Read into your languange

Showing posts with label Klub Baca Buku Jogja. Show all posts
Showing posts with label Klub Baca Buku Jogja. Show all posts

Saturday, July 10, 2021

Book Review: Mimpi Padma, by: Ayu Dipta Kirana (2020)

Mimpi Padma (Ayu Dipta, Elex Media)


MIMPI PADMA (THE DREAM OF PADMA)

Author: Ayu Dipta Kirana

Editor: Anindya Larasati

Publisher:Elex Media Komputindo

Year of Publishing: 2020

ISBN No: 978 623 00 2150 3


Blurb:

Rania Padmadewi is a student university who should take a lecture “An Ancient of Hindu-Budha” for the third time. She had D-score twice. Mrs.Ajeng, the lecturer of the course is like has something t Padma. However, in the next semester, the course isn’t lectured by Mrs.Ajeng and will be lectured by her assistant, Haga. Of course, this state makes Padma is happy: she won’t be lectured by Mrs.Ajeng, and being lectured by the handsome man, Haga. Rapidly, Haga becomes the favorite man in his department.

A gold chance comes true for Padma when Mr. Jarwo, the other lecturer, asks her to help him to do the documentation for his team’s proceed excavation. In fact, Haga becomes her partner for her duty. Padma has a reason to meet Haga more often. Besides that, Padma also has something to distract her mind from her bad dream recently.

However, the figure of Haga keep a mystery, and it relates to her bad dream.


Candi Prambanan Historical Fiction


Plot:

Padma has a dream—an odd dream. She meets her dad who still in a coma after got a work accident. Her dad gives her some words as the last message from him—or, a will to ask her to become stronger and make her mom and her sister are always safe. After her dad already said his last words, then he leaves the Padma and his family forever. This kind of dream appears often whenever Padma feels down. His dad’s encouragement to her keep replay in her mind and make her misses her dad so much.

Padma gets a similar dream when she got faint on the campus field trip in Prambanan Temple. She got Haga, her lecturer assistant who works together with Padma in a project of excavation documentation, as a knight, but in ancient Javanese custom with his two guards. She saw Haga and his guards on the horses tried to escape from some people who caught them.

She got another insight, just like her previous dream when she got unconscious on the campus field trip. Padma sees the other soul of Haga against with The Black Spirit and he had won it. The Black Spirit is gone away. Padma woke up again. Later, she is sure that it can’t be just a dream. She is pretty sure that Haga against The Black Spirit is real. However, Haga denies it. He keeps worried about Padma’s health since she has just got well at the day. Padma insists provokes him to claim it. Haga denies. But, after all the debate conversation, Haga says it honestly. He remembered that Padma may have “that” strength: to see another soul come out from the body. It is like what Padma told him when she met her dad before passing away. So, Haga believes that the girl will understand his circumstance.


"Mimpi belum tentu tidak masuk akal. Ada kalanya mimpi bisa jadi pesan tersembunyi dari alam untuk kita. (A dream cannot say it doesn't make sense. Some times a dream can be a hidden message from the nature for us.) - Haga 


Listen to Haga’s old story of his life and what she had experienced a few times ago. Padma understands it. Haga Bandawasa’s life story is related to the Javanese ancient story about the build of the Prambanan Temple and the girl who had been cursed become a stone. Now, we know it as the Roro Jonggrang statue. But, Haga has another story about Princess Roro Jonggrang. Also, now Padma knows it. Padma aids Haga to get avenged for his past mistake.

"Cerita rakyat diturunkan berdasarkan tradisi lisan dari generasi ke generasi. Cerita yang diwariskan dengan cara ini bisa jadi benar adanya. Namun, karena dongeng merupakan warisan budaya lisan, maka seiring dengan perjalanan waktu cerita itu diberi bumbu tambahan berupa drama. (A folkfore is to be continued by verbal through the older generation to the another generation. The story which inherited with this method could be real. However, as the time go on, because of a fairytale is a verbal legacy it made the story was added by some dramas.)"

