Dajia hao!
Kali ini
aku masih mau melanjutkan seri #IGrewUpWiThese bagian kedua. Karena seperti
yang kutulis dipengantar seri pertama sebelum ini, banyak sekali kenangan masa
lalu yang bisa kutuliskan ulang sembari mengenang kejayaan waktu itu. So here
it is!
Bagian
kedua ini masih serupa (tapi tak sama) dengan bagian pertama, masih berhubungan
dengan serial-serial televisi. Hanya saja dibagian kedua ini aku bakal
menuliskan ulang drama-drama TV Indonesia alias sinema eletronik alias sinetron
dalam negeri sendiri. Oh iya, disclaimer. Aku akan menuliskan hanya sinetron
anak-anak saja ya, maksudnya dengan kategori dibawah 17 tahun. Karena kan
judulnya, aku besar bersama sinetron-sinetron ini, jadi aku sudah merangkum
tontonanku yang sesuai dengan usiaku pada waktu itu. Sinetron anak-anak yang
aku yakin sekali kalau para anak kelahiran ‘90an yang mengalami masa remaja
diawal 2000-an pasti tidak akan asing dengan judul-judul dibawah ini J
Ayo mulai
lagi bernostalgia.
SARAS 008
Siapa yang lupa tentang Saraswati, seorang
anak sekolah menengah pertama yang sayang sekali sama kucingnya. Saking sayangnya
dengan kucing hitam putih itu, Saras kemana-mana selalu bersama si kucing
diberi nama Ketty. Namun karena sempat mengidap suatu penyakit, Ketty akhirnya
mati. Saras sedih setengah mati dan sangat merasa kehilangan kucingnya. Saras
sering merasa dihantui arwah Ketty bahkan ia bisa berbicara dengan bahasa
manusia. Saras kaget dong. Kata Ketty kepada Saras, pada awalnya kucing punya
sembilan nyawa, ketika dia mati hanya satu nyawa yang melayang bersama
arwahnya, namun ada delapan nyawa lagi didunia, dan itu dititipkan kepada
Saras. Dengan kata lain, sebenarnya Saras memiliki kemampuan diri dapat berubah
menjadi superhero menggunakan topeng kucing untuk melawan kejahatan, dengan
nama Saras 008.
Siapa yang lupa dengan musuh utama Saras 008?
Ada yang mengingat Mr.Black dan dua asistennya yang kocak, Bil dan Bul, yang
kabur dari planetnya dan ingin menguasai
bumi? Aksi Bil dan Bul setiap kali berhadapan dengan Saras pasti membawa
kejadian-kejadian lucu, meskipun series ini bukan bergenre komedi. Oh iya, Ketty
akan memberitahu Saras jika ada kejahatan disekitarnya, dan saatnya sudah tiba,
Saras akan merubah wujud superhero-nya. Tapi, Saras tidak sendiri ketika
menghadapi Mr.Black dan anak buahnya, ia bertemu dengan Dewi Andeng-Andeng dan
seorang professor yang membantunya dengan berbagai macam peralatan canggih
dimasa itu, eh bukan, ceritanya ada peralatan canggih dari masa depan yang
diciptakan khusus oleh professor untuk Saras.
Serial ini termasuk genre superhero action
alias aksi pahlawan. Dengan pemanfaatan teknologi yang ada dimasa itu, bisa
dibilang teknik pengambilan dan penyuntingan gambar Saras 008 sudah bagus
banget. Kemudian dipandukan dengan storyline
tetap terfokus pada membela kebajikan (seperti theme song-nya) sehingga tidak mengherankan kalau akhirnya serial
ini mendapat tempat sendiri dihati para penonton dari anak-anak hingga remaja,
bahkan dewasa muda (mungkin ya…).
