Read into your languange

Friday, March 16, 2012

FF Akhir Cerita Cinta (Chapter 7)



Part 7 - Good Bye

Keesokan paginya, Widy sudah tak marah lagi pada pada Rangga. Ia sudah memaafkannya. Pagi ini Widy mengajak Rangga untuk datang ke acara pensi dikampus Ifan dan Natly. Awalnya Rangga menolak karena ia belum siap bertemu Angel lagi. Namun, Widy terus membujuknya agar mau. Rangga pun akhirnya luluh dan bersedia pergi juga.

“ Jadi udah baikan nih? “ sindir Raka ketika Widy berjalan mendekati meja makan

“ Udah dong. Mana bisa marahan sama dia terlalu lama “ jawab Widy santai sambil duduk di kursi

“ Ciee.. Yang udah dapet lampu hijau “ ujar Raka jahil. Widy hanya tersenyum malu-malu.

“ Memang serius nih.. Rangga langsung diterima dikeluarga ini? “ tanya Widy ingin memastikan sekali lagi. Ifan tiba-tiba datang, dan menjawab pertanyaan Widy.

“ Sesuai yang kamu mau, Wid. Harusnya memang dari awal kamu ngenalin dia ke kita. Jadi, kita kan tau kalo Rangga memang baik dan serius “ ujar Ifan

“ Beneran?! “ tanya Widy tak percaya dengan apa yang baru didengarnya

“ Kamu bisa pastiin sendiri lewat Rangga. Semalem aku udah bilang ini ke dia “ ujar Ifan

“ Semalem? Cepetnyaa.. “ ujar Widy

“ Kita kan cuma ngambil keputusan. Coba kalo dari kemaren kamu bawa dia kesini, kan cepet juga dia masuk sini “ tambah Raka sambil menyuap nasi goreng yang baru jadi

“ Gue udah bilang gitu kan sama elo. Lo aja yang percaya sama gue “ ucap Kevin ikut-ikutan. Widy jadi terdiam. Entah apa yang ia pikirkan saat itu.

“ Raka, nyokap mana? “ tanya Ifan sambil mengaca diruang tengah

“ Gue nggak liat dari tadi. Kevin liat nggak? “ Raka mengalihkan pertanyaan pada Kevin

“ Pada kemana sih kalian.. Mama pagi-pagi sekali berangkat udah berangkat ke Jogja. Eyang sakit “ jawab Widy

“ Hah?? Serius?? “ tanya Ifan, Raka, dan Kevin serentak

“ Makanya bangun jangan kesiangan kalii.. Berita sepenting ini jadi ketinggalan kan.. “ canda Widy sambil meneguk susu cokelatnya

“ Ya udah, nanti gue telepon kesana deh “ ujar Kevin, “ Gue berangkat ya “ pamit Kevin kemudian

“ Lo mau kemana? “ tanya Widy

“ Gowes. Lo mau ikut? “ tanya balik Kevin

“ Nggak. Hari ini gue mau ke pensi kampusnya Kak Ifan aja “ ujar Widy pada Ifan. Kemudian Ifan dan Kevin berangkat beraktivitas masing-masing diluar rumah. Yang tersisa didalam hanya Raka dan Widy. Widy merasa heran Raka hari ini tidak keluar. Padahal biasanya ia adalah orang yang pertama keluar rumah dipagi hari dan pulang pada malam hari. Setelah Widy menyelidikinya, ternyata Mezty yang akan main kerumah. Mereka akan memasak dirumah. Pantas. Walaupun dirumah penampilan Raka sangat rapi.

Tepat pukul 10 pagi, Rangga datang menjemput Widy. Rangga datang bersamaan dengan Mezty juga. Karena acara pensi masih dimulai jam 1 siang, Widy dan Rangga memutuskan untuk menunggu masakan Raka dan Mezty siap untuk disantap. Padahal Raka dan Mezty masak hanya untuk berdua saja. Saat Raka dan Mezty berada didapur, mereka mendengar suara tertawa Widy yang lepas, yang belum pernah mereka belakangan ini. Bahkan mereka tidak lagi melihat Widy yang murung seperti keberangkatannya ke Sydney.

