I Challenge Myself for "30 Days Looking For A True Love"

Hai, Semua! 

Aku hanya ingin bilang postingan ini kudedikasikan untuk memulai kembali perjalanan menulis-ku yang sempat vakum (bahkan kehilangan gairah menulis karena kesibukan dikantor sehari-hari). Bismillah aku bisa konsisten mempebaharui sekaligus menyelesaikan challenge untuk diriku sendiri dan menjadi pribadi lebih baik dari sebelumnya, atau aku ingin menyebutnya "The New Era Of Me". :) 

*Thanks to Aviwkila for a good manifesting prayer by their song - Mantra Cinta

Challenge "30 Days Looking For A True Love" ini bermaksud menguatkan diri sendiri bahwasanya aku bisa dan sangat mampu untuk menjadi pribadi yang periang, bahagia, serta dapat menebarkan kebahagian itu bagi orang-orang sekitarku. Karena melihat senyum dan tawa bahagia orang-orang sekelilingku menjadi kepuasan tersendiri buatku. 

Aku pernah baca sebuah quote yang mengatakan kalau bagaimana kita bisa membuat orang lain bahagia bersama kita kalau kita sendiri saja tidak bahagia dengan diri kita. Kira-kira seperti itulah isinya. Jadi, aku akan membuat diriku bahagia lebih dahulu sebelum pasanganku kelak bahagia bahkan bangga ketika bertemu denganku kelak.  

Hmm... Seperti ini kira-kira yang akan kufokuskan dalam 30 hari mendatang: 

a) bidang profesional. Ini erat berkaitan dengan bagaimana aku membentuk individu lebih profesional dalam pekerjaan sehari-hari. Aku tidak menilai dari penghasilan yang kudapatkan dari sana, tapi aku akan lebih menilai setiap tugas yang kukerjakan; apakah aku bisa menikmati jalani setiap proses pekerjaan keseharianku. 

b) bidang agama. Disini aku akan melanjutkan perjalanan hijrah-ku demi mendapatkan kehidupan terbaik (hopefully, kehidupan seperti yang kuimpikan selama ini). Aku tahu belakangan ini imanku lagi naik-turun, jadi semoga dengan konsistensi tantangan kepada diri sendiri ini, aku bisa kembali meningkatkan keimananku. Aamiin. 

c) bidang sosial. Aku berencana menghubungi kembali teman-teman lama atau sahabat yang sudah lamaaa bangeettt nggak kukontak (karena kupikir dunia kita sudah berbeda). Tapi, kemudian aku tersadar, rasanya aku seperti nggak punya siapapun tanpa teman-temanku. Dan aku juga menerapkan keprofesionalan dilingkungan kantor terhadap teman-teman satu divisi, satu ruangan, bahkan yang berbeda ruangan sekalipun. Dari mereka aku berharap dapat menjaring relasi baik kedepannya. 

That's all. And, here is my story...