Tapi, tapi, aku terlalu malu untuk mengutarakan hal itu. Lagi-lagi sampai tahun itu berlalu aku hanya bisa memendam perasaan tak bertuan ini. Karena aku tidak tahu kemana dan bagaimana harus mengejarmu.

Satu tahun setelah aku diwisuda, Kakakpun diwisuda dan lulus dari jenjang S-1. Selamat ya, Kak. Ucapanku yang ingin kukatakan padamu lewat message FB pada waktu itu. Tapi, ah, aku malu lagi. Hehe. Kak, tapi, saat kamu mengunggah foto-foto wisuda dengan toga universitas milik Kakak dulu, aku nggak melihat Kakak foto berdua dengan seorang wanita yang mungkin saja jadi bagian paling spesial buat Kakak. Apakah saat itu memang ada dan kalian hanya stay private? Atau, ........?

Ah, sudahlah, Kak, it is okay. As long as you are happy and enjoy to your life, I am happy, too.

 

Mezuniyet | image is taken from: Pinterest/edabeyazzz

2017

Tahun-tahun sebelumnya aku sudah tahu Kakak bekerja di Jakarta. Oleh karena itu, aku memberanikan diri untuk merantau kekota yang sama denganmu. Harapanku masih sama seperti dulu, Kak, yaitu bisa kembali bertegur sapa denganmu. Tahun sebelumnya aku memutuskan keluar dari pekerjaan pertamaku sebagai Staf Marketing diindustri MICE di Jogja dan menguatkan hati dan niat mencari pekerjaan di Jakarta.

Aku mendapatkannya setelah berulang kali mengalami penolakan. Ini merupakan hal yang wajar kan, Kak? Aku sangat bersemangat menjalani hari-hari sebagai pekerja di ibukota ini, Kak. Karena setiap hari aku memiliki keyakinan memiliki kesempatan untuk bertemu denganmu dimanapun itu.

Informasi yang kubaca lagi dari Facebook Kakak—eh, bukan, kali ini sudah lebih modern dan profesional, karena kita sudah saling menambahkan jejaring di LinkedIn. Pasti Kakak nggak ingat yang satu ini ya? It does’t matter. Aku cuma mau bilang, sepemahaman aku, ditahun ini kalau tidak salah, Kakak berada di Australia, tepatnya di Sydney bukan, Kak? Kakak Sedang menempuh post-graduate study disana? Lokasi yang sangat jauh dan tidak mungkin kutempuh lagi, Kak. Akupun berpikir kalau memang Kakak tidak pernah ditakdirkan Allah untukku. Kakak hanyalah seseorang yang Allah lewatkan dan perlihatkan padaku agar aku bisa memotivasi diri untuk berkembang lebih baik dan memiliki semangat menggapai cita-citaku seperti Kakak yang sangat beruntung mewujudkan setiap mimpimu.

Oh iya, Kak, sampai pada masa inipun aku masih berusaha dan terus berusaha untuk menamatkan cerita Tiara, Charly, dan Romeo. Meskipun penuh keterlambatan, aku akan tetap melanjutkannya. Sebelumnya aku sudah pernah menyelesaikan draf pertamanya, Kak. Aku mematikan karakter Romeo Dirgantara karena keputusasaanku menemukan dirimu kembali. Namun, setelah kubaca ulang, aku terlalu takut tulisanku ini menjadi kenyataan, seperti halnya ucapan adalah doa. Maka, aku menuliskan ulang dan ingin merubah akhir ceritanya.

Kak, tungguin ya, akhir cerita mereka bertiga. Aku janji akan menyelesaikan dan menuliskan dirimu dalam Ucapan Terima Kasih Penulis kelak.