“ Jadi menurut kamu ini karena Rangga? Widy bisa senyum lagi seperti sekarang “ ujar Raka saat membicarakan asmara adiknya ditengah-tengah masak

“ Sebelum Widy ke Sydney, nggak seperti ini kan? Justru dia jadi murung. Perasaan cewe yang lagi jatuh cinta memang nggak bisa ditebak “ ujar Mezty sambil memotong cabainya

“ Berarti dia lagi jatuh cinta?! Dan itu orangnya... “ ujar Raka

“ Ya “ jawab Mezty singkat

Obrolan mereka terputus karena Widy dan Rangga yang tiba-tiba muncul ke dapur menanyakan soal masakannya. Raka menjawab masakannya masih lama. Karena tak mau menunggu terlalu lama, Widy mengajak Rangga untuk berangkat saat itu juga dan memilih makan diluar sebelum menuju kampus sang kakak. Saat mereka mau keluar rumah, Mezty memanggil mereka, ternyata makanan yang mereka bikin sudah jadi. Mezty juga bilang pada saat Widy ke dapur, masakan sudah 90%. Namun, karena Raka jahil maka dibilang masih lama siapnya. Alhasil, Widy dan Rangga makan dulu bersama Raka dan Mezty. Mereka makan dan mengobrol layaknya sebuah keluarga.

***

“ Ifan “ panggil seseorang saat Ifan sedang sibuk mengatur tata panggung untuk acara pensinya

“ Ya? “ tanya Ifan saat menoleh ke sumber suara

“ Bukan apa-apa. Gue cuma mau tanya, hari ini Widy ada di rumah? “ tanya Angel

“ Widy? Tumben lo nyariin adik gue?! Ada apa? Kalo sekarang, gue nggak tau. Tapi yang jelas, hari ini dia mau dateng ke pensi ini “ jawab Ifan

“ Serius? Sama siapa? “ tanya Angel tak percaya

“ Iya.. Kemaren Natly yang ngajakin dia kesini. Sama siapanya, gue nggak tau. Mungkin sama pacarnya “ ujar Ifan

“ Oh.. Nanti kalo dia dateng, bilang gue ya. Gue tunggu di stand koleksi “ ujar Angel sedikit tak bersemangat beda saat awal ia menyapa Ifan. Ifan pun merasa aneh dengan Angel. Melihat Angel selesai bicara dengan Ifan, Natly menghampiri Ifan dengan rasa sedikit cemburu

“ Tadi Angel bicara apa sama kamu? “ tanya Natly seusai Angel pergi

“ Kenapa? Cemburu ya? “ canda Ifan

“ Apaan sih?? Cuma mau tau aja, kan jarang-jarang dia ngomong sama kamu kalo aku nggak ada “ ujar Natly

“ Itu namanya cemburu juga, sayaangg.. Udahlah santai aja.. Angel cuma nanyain soal Widy aja kok “ jelas Ifan

“ Hah? Widy? Memang kenapa? “ tanya Natly penasaran

“ Kamu yang sesama cewe aja bingung, apalagi aku.. Nggak tau ada apa “ jawab Ifan

Natly kembali ke stand tempat ia berdiri semula, stand makanan. Sementara Ifan mengurusi tata panggung dan acaranya.

Tepat jam 1 siang acara pensi dimulai. Bani bertindak sebagai MC diacara itu. Angel menunggu Widy datang. Sebenarnya setelah Ifan mengatakan kalo Widy datang bersama pacarnya, Angel lebih ingin bicara dengan Rangga. Bukan untuk menunjukkan kekalahannya. Namun, menunjukkan kesiapannya melepas kenangan masa lalunya. Oleh karena itu, Angel bolak balik menghilang dari stand yang dijaganya demi mengetahui Widy dan Rangga sudah datang atau belum. Sejam acara berjalan, yang ditunggu-tunggu Angel datang. Widy dan Rangga masuk secara terpisah karena HP Rangga tertinggal dimobil. Rangga menyuruh Widy masuk duluan dan menunggu di pintu dalam. Widy masuk, tetapi tidak menunggu di tempat yang disepakati. Widy berjalan mencari Natly. Rangga kebingungan mencari Widy. Disaat kebingungan itu, Angel datang menghampiri Rangga.

“ Hai “ sapa Angel pelan dari belakang Rangga. Rangga berbalik badan dan melihat Angel sudah ada dihadapannya

“ Hai juga “ balas Rangga. Keduanya terlihat malu-malu.