 

Again, when Padma in the process to help Haga, Pada got unconscious because she is frightening. She meets her dad. He gives advice to Padma not to give up in the way. Padma should remember for getting stronger for her mother and her sister. Padma understands it. She wakes up and continues her journey to help Haga get his apology revenge.

Something that never Padma expect comes up. When she helps Haga back to the ancient period, it means she would change Haga’s fate in the future. 

For someone who likes historical things, just like me, it is highly recommended to be read. Mimpi Padma isn’t only about romance stuff, but also the author describes us another fact about Prambanan and Boko Temple in Yogyakarta. She is smart to mix the legend story, the actual explanation, and the romantic things. You can get all of them when you read it.


And, thank you for visiting #blogsocialdiary. Don't forget to grab the book in the bookstore in your area. 

See you. 


Sunday, October 21, 2018

What I've Missed From Jogja


Haii, para Pembaca... J

Waahh.. lama sekali ya, aku nggak nulis disini. Sebenarnya ada banyak banget yang mau kusampaikan disini, tapi aku masih kesulitan membagi waktu antara kerja, ngisi blog, dan nyelesein draft novelku. Huhuhu.
Akhirnya berhubung hari ini adalah Hari Minggu, maka aku mau bercerita lagi. Dan tulisan itu kali ini belum akan mereview serial TV Mandarin karena untuk itu aku belum menyelesaikan sebuah serial TV yang diangkat dari novel Mandarin karya penulis yang sama dengan yang melahirkan karya Love 020, jadi review versus itu belum siap, namun ditunggu saja yaa.. J

Kali ini aku mau menuliskan isi hatiku (ceilaah..) tentang yang kurasakan, yang kurindukan selama setahun kemarin sempat merantau diibukota. Ya, ini adalah yang kurindukan dari Jogja, kota tempatku tinggal sekarang, kota yang telah membantuku menemukan dan membentuk passionku sedemikian jadi. Oh iya, tentang tulisan ini sudah kubuatkan video slide-show dan aku upload di-youtube aku. Oh iya, Tulisan ini juga dalam rangka ulang tahun Yogyakarta ke-262 tanggal 7 Oktober lalu.




Dan, beginilah ceritanya..

Sekitar Bulan Oktober 2017, Maudy Ayunda ngerilis album baru yang dikasih judul “Oxygen”, teruuss……. disalah satu single album itu ada lagu yang nyentuh batinku banget pas nyetel dan ikut nyanyi liriknya. Awalnya biasa saja saat pertama kali dengerin, namun lama-kelamaan kok ngerasa lagu ini kayak menggambarkan apa gitu, sepeti aku kangen rumah—saat itu. Aku kangen orang di rumah Jogja, aku kangen teman-teman mainku, dan….. oh iya, aku kangen teman-teman komunitasku. Ternyata…… semakin aku pikir, lirik lagu “Home To You” itu menggambarkan perasaan rinduku kepada teman-teman komunitas membaca.

Yes, I had missed Klubbaca so badly at that time!

Pasti tau kan, gimana rasanya, yang terbiasa berkumpul, ngerumpiin suatu bahasan bersama dan biasanya berakhir ngalor-ngidul tapi tetap penuh keakraban dan kehangatan, laluu… semua itu tiba-tiba hilang ketika kita memutuskan menjauh untuk suatu hal yang sedang kita sedang kejar. Hilang, sepi, dan rindu… iya, aku coba cari kesibukan lain biar sedikit bisa mengobati kerinduan beraktivitas itu, tetep saja ada yang kurang selain menjalani suatu kegiatan bersama orang-orang yang memiliki kegemaran dengan kita seperti sebelumnya. Di Jakarta, aku jalan-jalan mengelilingi kota, ya sekedar untuk menghapal jalan-jalan utama ibukota, kadang bersama teman, kadang juga sendiri. Tidak masalah, itu seperti quality time dengan diriku sendiri. Terus, aku mampir ke toko buku-toko buku setiap jalan yang kulewati. Mencari-cari jenis buku bacaan menarik yang belum pernah dan ingin kubaca.