Image is taken from: Pinterest/ben87850183

2022
Pandemi Covid-19 yang tidak pernah disangka-sangka oleh semua orang didunia ini ternyata sudah sedikit berlalu. Semua orang seperti sudah biasa dengan kebiasaan barunya. Online class and meeting, work from home or anywhere, selama mereka tidak saling berinteraksi langsung. Kak, disaat seperti ini aku sebenarnya ingin mencari kabar dan keberadaanmu lagi.  Aku ingin menanyakan kabarmu; apakah Kakak baik-baik saja, apakah Kakak pernah terjangkit virus itu; bagaimana caramu untuk bertahan dimasa itu? Bagaimana caranya, Kak? Sementara Kakak menghapus akun Facebook Kakak? Karena aku tidak bisa mencari namamu lagi disana. Kakak bahkan mengunci akun Instagram-mu Kak. Sepertinya semesta mendukungku berhenti mengejar bayangmu. Baiklah, aku menyibukkan diri dengan bekerja dikantor. Sekalipun seringkali mengalami hal-hal tidak mengenakkan dikantor dan ingin rasanya punya teman untuk berbagi cerita yang dilalui hari itu. Tetapi, aku memiliki semangat baru dalam bekerja diperusahaan itu, Kak. Aku bertemu seseorang yang mirip sepertimu: dia terlihat kalem, namun memiliki ambisi kuat untuk maju dan berkembang, dia juga seorang yang bertanggungjawab dengan tugas-tugas yang diletakkan padanya, sayangnya, ada satu hal yang kuingin tau darinya, kenapa dia menolak jabatan yang akan diamanahkan kepadanya. Yah, ternyata dia memilih mengundurkan diri dari perusahaan satu tahun setelahmya. Tanpa adanya orang itu, terkadang bayang Kakak muncul lagi dibenakku. Bertahun-tahun aku berhasil move on dari segala rasa penasaran akan dirimu seakan sia-sia. Seolah menyuruhku untuk kembali meminta jaga asa dan mencarimu lagi. Tapi, aku menolak keinginan diriku sendiri untuk kembali mengharapkan dirimu tiba-tiba datang lagi kehidupku. Hampir dua tahun aku berusaha menghapus bayangmu, tentu tidak akan kubuat diriku kembali terjebak dalam penyesalan masa lalu. Aku harus terus berjalan maju kan, Kak?! Memang tidak ada yang menemaniku dalam proses hijrahku saat itu. Aku niatkan agar Allah kelak membantuku lupakanmu dan memiliki rasa kasihan padaku sehingga ia mengirimkan seorang pengganti sepertimu bahkan lebih baik untukku. Ya, mungkin seseorang seperti mantan pegawai dikantorku itu.

 Oh, tidak, Kak. Aku menciptakan karakter lain sebagai temanku bercerita tentang menjalani proses hijrah ini. Mereka adalah Ardyan dan Erika. Cerita mereka akan kubagikan nanti di-link diakhir surat ini ya, Kak?

Cover is designed by my friend: @nanangmr

Baca: Cerita Mereka (Ardyan&Erika Berkisah) - Klik disini
 

2024

Hai, Kak...

Ditahun ini aku sudah cukup berhasil move on dari bayanganmu bahkan aku sudah tidak mau tahu apapun tentangmu lagi. Yang aku selalu pinta kepada Allah adalah hanya aku minta untuk pertemukan aku dan Kakak kembali bukan sebagai takdir pasangan, tapi temukan kami sebagai rekan kerja atau relasi profesional saja. Sehingga dengan begitu aku akan bisa tersenyum bangga seraya menjabat tanganmu dan berkata dalam hati, hai, orang yang tidak pernah putus kudoakan dalam doa usai shiolat-ku agar selalu dipermudah jalan kehidupannya dan selalu diberikan kebahagian oleh Allah.

Meskipun ditahun ini pula aku baru mengalami sebuah kejadian yang berhasil mendewasakanku, bisa membuatku semakin menerima ketetapan Allah, Kak. Beberapa teman pernah kuceritakan tentang hal ini. Akan tetapi, tidak ada yang benar-benar bisa menenangkan pergolakan batinku pada waktu itu. Rasanya ingiiinnn sekaaaliiii punya teman cerita, teman berbagi cerita apapun itu, Kak. Aku ingin didengar, terkadang. Ada kalanya aku juga butuh memberi masukan, berdiskusi dua arah dengan seseorang. Sekali lagi perrnah kubayangkan orang itu adalah kamu, Kak. Sudahlah. Aku menepis bayang itu lagi dan kucoba fokus menjalani hidup, mengejar cita-cita yang baru akan terealisasi.