BIDADARI
Ada yang ingat dengan Lala, diperankan oleh Marshanda,
dan Bombom yang diperankan oleh Cecep Reza? Keduanya merupakan dua saudara tiri
sejak kedua duduk dibangku sekolah dasar yang tidak pernah akur sama sekali,
tidak dirumah, dan tidak juga saat disekolah. Bombom adalah anak laki-laki yang
dibawa oleh ibu tiri Lala saat menikah dengan ayahnya, seorang duda yang
ditinggal istrinya karena ibu kandung Lala sudah meninggal dunia. Karena
pengaruh mamanya yang menganggap Lala adalah saingan mendapatkan harta
sepenuhnya dari sang suami, Bombom pun jadi ikut-ikutan mengerjai Lala bahkan
sampai disekolah pun masih sama. Ada saja yang pasti disalahkan kepada Lala
oleh ibu dan kakak tirinya itu. Ibarat cerita Cinderella, Lala pun sering
menjadi upik abu dirumahnya sendiri. Dan, bukan sinetron dong namanya kalau
tokoh protagonist mengalami penderitaan berkepanjangaan akibat ulah orang-orang
sekitarnya. Ketika Lala merenungi jalan hidupnya berubah semenjak kedatangan
ibu dan kakak tirinya, disitulah datang seorang ibu peri—dari burung merpati
yang telah diselamatkan Lala sebelumnya, membantu Lala memerangi orang yang
berniat jahat kepada Lala.
Bidadari Season 1 ini lebih banyak
menceritakan keseharian Lala didalam keluarganya, dimana Lala berusaha tegar
setelah ibu kandungnya meninggal dunia, dan bagaimana Lala beradaptasi dengan
ibu dan saudara tirinya yang ternyata tidak baik sama sekali. Oh iya, Bidadari
ini mulai dari season 1, seperti yang kutuliskan diatas, merupakan Bidadari
season 1 dimana Lala dan Bombom masih sama-sama dibangku sekolah dasar. Nah,
Bidadari Season 2 kemudian menceritakan Bombom dan Lala sudah mulai bersekolah
SMP. Namun kejahilan Bombom tidak pernah usai bahkan sampai mereka berseragam
putih biru. Tidak hanya menghadapi Bombom, disekolah pun Lala mendapat ancaman
baru kakak kelasnya, Jessica bersama genknya. Masih ingat Jessica diperankan
oleh siapa? Hal ini gara-gara Randy, ketua OSIS yang disukai Jessica juga
menyukai Lala. Cinta monyet segitiga anak-anak SMP pun berlanjut. Ah iya, pas
aku cek ulang kamus Wikipedia Bidadari, aku menemukan Lala punya teman namanya
Hellen. Jadi teringat setiap adegan Hellen dan Bombom. Ada kalanya Bombom
menjadi baik dan kompak dengan Lala jika ada Hellen, dikarenakan Bombom
menyukai Hellen.
Kalau diceritakan waktu itu, pas kelas
pratikum IPA, lagi dan lagi Lala dan Indah, teman sekelas Lala sekaligus termasuk
dalam geng Jessica, terlibat keributan, dan Indah menyiramkan air raksa kearah
Lala sehingga mengenai wajah lawannya. Indah merupakan teman OSIS Lala, karena
iri dengan keaktifan Lala, maka Indah bersekutu dengan Jesicca mengerjai Lala.
Karena insiden itulah, Lala diceritakan menjalani operasi akibat setengah
wajahnya rusak, maka bergantilah pemeran tokoh Lala dari Marshanda menjadi
Angel Karamoy. Setengah jalan season 2 juga ada pergantian pemeran ibu peri
yang selalu mendampingi Lala, dari sebelumnya diperankan oleh Ayu Azhari
menjadi Marini Zumarnis.
Sebagai tambahan cerita dalam serial ini,
Lala bertemu seorang anak perempuan bernama Putri. Kisah Putri ini hampir sama
dengan Lala. Ibu kandung Putri meninggal dunia, dan ayah berencana menikah
lagi. Sayangnya ibu tiri Putri dan Ari, kakak kandung Putri, tidak sebaik
seperti ibu sendiri. Itulah yang menjadikan kedekatan Lala dan Putri. Karena
Putri jadi punya teman berbagi dengan Lala. Dan juga sosok Ratu Ayu, iblis
wanita yang ditemukan dan membantu Jessica mencelakai Lala. Jadilah ada
pertarungan putih baik (Ibu Peri) versus merah jahat (Ratu Ayu).
Bisa jadi image jelek ibu tiri yang jahatnya sampai keubun-ubun terhadap anak
dari suaminya sudah diciptakan dari serial ini ya? Kaum 90-an pasti tahu persis
dong gimana jahatnya Moudy Wilhelmina kala in-frame
terhadap Marshanda? Semua penonton jadi ikut membenci si ibu tiri itu. Sukses
besar ya, Tante? Tapi peran Marshanda sebagai Lala hanya sampai season 2
menjelang ending, setelah itu Lala digantikan oleh aktris Angel Karamoy.