Benar. Sebelum waktu itu aku dan yang lain terbiasa membaca bersama dan membahas setiap halaman per halaman, per scene yang ada didalamnya. Saat itu aku merasa suasana membaca berbeda dari sebelumnya.

Good news! Dapat kabar dari teman-teman disana, mereka pun ingin mengadakan kegiatan itu kembali karena sudah terlalu lama hilang dari peredaran. Pucuk dicita ulam pun tiba. Aku berkesempatan pulang ke Jogja sejenak saat libur Hari Raya Natal 2017 kemarin selama dua-tiga hari, kalau tidak salah saat itu. Kumanfaatkan waktu itu untuk bertemu dengan teman-teman yang punya pemikiran sama denganku. Seneengg rasanyaa masih ada yang mau bangkitin acara kita lagi. Hehehe. Nggak pakai lama deh, langsung atur rencana—apa yang mau dibaca dulu sebagai tanda “comeback”, oh, tentu juga konsep acara kita review juga dong.

Klubbaca resmi comeback pas Januari 2018. Kita sadar banget kok, klub ini sudah lama vakum, bisa jadi akan sulit mengumpulkan massa seperti sedia kala—seperti saat kita sedang mengkampanyekan keikutsertaan kita dalam kompetisi “Gramedia Reading Community Competition” tahun 2016. Tapi, kita pikir tidak ada salahnya dicoba kembali, kan? Toh, itu juga bukan buat mereka saja, tapi untuk kita—yang sudah lama juga merindukan berkumpul dan membaca bersama lagi.
Januari 2018, aku dan teman-teman mengawali kegiatan kita kembali dengan buku dari Intan Paramaditha yang judulnya Gentayangan. Sebenarnya, dibulan ini aku masih berada di Jakarta sehingga aku berhalangan datang. Kusayangkan sih… tapi, sementara waktu nggak apa-apalah, yang penting Klubbaca berjalan kembali dulu-lah, waktu itu yang menjadi pemikiranku. Kalau dari cerita teman-teman yang ada di Jogja, meskipun pemirsanya nggaklah sebanyak tahun sebelumnya, tapi respon audience masih positif, Alhamdulillah. Dengan ini pun kita kembali semangat merancang acara dibulan berikutnya.

Hingga Bulan Februari dan Maret 2018, aku yang masih berada di Jakarta terpaksa melewatkan kegiatan itu. Sedih dan berat hati sebenarnya, tapi kan mau gimana lagi ya... resiko berteman secara LDR ya begitulah. Hehehe. Tapi aku nggak menyesali sama sekali kok. Saat itu aku berpikir akan ada waktunya kembali aku bisa bergabung lagi. Daann, benaarr.. kenyataan buatku berkata lain. Aku memutuskan kembali pulang di Bulan April kemarin, sekaligus pada bulan itu kembali mengikuti acara bulanan bersama teman-teman, kebetulan sih pada waktu itu kita membaca satu karya dari seorang teman kita, Risda Nur Widia dengan bukunya berjudul Igor.
Hmm. Masih tidak berubah sih, suasana tetap hangat dengan lokasi yang nomaden, jumlah pembaca silih berganti membacakan per paragraph bergantian tetap mengasikkan untuk diikuti. Yes, kusadari dari sekian teman masih ada dikota ini, sekumpulan orang dengan kegiatan seperti inilah yang paling kurindukan dari Jogja setelah aku pergi merantau kurang lebih dua belas bulan.
Terima kasih, Jogja, telah mempertemukanku dengan sekumpulan orang yang selalu bisa menginspirasiku untuk selalu berkarya.
Selamat ulang tahun, Jogja.

Here’s a bit collection of Klubbaca’s:









 Akhir kata, terima kasih sudah menyempatkan sedikit curhatanku tentang kerinduanku akan Jogja setahun lalu. Ikuti kegiatan-kegiatan Klubbaca dengan follow akun instagram @klubbaca. Kalian juga bisa masuk kegrup whatsapp dengan klik link langsung dibio. Mari berkumpul dan bercerita bersama Pecinta Literasi Indonesia.