Ditahun ini aku beranikan diri mendaftar sertfifikasi bidang profesi yang sedang kujalani saat ini. Kita tidak mungkin hanya diam ditempat semula saja kan, Kak? Suatu hari nanti kita harus melangkah maju terus, kan? Itulah kenapa aku memutuskan mengambil sertifikasi profesi itu, Kak. Suatu saat ilmu yang akan kuperoleh akan bisa bermanfaat untuk Bapak/Ibu, Kakak-Kakak Pengusaha, serta membantu teman-teman pegawai diluar sana mendapatkan haknya. Semoga aku bisa dan konsisten mewujudkan cita-citaku, Kak.

Image is taken from: Pinteresr/salsabilazuhraa

 
2025

Kak, sekian dulu ya, surat terbuka-ku ini. Sekali lagi, tujuanku menuliskan surat terbuka ini bukan untuk mencarimu, berharap kamu kembali lagi, tidak sama sekali. Aku juga mau move on, Kak. Aku ingin memberi ruang bagi orang lain masuk dalam hidup. Seseorang yang mungkin seperti Mas “L”.

Kak, Bahagia selalu dimanapun Kakak berada saat ini. Bahagiakan juga seseorang yang sudah beruntung mendapatkan hatimu. Jaga dia ya, Kak? Oh iya, Kak, sejauh apapun Kakak melangkah, jangan lupa untuk selalu memberi kabar pada keluarga, terutama orang tua Kakak ya?!

Kak, sampai jumpa dipuncak kesuksesan kita masing-masing. Aku percaya dengan kemampuan yang kita punya, kita akan bertemu didunia profesional.

Ada Tiara dan Erika yang sudah menungguku untuk menyelesaikan misi kita. Sampai jumpa!

fictional character novel


Story inspirated by Pretty Little Liars Series
"Hai, kita akan segere bertemu.
Tunggu aku ya?" - A

fictional character #blogsocialdiary
Images are our own property

Warm regards,

 

M. G. T. - 顾梦琪 


Note: 

Kak, ini sebuah lagu buat Kakak, yang selalu kuputar: 

Selamat (Selamat Tinggal) - Virgoun, Audy


***

Credits: 

Allah Subhana wa ta'ala, selalu umat-Nya meskipun penuh dosa dan Maha Pengampun;

Diri Sendiri yang sudah berani melangkah maju dan melupakan rasa dimsa lalu; 

Mas L, atas kehadirannya ditempat kerja waktu itu yang bikin bahagia kalau lihat dia;

Pinterest, sudah menyediakan gambar-gambar relevan; 

GWP; 

Wattpad;

Spotify; 

Youtube.



Wednesday, November 30, 2022

Job Switching

Hello, everyone! I have not posted something here in a long time. This month I have just started with another Indonesian-English lyric song translation. You can scroll down the page later to find it. I'll post a story in my native language, Indonesian. For foreigners, please turn on the translate tool in your browser.


Also, Read: Why you should keep your job? #2022Insight


Job Switching experience
My experience with job switching

Aku mau cerita sedikit soal job switching atau kata lainnya berpindah "haluan" pekerjaan (begitu nggak sih?! Hehe). Karena kebetulan tahun ini akupun memulai pekerjaan baru, jadi aku sekalian cerita saja persiapanku dalam menghadapi tantangan baru dipekerjaan baru ini. Siapa tahu, kan, ada yang sedang mengalaminya juga atau berpikir untuk pindah pekerjaan yang notabene pekerjaan itu sangat baru untuk kita semua.

 

Berdasarkan cerita yang kudengar dari sekelilingku maupun tulisan-tulisan kubaca dimedia daring, job switching atau berganti pekerjaan berbeda dari menjadi pekerjaan dibidang baru bagi kita. Pergeseran deskripsi pekerjaan ini bisa dipengaruhi oleh berbagai latar belakang. Bisa karena tuntutan pekerjaan sebelumnya diperusahaan. Misalnya, seorang Sales yang berpindah posisi sebagai Public Relation (PR) karena bagian PR tersebut sedang kekurangan orang; atau pimpinan ingin mengajarkan ilmu baru kepada Sales yang bersangkutan; bisa juga seorang Staf IT yang ingin mempelajari bagian Purchasing karena pasion yang berubah ditengah perjalanan karirnya. Jujur, aku pernah bahkan masih mengalami contoh kasus yang kedua. Posisi terakhirku dalam bekerja tahun lalu adalah Staf Keuangan karena aku berpikir terlalu idealis, seperti aku ingin berkarir sesuai dengan jurusan kupilih sewaktu kuliah dulu. Padahal aku tahu kok kenyataan tidak bisa berjalan se-lurus itu. Ada gelombang arus kehidupan yang harus kita ikuti demi membentuk pribadi kita menjadi lebih kuat. 