“ Gue perlu ngomong sama lo. Ada waktu sebentar “ ucap Rangga

“ Bisa. Yuk, cari kursi “ ajak Angel

***

“ Gue minta maaf ya soal yang kemaren. Maaf kalo emang sikap gue malah bikin lo sakit hati sama gue. Kalo lo nggak mau maafin gue, gue bisa terima “ ujar Rangga

“ Nggak apa-apa. Gue udah berusaha bisa untuk menerima semua. Mungkin sudah bukan jalan kita untuk bersama lagi “ ujar Angel bijak

“ Terima kasih untuk pengertian lo. Dan gue harap, lo nggak punya dendam sama Widy “ pinta Rangga

“ Widy lagii.. Widy lagii.. “ batin Angel kesal

“ Lo kenal gue kan?! Gue masih yang dulu, bukan orang yang sepicik itu “ ujar Angel

“ Makasih. Gue pun masih percaya sama lo “ ujar Rangga

( backsound: Semua Tentangmu, by: Vierra )

Dari atas panggung Bani melihat Rangga. Ia pun menghampir Rangga yang masih bersama Angel dan belum menemukan Widy, Bani meminta Rangga untuk menyanyi secara dadakan diatas panggung. Rangga menolak, Angel membujuknya siapa tahu kalo mendengar suara Rangga bernyanyi, Widy mengenali dan mencari sumber suara. Akhirnya Rangga menerima tawaran Bani untuk menyanyi dipanggung. Lagu yang dibawakan Rangga, dipersembahkan khusus untuk Widy.

( Rangga sings a song: I Heart You – accoustic version, by: SM*SH )

Benar saja saat sedang bersama Natly, Widy mengenali suara siapa yang sedang menyanyi di acara itu. Widy langsung menuju ke panggung utama, tempat dimana Rangga menyanyi. Ia terkesima dengan suara Rangga, walaupun sudah pernah mendengar suara Rangg saat awal jadian, tetap saja Widy masih merasa terpukau dengan suaranya. Dari atas panggung, Rangga melihat ke arah Widy dengan tatapan dalam penuh kehangatan. Saat Rangga turun dari panggung, Widy segera menuju backstage menemui Rangga. Di backstage, Widy langsung memeluk Rangga sayang ditonton oleh segenap panitia pensi, termasuk Angel. Memang Angel telah merelakan Rangga pergi dari jauh hidupnya, namun ia tak bisa menghilangkan kecemburuannya saat Widy dan Rangga berpelukan. Ia berjalan pelan ke arah luar ingin menenangkan diri sendiri. Bani ingin menyusulnya, namun Natly mencegahnya dan membiarkan Angel menenangkan dirinya sendiri. Saat sendirian, Angel merenung apa yang ia rasakan saat ini. Mengapa saat Rangga datang kembali, kenangan masa lalunya dengan Rangga ikut kembali. Padahal sudah sejak dua tahun yang lalu kenangan itu hilang tak berbekas.

***

“ Aku nggak nyangka, suara kamu bagus juga. Ternyata pacar aku pandai nyanyi juga “ puji Widy saat mereka berjalan mengelilingi stand-stand yang ada

“ Bisa aja kamu. Nggak sebagus itu kok “ ujar Rangga merendah

“ Tuh kan.. Setiap orang yang punya kelebihan, selalu merendah gitu. Tapi bagus. Itulah yang bikin aku semakin bangga dan sayang sama kamu “ lanjut Widy

“ Widy.. Rangga.. “ sapa seseorang dari arah belakang mereka. Ketika keduanya berbalik badan, di belakangnya sudah berdiri Linzy, PJ, Rafael, dan Reza

“ Kalian kesini juga?! Kalo tau gini, tadi gue ajak sekalian. Biar kita jalannya rame-rame “ ucap Widy

“ Nggak usah repot-repot, Wid.. Gue tau, lo cuma mau berduaan aja sama Rangga. Makanya kita milih jalan berempat “ ujar PJ sembari melirik Rangga

Anyway, tadi Rangga so sweet sekali. Mau nyanyi buat Widy. Andai aja, ada yang mau nyanyiin buat gue.. “ Linzy berandai-andai bermaksud menyindir Rafael yang disebelahnya.

“ Jadi dari tadi kamu diem, karena iri sama Widy?! Mau dinyanyiin juga. Okay, tunggu aja tanggal mainnya “ sahut Rafael yang sudah merasa tersindir. PJ pun tak mau kalah dengan keinginan Linzy.