Ganxie nimen-you! :)

Tuesday, May 20, 2014

Klub Baca Buku Jogja - Tanding Buku

Holaaa..
Kali ini gak bakal galau lagi nih.. Udah gak zaman galau lagi dong yaa.. Sekarang zamannya menggapai impian. Hihihi. Inget kata motivator Pak Mario Teguh, "sukses bukan karena jodoh. Jodoh itu ngikutin sukses". Jadi aku milih sukses terhadap cita-citaku dulu. Ntar kan, doi bisa lihat aku sendirinya. Hohoho *hopefully more than that*

Sekarang aku mau sedikit review aja nih tentang acara yang termasuk baru yang diadain di Jogja. Acara ini membahas buku-buku yang dibaca seantero masyarakat. Namanya Klub Baca Buku Jogja (KKBJ). Berhubung aku selama ini sibuk fokus dengan urusan ujian komprehensif, sempat ketinggalan beberapa acara diskusi buku itu. Padahal yang terlewatkan itu yang dibahas bukunya bagus-bagus. Huhuhu :(
Alhamdulillah, Rabu lalu (14 Mei 2014) aku berkesempatan datang ke acaranya. Judulnya Tanding Buku. Yang dibandingkan buku dari mbak Rachmania berjudul "Koma" yang diwakili oleh editornya mba Noni dari penerbit Bentang Pustaka, karena penulisnya sendiri sedang di Paris dan bukunya Bernard Batubara "Surat Untuk Ruth". Bertempat di Legend Cafe Kotabaru, Jogja, acara ini rame banget. Banyak yang datang. Seru!

Disana diceritain banyak hal tentang dunia cerita dari 2 buku itu. Kesamaan 2 buku dari yang aku tangkap adalah tokoh didalam 2 novel itu meninggal. Aku belum selesai baca novelnya, so belum bisa bilang detailnya dari perspektif aku. Juga Bara jelasin tentang cerita-ceritanya dan yang dimaksud plot bolong (soalnya ini ada yang nanyain). Menurut Bara, plot bolong itu plot yang gak full. Maksudnya, ada perkenalan, klimaks, dan penyelesaian. Ya seperti apa plot yang efektif itulah. Selain Bara yang menjawab plot bolong, mba Rahchmania (via telepon) mengungkit juga soal writers block. Ternyata penulis besar sekalipun pernah yang ngalamin yang namanya writers block. Oh iya, writers block itu semacam kebuntuan cerita yang dialami oleh penulis. Sering kan penulis alami hal itu. Saat kita diharuskan menuliskan sesuatu, tetapi ide belum mampir dikepala kita, makanya kita gak tau apa yang harus ditulis. Dan ternyata mba Rachmania mengalami writers block untuk waktu yang lama :o. Yaa akhirnya ia berhasil keluar dari zona itu dan berhasl menuliskan novel 'Koma'-nya. Terus, Bara juga bilang kepada yang suka nulis, untuk mulai nulis novel mulai dulu dengan bikin (semacam) kerangka/outline. Karena itu akan membantu banget dalam penulisan novel *aku pun mulai menerapkan, eh selalu menerapkan itu. Hasilnya, yang memang sangat berguna.

Mmmm.. Karena acara ini udah lewat hampir seminggu, aku sedikit lupa apa-apa lagi yang dibahas. Kurang lebih bahasannya berkutat disitu-situ aja. Permasalahan penulis yang sering diungkit itu, jadi ya muter-muternya itu aja.
Udahan yaa. Udah malam banget. It is time to relax.
Tanggal 21 Mei besok ada acara KBBJ lagi. Semoga aku sempat mengikuti dan menceritkannya kembali disini :)

Biarpun telat, tapi gak masalah,
Selamat Hari Buku Nasional!
Kalau buku adalah jendela dunia, maka bacalah banyak buku. Jendela-jendelamu akan terbuka untuk melihat luasnya dunia. - Malika Gustiari

New baked post

32 THINGS YOU SHOULD KNOW ABOUT ME | Alika #blogsocialdiary

  Edited by Canva | @blogsocialdiary  Why it should be 32?  It is because I am turning 32 this year. Welcome To 30's Club! Here they are...