Sekarang aku mendapatkan pelajaran manajemen yang lebih kompleks dibandingkan tugas-tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sewaktu kuliah dulu justru pada akhirnya membuatku semakin serius memperdalam ilmu personalia demi menjadi seorang Professional HR dimasa akan datang. Tujuanku saat itu (bahkan sampai saat ini) adalah aku tidak mau teman-teman baru ditempat kerjaku mengalami keterlambatan surat pengangkatan karyawan tetap maupun surat perpanjangan kontrak mereka seperti yang dialami teman-teman periode sebelumnya, pun mereka mendapatkan informasi pasti mengenai hak cuti mereka. That is very simple, isn't? And, I am satisfied enough to see them get it without any complain


Job switching experience
Image source: shuttertstock

 

Aku sadar untuk berpindah posisi atau pekerjaan tentu sangat perlu mempelajari kemampuan khusus yang dibutuhkan disetiap bidang baru yang akan kita tekuni selanjutnya. Maka dari itu, sebelum aku resmi selangkah lebih maju menjadi personel HR, aku mulai mencari info webinar maupun training kepersonaliaan supaya aku tidak terlalu buta ketika kelak teman-teman baru menanyakan perihal kepersonaliaan kepadaku. Tentunya aku sesuaikan juga dengan aturan main dan budaya perusahaan.

Dan, inilah beberapa hal yang aku lakukan untuk persiapkan diri dalam beralih pekerjaan:

- Mencari buku bacaan yang relevan dengan bidang baru akan kita geluti

Menurutku, ini merupakan hal paling dasar jika kita akan mempelajari ilmu baru. Sama seperti materi dibangku sekolah dahulu, referensi dari buku cetak pasti akan menjadi acuan pertama buat kita belajar awalnya. Karena dari setiap halaman buku yang kita baca, setidaknya kita sedikit dapat pemahaman baru mengenai bidang baru yang akan kita geluti. Ada dua judul buku tengah kubaca saat ini. Aku bermaksud membuat resume kedua dan aku bagikan di-blog ini ya?! Stay tune!

 

- Aktif mengikuti webinar atau pelatihan dibidang baru

Cara yang kedua ini juga bisa banget menambah pengetahuan tentang industri yang akan kita masuki berikutnya. Bagi yang kurang akrab dengan kata-kata didalam buku, sering mengikuti seminar luring maupun boothcamp pelatihan juga bisa membantu tambah pengetahuan kita. Dari webinar maupun boothcamp yang bisa kita temui banyak dimedia sosial (sesuaikan saja dengan waktu dan buget teman-teman, jika masih dibiayai sendiri), kita bakal dapat insight pelajaran dari ahlinya bahkan berdiskusi dengan peserta lain disesi diskusi maupun tanya jawab. Salah satu kelas maupun webinar yang bisa teman-teman ikuti bisa dilihat dilaman Glint – Expert Class. Ada satu-dua webinar mengenai HRM dari sana. Sekedar testimoni dari aku, event tersebut sangat menginspirasi untuk perbaikan karirku kedepannya karena pembicaranya dari kalangan professional sehingga pembahasannya sangat relate dengan keseharian kita. Try it on, gangs!

Job switching and online learning
Image source: Shutterstock


- Berdiskusi dengan teman yang se-pengalaman

Kalau teman-teman belum memiliki tema disekitar kalian memiliki pengalaman serupa dengan pekerjaan baru kalian, lewat poin nomor dua tadi kita bisa mendapatkannya. Kalau secara online, mungkin akan lebih sulit untuk bertukar kontak dibandingkan seminar dan workshop luring yang bebas saling bertukar pendapat bahkan usai acara tersebut. Maka, kita bisa manfaatkan sesi tanya jawab maupun diskusi antar peserta diforum. Kalau aku menambahinya dengan menyimak thread mengenai HR di-Twitter. Ya, sesekali bisa nimbrung. Lumayan juga untuk menambah insight kita  akan bidang baru yang akan kita masuki.