KELUARGA
CEMARA
Tahun ini Keluarga Cemara diadaptasi menjadi
film layar lebar. Aku tidak tahu perbandingan seperti apa, karena aku tidak
sempat ke bioskop saat itu. Namun dari informasi yang diterbangkan angin,
Keluarga Cemara versi layar lebar menceritakan masa Keluarga Cemara sebelum
adik bungsu Cemara belum lahir. Jadi hanya ada tokoh Abah, Emak, Euis, dan Ara.
Tapi, disini aku hanya akan membahas Keluarga Cemara versi sinetron saja,
seperti yang kuingat.
Sampai saat ini, aku bahkan belum menemukan
siapa sih namanya, tapi dia ini selalu disebut Abah, ayahnya dari Euis, Ara,
dan Agil. Dulunya Abah seorang pengusaha sukses. Masa kecil Euis pun termasuk
keluarga berada. Sebenarnya saat Cemara lahir, atau dipanggilnya Ara saja,
sempat mengalami masa kejayaan Abah, hanya saja waktu itu Ara masih dalam
hitungan bulan. Usaha Abah turun karena ditipu oleh salah seorang relasi
bisnis. Abah dan keluarga pindah ke desa di Sukabumi dan kembali mengurus
ladang milik keluarganya dulu. Emak, yang juga tidak pernah disebutkan nama
aslinya, membantu suaminya dengan membuat dan berjualan opak dengan berkeliling
jalan kaki. Sadar akan pelemahan ekonomi keluarga saat ini tak seperti waktu
lalu, Euis turut membantu Emak menjajakan opak sepanjang perjalanan berangkat
dan pulang sekolah. Terkadang juga menawarkan opak kepada teman-teman
disekolahnya.
Tidak lengkap ya tanpa tokoh antagonis. Di
Sukabumi, keluarga Abah bertetanggan dengan keluarga yang lebih mampu
dibandingkan keluargnya. Bilang saja keluarga Tante Pressier yang memiliki anak
tunggal, namanya Pipin. Anak perempuan Tante Pressier ini sepantaran dengan
Ara, dan bersekolah ditempat yang sama dengan Ara. Aku tidak bisa mengingat
detail apa konflik pertama Tante Pressier terhadapa keluarga Abah yang baru
pindah ke Sukabumi. Bahkan konflik itu sudah mendarahdaging hingga ke anak-anak
mereka. Pipin versus Ara/Agil. Berlanjut hingga ke sekolah Ara dan Pipin.
Terlepas dari perselisihan dengan tetangga
mereka, empat anggota keluarga ini selalu saling menguatkan dan menyemangati
satu sama lain seolah menekankan dalam keadaan terpuruk sekalipun mereka masih
memiliki tempat kembali yang tidak pernah rela menunggu mereka pulang, yaitu
keluarga.Serial ini juga mengajarkan kata ikhlas yang sesungguhnya. Ikhlas
menerima apapun yang digariskan kepada setiap manusia. Dan mengingatkan rezeki
itu bukan hanya sekedar harta dunia saja yang bisa habis, namun cinta keluarga
merupakan cinta harta yang tak pernah habis.
Satu lagi yang paling memorable dari serial
ini adalah adanya pergantian tokoh Emak hingga tiga kali, mulai dari Lia
Waroka, kemudian dilanjutkan Novia Kolopaking, terakhir diperankan oleh Anneke
Putri. Bagusnya adalah peralihan satu aktris ke aktris lainnya, tanpa adanya
adegan kecelakaan oleh tokoh Emak, ataupun pernah diputuskan sementara cerita
berkaitan tentang Emak. Not at all. Tapi transisi dari Tante Lia Waroka,
menjadi Tante Novia Kolopaking, kemudian menjadi Tante Anneke Putri begitu
mulus, justru penonton tidak terasa adanya pergantian pemain.