“ Kenapa gue belum dapet janji, seperti janji Rafael ke Linzy sih?! Sial amat gue.. “ keluh PJ. Merasa tersindir juga, Reza angkat bicara menanggapi kemauan PJ.

Okay.. Anything for you, beb “ ujar Reza merangkul PJ. Widy terseyum geli melihat tingkah teman-temannya ke pacar-pacarnya. Kemudian Rangga berjalan ke belakang Rafael dan Reza dan membisikkan sesuatu. Mereka terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu. Sesaat kemudian, mereka saling menyetujui sesuatu. Widy, Linzy, dan PJ saling bertatapan penasaran.

Demi membahagiakan para gadis, Rangga, Rafael, dan Reza mengajak Widy, Linzy, dan PJ ke sebuah taman untuk memberi mereka kejutan. Ternyata kejutan yang disiapkan untuk para gadis itu adalah ketiga cowo menyanyikan sebuah lagu untuk pacar-pacar tercinta mereka.

( Rangga, Rafael, Reza sing a song: Gadisku, by: SM*SH )

Widy, Linzy, dan PJ sangat menikmati sebuah lagu yang diperuntukkan hanya untuk mereka. Terlebih lagi Rangga, Rafael, dan Reza menyanyikannya sambil menggoda cewe-cewe mereka. Sudah jelas ketiga gadis itu merasa bahagia. Malam harinya, ketiga cowo itu mengajak para gadis untuk dinner spesial. 3 pasang kekasih, di 3 restoran berbeda. Hari itu menjadi hari yang tak akan dilupakan oleh Widy. Hari dimana, ia mendapatkan sisi romantis dari sang kekasih. Tepat jam 11 malam, Rangga mengantar Widy pulang. Di depan pintu rumah, Widy sudah ditunggu Ifan dan Raka bagikan satpam galak yang menjaga rumah mewah.

“ Darimana kamu? “ tanya Ifan saat Widy akan memasuki rumah. Widy terdiam, tak berani memandang kedua kakaknya. Rangga yang mengantar Widy hingga ke depan pintu rumah angkat bicara meminta maaf.

“ Maaf. Aku yang terlalu lama ngajak Widy jalan “ ujar Rangga.

“ Harusnya kamu bisa membuat Widy lebih baik lagi, bukan seperti ini. Lain kali jangan diulang lagi. Sudah, kamu pulang sana! “ ucap Raka tegas pada Rangga. Widy memperhatikan Rangga berjalan menuju mobilnya. Kemudian menerobos masuk pintu yang dijaga oleh Ifan dan Raka.

“ Widy.. “ panggil Ifan saat Widy akan masuk kamarnya. Widy mengacuhkannya. Ia seperti marah pada kedua kakaknya

“ Aku tau. Aku memang pulang telat. Tapi, nggak perlu kan kalian bicara seperti itu sama Rangga tadi. Ini bukan salah dia. Aku memang yang menanti-nantikan ajakan pulang dia “ ujar Widy dingin. Ifan terdiam di lantai satu, sementara Raka naik ke lantai dua mendekati Widy di depan kamarnya.

“ Nggak ada yang ngajarin kamu berani sama kakak kamu kan?! Sejak kapan kamu berani seperti ini?! Rangga? Dia bikin kamu seperti ini? “ ucap Raka. Widy menatap benci pada Raka.

“ Kamu bener-bener nggak berubah ya?! Aku kira dengan sedikit pembelajaran, kamu bisa berubah lebih dewasa. Ternyata sama aja “ lanjut Raka. Raka akan mengutarakan semua rencana yang pernah dibuatnya bersama Kevin.

“ Pembelajaran? Maksudnya? “ tanya Widy tak mengerti. Raka menyuruh Kevin yang ada disebelah Ifan untuk naik ke lantai dua.

“ Kevin, lo jelasin semua ke dia tentang semua usaha kita mendewasakan dia. Biar dia bisa sedikit belajar “ suruh Raka pada Kevin. Kevin menjelaskan semua rencana terdahulunya yang menyuruh Reza masuk kembali dalam hidup Widy saat sudah ada Rangga, untuk membuat Widy dilemma dan dapat berpikir mana yang lebih ia pilih dengan tujuan membuatnya berpikir dewasa. Mendengar itu, Widy menjadi marah pada Raka dan Kevin.