 

- Practice Makes Perfect

Tidak ada cara lebih cepat untuk membuat kita memahami dunia kerja yang baru selain praktik langsung pada tempatnya. Ya, dengan terjun langsung kedalam bidang baru tersebut, kita menjadi terbiasa dengan deskripsi pekerjaan itu sendiri nantinya. Memang tidak ada suatu hal baru yang dihasilkan langsung sempurna, pasti kita akan temukan lubang ketidaksempuranaan diakhirnya. Namun lubang itulah yang nanti akan membuat kita melihat celah bagaimana harus “menambalnya” hingga menjadi bagus kembali. 


Read here: A leader who you look for 


That's all I want to share with you about job switching. Hopefully, those things could inspire you.  See you in another blog post!

Thank you for visiting #blogsocialdiary! ☺


Monday, May 09, 2022

Pelajaran Yang Bisa Dipetik Setelah Libur Lebaran 2022

Hello, everyone!

It seems I haven't posted anything for quite a long time. Sorry, I just couldn't arrange my time well since I had a freelance project before. However, it is over now. And, I am ready to share something with you all again here. Therefore, here is my recent story. 

I am going to post in my native language, Indonesian. If you don't speak Indonesian, you may activate the translate tool on your page. :)


Pertanyaan basa-basi saat kumpul keluarga
Graphic made by Canva / #blogsocialdiary

Momen libur lebaran tahun 2022 ini bisa dibilang musim lebaran paling sibuk dan paling ditunggu oleh semua umat Muslim se-Indonesia Raya. Sudah jelas, kan, akibat situasi pandemi covid-19 yang melanda sejak dua tahun lalu, pemerintah Indonesia mengambil kebuakan melarang warganya untuk melakukan perjalanan pulang kampung atau mudik seperti rutinitas tahun-tahun sebelumnya. Tapi, sebenarnya dibalik pelarangan itu, tegakah kita membawa sebuah virus memasuki rumah keluarga kita sendiri? Secara, selama dua tahun kebelakang kita pun sedang berjuang melawan virus corona ini, baik untuk diri sendiri maupun keluarga terdekat kita. 


jamuan lebaran
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary


Hidangan lebaran
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary


Aku pribadi yang tahun-tahun sebelumnya selalu merasakan berkumpul dengan para saudara sepupu-pun merasa lebaran tahun ini akan berbeda dengan lebaran tiga tahun lalu. Karena, pastinya saudara kita juga tumbuh seperti halnya kita, kan? Akan ada, bahkan banyak cerita yang bisa kita saling bagi dengan saudara lainnya. Tapi, seharusnya yang perlu diingat saat momen kumpul keluarga seperti ketika lebaran Idul Fitri adalah berbasa-basilah sewajarnya, jangan sampai pertanyaan basa-basi kalian menyinggung perasaan saudara sendiri. Situasi yang seharusnya terasa hangat didalam keluarga besar justru menjadi dingin karena kalian tidak pandai dalam menanyakan pertanyaan basa-basi seperti:

"Kapan lulus sekolah/kuliah? Cepatan lulus, terus kerja biar merasakan bagaimana mencari uang sendiri."

 "Kemana pacarnya, kok nggak dibawa?"

"Kapan kakak menikah? Kalau kamu menikah, nanti aku bisa menyusul. Masa aku mau ngelangkahi kakak?"

"Kapan punya anak? Memang dirumah kalian nggak sepi?"

Berhenti menanyakan pertanyaan semacam ini pada saudara maupun dikeluarga besar kalian jika kalian tidak ingin pertanyaan-pertanyaan kalian didapatkan dikemudian hari. Trust me, you will get what you do later, guys!