PETUALANGAN
SHERINA
Melipir sedikit dari cerita-cerita sinetron,
yang satu ini merupakan sebuah film layar lebar yang juga sangat difavoritkan
oleh anak-anak dimasa itu. Katanya film ini pertama lagi setelah perfilman
Indonesia mati suri selama hampir 10 tahun. Tahun 2000 muncul film petualangan
anak-anak dan berhasil menggebrak trend perfilman Nasional. Satu film anak-anak
yang murni menceritakan kisah anak-anak, seperti persahabatan, petualangan
(yang mungkin banyak diinginkan banyak anak dimasa itu), perselisihan serta
persaingan teman satu kelas. Eits, tapi tunggu,persaingan anak zaman dulu hanya
sebatas mengerjain teman sekelas sampai naik kelemari kelas. Tapi semua kembali
baik-baik saja ketika guru kelas masuk.
Film musical Petualangan Sherina, namanya
juga musical sudah pasti ada beberapa lagu yang dibawakan sepanjang pemutaran
film. Tidak ada lagu berlirik cinta, hanya ada lirik bermakna persahabatan dan
pamer kekuasaan, ini juga yang menyanyikannya bukan tokoh anak-anak, melainkan
tokoh dewasa yang difilm itu berperan sebagai pengusaha developer gila harta
dan kekuasaan.
Cerita seorang anak kelas lima sekolah dasar
(berusia 10 tahun) di Jakarta. Sherina merupakan anak perempuan yang ceria,
setia kawan, meskipun terkadang sedikit jahil. Kemudian, suatu sore saat pulang
sekolah orang tua Sherina memberitahunya kalau mereka sekeluarga harus pindah
ke Bandung, karena ayah Sherina mendapatkan tawaran mengelola sebuah perkebunan
milik saudagar kaya di Bandung Utara. Sherina sedih banget saat tahu ia harus
pindah rumah dan sekolah, itu artinya ia harus meninggalkan teman-temannya di
Jakarta.
Di Bandung Sherina masuk ke sekolah yang baru
dan mendapatkan teman sekelas yang baik kepada dirinya. Sayangnya, dihari
pertama kedatangan di sekolah baru, Sherina sudah mendapat “sambutan” dari
Saddam dan kelompoknya yang terkenal nakal dan iseng. Bahkan Sherina menjadi
salah seorang korban kejahilan Saddam dihari pertama itu. Sherina tidak bisa
melihat teman-temannya hanya pasrah begitu saja ketika dijahili Saddam dan dua
pengikutnya. Sherina pun membalas. Suatu hari yang menjadi puncak kekesalan
Sherina terhadap Saddam ketika anak laki-laki itu menempelkan sisa permen karet
dibangku Sherina dan menyatu dengan rok seragamnya.
“Sherina.M.Darmawan” “M-nya apa?” “….” “Monyeettt…”
Akhir pekan menjelang. Ayah Sherina mengajak
istri dan anak perempuannya mengunjungi perkebunan milik Keluarga Ardiwilaga,
dimana tempat ayah Sherina, Pak Darmawan bekerja. Keluarga Ardiwilaga juga
memiliki seorang anak seusia Sherina sehingga kedua orang tua itu berharap
anak-anak mereka bisa cepat akrab satu sama lain. Betapa kaget begitu Sherina
tahu anak laki-laki itu adalah Saddam, teman sekaligus musuhnya dikelas.
Sherina lebih kaget saat tahu Saddam begitu dimanjakan oleh sang mama ketika
dirumah bahkan memanggil Saddam dengan “Yayang”. Ini menjadi semacam senjata
Sherina untuk membalas kenakalan Saddam selama sekolah. Demi menjaga harga diri
dan melunturkan cap anak mami yang dilekatkan oleh teman perempuan, Saddam
menantang Sherina untuk mencapai sebuah tempat peneroppngan bintang tidak jauh
dari area perkebunan. Tidak jauh yang dengan berkendara mobil hanya membutuhkan
waktu sekitar satu jam, namun dengan jalan kaki keduanya harus melewati hutan.
Yang namanya anak mami, ya apapun pasti
dipersiapkan oleh ibu maupun asisten rumah tangganya, berbeda dengan Sherina
mempersiapkan segala macam kebutuhannya perjalanan sendiri dan tidak terlalu
mengandalkan mamanya. Saddam tertawa jahil melihat bawaan Sherina dengan tas
ranselnya, mau apa dikata ternyata yang dipersiapkan mama Saddam lebih banyak
daripada yang dibawa Sherina, bahkan mamanya mengutus supir keluarga menemani
kedua anak itu. Saddam marah, mungkin tepatnya merasa malu sih (aduh, kalau
terbayang adgean itu jadi ikut ketawa lagi :D).