Foto sepupu
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary

Okay, aku bisa menyombongkan diri sedikit saja ya? Lucky, aku dan saudara-saudari sepupuku nggak lagi mengalami pertanyaan basa-basi seperti diatas baik yang terlontar dari para orang tua maupun dari sesama anak. Kenapa?  Karena masing-masing anak dari orang tua-orang tua itu memiliki masing-masing permasalahan dari setiap pertanyaan basa-basi diatas. So, mungkin daripada anak mereka yang dicecar pertanyaan seperti itu, lebih baik nggak memulai, kan? Thanks God! 


Baca juga: Why you should keep your current job position?


Disini aku mau berbagi ke teman-teman semua daripada kalian sibuk membandingkan diri dengan saudara-saudara kalian dan merusak mood kalian dihari raya, lebih baik kalian gali mendalam cerita-cerita mereka selama kalian tidak saling bertema. Yakin deh, pasti ada cerita baik yang bisa kalian adaptasi dihidup kalian. Sini aku berikan contohnya: 

- Kakak sepupu sudah melalui banyak cerita dalam pekerjaannya 

Teman-teman yang sedang mengerjakan tugas akhur, skripsi, maupun berjuang dengan kelulusan dari universitas relate nih. Sebab, teman-teman pasti perlu mendiskusikan bagaiman kehidupan pasca lulus dari universitas/sekolah. Cerita memasuki dunia kerja bisa dikulik dari kakak-kakak sepupu kalian yang sudah lebih dulu mengalaminya. Kesalahan-kesalahan yang mungkin kakak-kakak kalian alami bisa kalian jadikan pelajaran gratis, jadi jangann lakukan itu ketika kalian memasuki dunia baru itu ya? 

Sebaliknya, apa yang sukses kakak-kakak lakuikan, itulah yang harus kalian tiru nantinya. Tidak ada yang tidak ingin memberikan kesan baik dipandangan pertama, kan? Nah, minta kakak-kakak kalian untuk berbagi tips bagaimana etika bekerja profesional bagi para lulusan baru. 


- Semua orang memiliki timing-nya masing-masing

Jodoh itu tidak melulu soal pasangan hidup. Dan rezeki itu tidak melulu soal materi. Pasangan yang baik merupakan rezeki orang baik, sementara mendapatkan pekerjaan baik beserta bos yang peduli dengan karyawannya bisa dibilang kita berjodoh dengan takdir baik. Kesemua itu jatuh pada seseorang tidak dalam waktu yang sama. Ada yang prosesnya satu bulan, enam  bulan, satu tahun, tiga tahun, bahkan delapan tahun sekalipun. Jadi, jangan bandingkan proses perjalanan setiap orang ya? ^^


- Perjalanan membawa kita lebih mengenal sepupu sendiri

Berdasarkan pengalaman pribadi, ada seseorang yang lebih dekat dengan kita selain kekasih hati belum halal dan sahabat kita, yaitu sepupu sendiri. Masih ingatkah teman-teman jika dari kita masih anak-anak, orang tua dan para om dan tante kita sudah sering mengajak kita bermain dengan anak-anak mereka? Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengenalkan dan mendekatkan kita dengan sepupu kita. Sehingga, saat kita beranjak dewasa nanti kita akan selalu ingat akan saudara kita. 

Disaat tidak ada teman dan sahabat untuk saling berbagi cerita lagi, juga untuk mendukung setiap langkah yang kita ambil, selalu ingat kita memiliki sepupu untuk berbagi jua.

Ini merupakan hal yang paling aku lakuin sama sepupu-sepupuku ketika kita sedang kumpul dalam acara apapun, jalan-jalan. Semakin jauh jarak perjalanan yang kita tempuh, semakin banyak obrolan yang terjadi didalam mobil. Itulah yang membuat kita merasa dekat satu sama lain. 


Baca disini untuk Saluran Youtube rekomendasi Ally #blogsocialdiary 


Baiklah, sekian cerita yang bisa kubagikan ke teman-teman yang menyempatkan untuk meng-klik #blogsocialdiary gustiarilika.blogspot.com. Semoga tidak lagi ada pertanyaan basa-basi yang bisa menganggu keharmonisan kumpul keluarga disaat hari raya apapun itu ya? Bagi teman-teman yang mau memberikan pandangan lain, dipersilakan tinggalkan jejak dikolom komentar dibawah ya?! ;) 

Dibawah ini merupakan photostream milik pribadi kala momen libur lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah/ Masehi 2022. 