“Boscha mah deket, jalan kaki sebentar juga
sampai,” “Mempersiapkan segala sesuatu nggak masalah,
kan?”
Hmm… Ini kalau dituliskan ulang cerita
lengkapnya bisa panjang banget ya? Mungkin bisa menghabiskan satu halaman
sendiri. Jadi aku persingkat saja ya?
Ditengah perjalanan, tepatnya didalam hutan,
Sherina dan Saddam terpisah. Sherina tidak bisa menemukan Saddam dimanapun,
disetiap area hutan yang ia lewati. Hingga ia tahu kalau Saddam menjadi korban
penculikan oleh sekelompok orang. Sherina berhasil melarikan diri dari tangan
orang-orang jahat itu, namun dia berpikir tidak mungkin pulang sendiri tanpa
Saddam. Sherina pun menyusup kerumah penculik untuk membebaskan Saddam pada
saatnya. Ditengah upaya menyelamatkan Saddam dan juga dirinya, Sherina juga
mengetahui aksi, membongkar modus penculikan Saddam, lebih tepatnya. Tujuannya
meminta tebusan dalam jumlah besar sehingga memaksa Ayah Ardiwilaga menjual
tanah perkebunannya kepada pengusaha Kertarajsa yang memang ingin membeli tanah
tersebut demi membangun sebuah taman bermain. Akhirnya karena Sherina membantu
dalam sama-sama situasi genting, Saddam dan Sherina pun berbaikan setelah Saddam
mencucikan rok Sherina yang terkena permen karet sebelumnya.
Eh, mau tanya dulu nih, ingatkah kalian dengan
keempat cerita yang kutuliskan diatas?
JOSHUA, OH
JOSHUA
Cerita yang satu ini juga film layar lebar
seperti film. Joshua Oh Joshua rilis kalau tidak salah satu atau dua tahun
setelah Petualangan Sherina. Keluarga Cemara, Petualangan Sherina, Joshua Oh
Joshua, merupakan nama tokoh utama yang digunakan sekaligus judul filmnya. Jadi
sudah pasti dong, Joshua Oh Joshua menceritakan tentang kisah hidup seorang
anak bernama Joshua. Sebelum kulanjutin, coba diingat dulu ya bagaimana
ceritanya.
Joshua terpisah dari orang tua kandungnya
sejak ia masih berusia 10 bulan. Pas itu sedang di bandara karena sekeluarga
baru akan berangkat keluar kota. Kalau dipikir-pikir ini kesalahan Mama Joshua
juga, masa nitipin bayi kepada orang yang nggak dikenal? Apes, Joshua bukannya
terbawa oleh seorang ibu yang masih mampu secara finansial, ia justru dibawa
pergi meninggalkan bandara oleh seorang wanita memiliki kelainan jiwa. Tapi
wanita gila itu kemudian tidak sadarkan diri akibat tertabrak mobil setelah
mencuri susu untuk anak yang baru ditemukannya. Joshua akhirnya ditemukan dan
dibawa pulang oleh pasangan pengumpul kardus bekas usai pulang bekerja. Si suami
yang menginginkan seorang anak namun istrinya belum juga hamil pun sangat
bahagia ketika menemukan bayi di pos ronda. Bayi itu dibawa pulang ke rumah
mereka.
Sepuluh tahun berlalu bayi itu dipanggil
dengan nama Jojo. Ia tumbuh menjadi anak yang pintar, memiliki hobi belajar,
sehingga selalu mendapat ranking pertama parallel se-angkatan sekolah. Namun
sayang, Jojo tidak begitu diperhatikan oleh ibu angkatnya. Jojo selalu disuruh
bekerja dan membantu dirumah, terkadang sampai mengambil waktu belajar Jojo.Beruntungnya
Jojo masih mempunyai ayah angkat, Gito, yang baik dan sayang sekali
terhadapnya. Jojo juga punya teman perempuan, sepermainan dengannya, tetangga
sebelah rumah, dan teman sekelas. Jejen tidak sepandai Jojo, namun Jejen
mempunyai rasa kesetiakawanan yang tinggi dan hatinya mulai sekali. Mereka
bekerja mulai dari berjualan tas kresek, tukang angkut belanjaan ibu-ibu di
pusat perbelanjaan, sampai bersih-bersih mobil pengunjung. Jejen tahu ibu
angkat Jojo super duper galak, namun Jejen juga tidak kalah batu. Ia tetap saja
membantu Jojo ketika temannya itu dihukum. Jojo dan Jejen sama-sama bekerja
serabutan usai sekolah demi bisa menyambung kehidupan sekolah mereka. Momen
haru plus kocak hadir ketika ibu Jojo versus ibu Jejen dengan argumen
masing-masing.