Regards, 

Ally #blogsocialdiary


Kumpul keluarga
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary

Kumpul keluarga saat lebaran
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary

Hidangan saat momen Hari Raya Idul Fitri 2022M/1443H
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary


Location tagged:  Jurnalrisa Coffee Braga, Bandung
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary

Location tagged: Braga, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary

Location tagged: Kebuh Teh Riung Gunung Pangalengan (PTPN VIII)
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary

Location tagged: Riung Gunung Tea Plantation, Pangalengan
Photo: koleksi pribadi / #blogsocialdiary


***

What I have posted before: 
Indonesian-English lyric translation: Aku Bukan Jodohnya (Tri Suaka)

Sunday, October 21, 2018

What I've Missed From Jogja


Haii, para Pembaca... J

Waahh.. lama sekali ya, aku nggak nulis disini. Sebenarnya ada banyak banget yang mau kusampaikan disini, tapi aku masih kesulitan membagi waktu antara kerja, ngisi blog, dan nyelesein draft novelku. Huhuhu.
Akhirnya berhubung hari ini adalah Hari Minggu, maka aku mau bercerita lagi. Dan tulisan itu kali ini belum akan mereview serial TV Mandarin karena untuk itu aku belum menyelesaikan sebuah serial TV yang diangkat dari novel Mandarin karya penulis yang sama dengan yang melahirkan karya Love 020, jadi review versus itu belum siap, namun ditunggu saja yaa.. J

Kali ini aku mau menuliskan isi hatiku (ceilaah..) tentang yang kurasakan, yang kurindukan selama setahun kemarin sempat merantau diibukota. Ya, ini adalah yang kurindukan dari Jogja, kota tempatku tinggal sekarang, kota yang telah membantuku menemukan dan membentuk passionku sedemikian jadi. Oh iya, tentang tulisan ini sudah kubuatkan video slide-show dan aku upload di-youtube aku. Oh iya, Tulisan ini juga dalam rangka ulang tahun Yogyakarta ke-262 tanggal 7 Oktober lalu.




Dan, beginilah ceritanya..

Sekitar Bulan Oktober 2017, Maudy Ayunda ngerilis album baru yang dikasih judul “Oxygen”, teruuss……. disalah satu single album itu ada lagu yang nyentuh batinku banget pas nyetel dan ikut nyanyi liriknya. Awalnya biasa saja saat pertama kali dengerin, namun lama-kelamaan kok ngerasa lagu ini kayak menggambarkan apa gitu, sepeti aku kangen rumah—saat itu. Aku kangen orang di rumah Jogja, aku kangen teman-teman mainku, dan….. oh iya, aku kangen teman-teman komunitasku. Ternyata…… semakin aku pikir, lirik lagu “Home To You” itu menggambarkan perasaan rinduku kepada teman-teman komunitas membaca.

Yes, I had missed Klubbaca so badly at that time!

Pasti tau kan, gimana rasanya, yang terbiasa berkumpul, ngerumpiin suatu bahasan bersama dan biasanya berakhir ngalor-ngidul tapi tetap penuh keakraban dan kehangatan, laluu… semua itu tiba-tiba hilang ketika kita memutuskan menjauh untuk suatu hal yang sedang kita sedang kejar. Hilang, sepi, dan rindu… iya, aku coba cari kesibukan lain biar sedikit bisa mengobati kerinduan beraktivitas itu, tetep saja ada yang kurang selain menjalani suatu kegiatan bersama orang-orang yang memiliki kegemaran dengan kita seperti sebelumnya. Di Jakarta, aku jalan-jalan mengelilingi kota, ya sekedar untuk menghapal jalan-jalan utama ibukota, kadang bersama teman, kadang juga sendiri. Tidak masalah, itu seperti quality time dengan diriku sendiri. Terus, aku mampir ke toko buku-toko buku setiap jalan yang kulewati. Mencari-cari jenis buku bacaan menarik yang belum pernah dan ingin kubaca.

Benar. Sebelum waktu itu aku dan yang lain terbiasa membaca bersama dan membahas setiap halaman per halaman, per scene yang ada didalamnya. Saat itu aku merasa suasana membaca berbeda dari sebelumnya.

Good news! Dapat kabar dari teman-teman disana, mereka pun ingin mengadakan kegiatan itu kembali karena sudah terlalu lama hilang dari peredaran. Pucuk dicita ulam pun tiba. Aku berkesempatan pulang ke Jogja sejenak saat libur Hari Raya Natal 2017 kemarin selama dua-tiga hari, kalau tidak salah saat itu. Kumanfaatkan waktu itu untuk bertemu dengan teman-teman yang punya pemikiran sama denganku. Seneengg rasanyaa masih ada yang mau bangkitin acara kita lagi. Hehehe. Nggak pakai lama deh, langsung atur rencana—apa yang mau dibaca dulu sebagai tanda “comeback”, oh, tentu juga konsep acara kita review juga dong.

Klubbaca resmi comeback pas Januari 2018. Kita sadar banget kok, klub ini sudah lama vakum, bisa jadi akan sulit mengumpulkan massa seperti sedia kala—seperti saat kita sedang mengkampanyekan keikutsertaan kita dalam kompetisi “Gramedia Reading Community Competition” tahun 2016. Tapi, kita pikir tidak ada salahnya dicoba kembali, kan? Toh, itu juga bukan buat mereka saja, tapi untuk kita—yang sudah lama juga merindukan berkumpul dan membaca bersama lagi.
Januari 2018, aku dan teman-teman mengawali kegiatan kita kembali dengan buku dari Intan Paramaditha yang judulnya Gentayangan. Sebenarnya, dibulan ini aku masih berada di Jakarta sehingga aku berhalangan datang. Kusayangkan sih… tapi, sementara waktu nggak apa-apalah, yang penting Klubbaca berjalan kembali dulu-lah, waktu itu yang menjadi pemikiranku. Kalau dari cerita teman-teman yang ada di Jogja, meskipun pemirsanya nggaklah sebanyak tahun sebelumnya, tapi respon audience masih positif, Alhamdulillah. Dengan ini pun kita kembali semangat merancang acara dibulan berikutnya.

Hingga Bulan Februari dan Maret 2018, aku yang masih berada di Jakarta terpaksa melewatkan kegiatan itu. Sedih dan berat hati sebenarnya, tapi kan mau gimana lagi ya... resiko berteman secara LDR ya begitulah. Hehehe. Tapi aku nggak menyesali sama sekali kok. Saat itu aku berpikir akan ada waktunya kembali aku bisa bergabung lagi. Daann, benaarr.. kenyataan buatku berkata lain. Aku memutuskan kembali pulang di Bulan April kemarin, sekaligus pada bulan itu kembali mengikuti acara bulanan bersama teman-teman, kebetulan sih pada waktu itu kita membaca satu karya dari seorang teman kita, Risda Nur Widia dengan bukunya berjudul Igor.
Hmm. Masih tidak berubah sih, suasana tetap hangat dengan lokasi yang nomaden, jumlah pembaca silih berganti membacakan per paragraph bergantian tetap mengasikkan untuk diikuti. Yes, kusadari dari sekian teman masih ada dikota ini, sekumpulan orang dengan kegiatan seperti inilah yang paling kurindukan dari Jogja setelah aku pergi merantau kurang lebih dua belas bulan.
Terima kasih, Jogja, telah mempertemukanku dengan sekumpulan orang yang selalu bisa menginspirasiku untuk selalu berkarya.
Selamat ulang tahun, Jogja.

Here’s a bit collection of Klubbaca’s:









 Akhir kata, terima kasih sudah menyempatkan sedikit curhatanku tentang kerinduanku akan Jogja setahun lalu. Ikuti kegiatan-kegiatan Klubbaca dengan follow akun instagram @klubbaca. Kalian juga bisa masuk kegrup whatsapp dengan klik link langsung dibio. Mari berkumpul dan bercerita bersama Pecinta Literasi Indonesia.

Ganxie nimen-you! :)

New baked post

Surat Terbuka Untuk Seseorang Pernah Kupanggil Kakak Disana

  Yogyakarta, Indonesia, 5 November 2025 H ai, Kak….     Apa boleh aku memanggil nama lengkapmu? Aku masih hafal lho, Kak. Sangat hafal....