“Buk.. Ibuk… ini Jojo, Buk… Jojo kedinginan,
Buk..” “Buk, bukain pintunya, Buk…”
Suatu hari segerombolan preman pasar menuduh
Jojo dan Jejen mencopet dompet seorang ibu di pusat perbelanjaan. Alhasil Jojo
dan Jejen diamankan di pos satpam setempat dan kedua orang tua mereka dipanggil
untuk mendengarkan pengakuan anak-anak itu. Dari situ diketahui kalau seorang
ibu yang melaporkan bahwa dirinya telah kecopetan merupakan istri dari seorang
pengusaha, Jeffey, tempat ayah Jojo mengumpulkan kardus bekas setiap harinya
secara tidak langsung. Si ibu ini juga seringkali dibantu Jojo dan Jejen
membantu bawakan barang belanjaan. Bu Jeffry sangat yakin bukan Jojo dan Jejen
yang sengaja mengambil dompet milikknya. Karena kedua anak itu merupakan anak
yang jujur dan polos. Berkat Ibu Jeffry, Jojo dan Jejen diizinkan pulang.
Setelah pertemuan di pos satpam itu Bapak dan
Ibu Jeffry mentraktir anak-anak cemilan enak-enak yang mereka jarang makan
sebelumnya. Disaat itulah Bu Jeffry merasa seperti melihat anaknya yang dulu
pernah hilang usai melihat kalung khusus yang digunakan Jojo.
“Ibunya Jejen bilang ini ditemukan sepuluh
tahun lalu,”
Selama sepuluh tahun kebelakang Bapak dan
Ibu Jeffry tidak pernah putus asa mengiklankan informasi anak hilang dan
mencari lewat kantor polisi, hanya saja waktu belum mengizInkan orang tua
bertemu kembali dengan anaknya yang telah hilang. Oleh karena itu ketika
melihat kemiripan kalung Jojo persis dengan kalung yang dipasangkan pada Joshua
sewaktu bayi sebelum hilang. Bapak dan Ibu Jeffry menyetujui saran salah
seorang rekan kerja, sekaligus orang kepercayaan Pak Jeffry diperusahaan untuk
melakukan tes DNA. Dan Pak Jeffry mempercayakan segala urusannya kepada rekan
kerjanya itu.
Selain permasalahan Jojo dalam keluarga sangat
sederhananya, Jojo juga masih punya satu lagi teman perempuan satu kelasnya.
Tasya, anak orang kaya dan cantik. Sama seperti Jejen, Tasya juga selalu
mendukung Jojo, namun bisa dibilang sih sebenarnya Tasya bisa iri dengan
kepandaian Jojo. Dari Jejen juga, Tasya tahu kalau ibu Jojo merupakan seorang
ibu yang galak dan pernah tidak mengizinkan Jojo masuk sekolah meskipun dihari
itu mereka ada ulangan harian.
Okay. Tiga
judul serial TV dan 2 judul layar lebar diatas merupakan drama anak-anak yang
mengisi dan menemani hari-hariku dimasa lalu. Eh, bukan hanya aku saja, tapi
sudah menmberi kita, anak-anak kelahiran ’90-an tontona asik dan menghibur.
Tidak cuma itu, judul cerita diatas juga memberi kita pelajaran kalau kebajikan
itu pasti akan menang bagaimanapun kejahatan mengepung ruang gerak kita, dan
juga mengingatkan kita aka nada pelangi setelah hujan badai yang menghadang
perjalanan kita.
Karena aku
masih punya part ketiga dari seri #IGrewUpWiThese ini, jadi part kedua khusus
sinetron dan film Indonesia anak-anak ini kuakhiri sampai disini ya?
See on
another blogpost tittle!
Ganxie nimen! :)