“ Jadi super baik dan perhatian Reza ke aku selama ini, karena kalian?! Kalian jahat! Kalian tega sama aku!! “ ucap Widy menahan tangisnya

“ Maksud mereka baik, Wid.. Mama pun setuju dengan ide Kevin itu “ tambah Ifan

“ Apa?? Siapa lagi yang nggak tau soal ini selain aku?? “ sindir Widy pada sodara-sodaranya

“ Nggak ada yang nggak tau, termasuk Linzy dan PJ. Kita memang sengaja melakukan ini diam-diam dari lo. Karena kalo lo tau, lo pasti akan protes “ ujar Kevin

“ What?? Linzy? PJ? Mereka ikut-ikutan ngerjain gue seperti ini?? “ pekik Widy kaget

“ Kalo bukan karena mereka, gimana kita bisa tau kalo lo sempet naksir Reza.. “ tambah Kevin lagi. Widy tak membalas, ia masuk kamar. Dari bawah, Ifan memperingatinya lagi agar tak terlambat malam di lain waktu. Di dalam kamar, ia merenungi apa yang dikatakan Raka dan Kevin beberapa saat yang lalu. Awalnya ia memang kesal, karena merasa dikerjai, lama-lamanya ia sadar kalo apa yang mereka lakukan memang demi dirinya agar dapat berubah menjadi lebih baik. Termasuk dapat menentukan seseorang yang tepat untuknya sendiri.

Keesokan paginya. Widy mendiamkan Linzy dan PJ sebagai bentuk protesnya karena mereka bersekongkol membantu sodara-sodaranya dalam mengerjainya. Widy paling benci kalo ada yang berusaha menutupi kenyataan darinya. Baik Linzy maupun PJ merasa aneh dengan sikap Widy hari itu. Mereka ingin mencari tau penyebabnya, namun saat ditanya Widy tak mau menjawabnya. Penyebab diamnya Widy baru mereka ketahui dari Reza yang mendengar langsung dari Kevin. Reza mengatakan bahwa Kevin dan Raka telah mengatakan semua rencana mereka pada Widy, saat ini Widy sedang marah karena kesal.

“ Gue memang dari awal nggak pernah setuju sama ide itu. Karena gue tau, gimana reaksi Widy kalo seandainya dia tau. Dan sekarang semua ketakutan gue terbukti, Widy akhirnya marah “ ujar Linzy

“ Tapi, Zy. Kalo kita nggak mengikuti ini, kita nggak akan pernah tau sebenarnya siapa yang sudah dipilihnya “ timpal PJ. Tiba-tiba Widy muncul setelah mendengar perdebatan mereka.

“ PJ, jadi lo nerima sekongkolan kakak gue cuma karena lo mau tau siapa yang gue pilih. Dan kalo gue lebih Rangga, lo bisa leluasa dapetin Reza gitu? “ ucap Widy dingin

“ Widy?! “ ucap Linzy dan PJ bebarengan

“ Kalo begitu, saat ini keinginan lo udah jadi kenyataan. Lo udah dapetin apa yang lo mau, Reza “ ucap Widy seraya menyindir PJ dan Reza

“ Gue juga kecewa sama lo. Lo bisa lebih tawaran kakak dan sodara gue, daripada perasaan temen lo sendiri. Ternyata dulu gue salah suka sama lo! “ tambah Widy pada Reza. Setelah itu, Widy meninggalkan mereka bertiga. Berjalan tanpa arah.

“ Wid, ... “ Linzy bersiap mengejarnya, namun seseorang menghentikannya

“ Percuma. Dia lagi marah sama kalian, apapun penjelasan kalian, dia nggak akan dengar. Gue aja yang bicara sama dia “ ujar Reza

“ Tolong ya, Za.. Bawa Widy pada kita lagi “ pinta PJ.

***

“ Kalo lo marah sama PJ dan Linzy karena hal itu, elo juga harusnya marah ke gue. Karena gue juga terlibat dalam ini “ ujar Reza saat mengejar Widy hingga ke gerbang kampus. Widy berhenti sejenak. Dan menanggapi kata-kata Reza tanpa memalingkan wajahnya.

“ Jelas. Gue marah sama kalian bertiga. Gue nggak nyangka kalian bisa lakuin ini ke gue. Ini sama aja dengan kalian mainin perasaan gue. Dan khusus buat lo, elo udah sukses manfaatin rasa gue ke elo “ ujar Widy

“ Jadi gimana perasaan elo ke gue dulu? “ tanya Reza masih berusaha melunakkan hati Widy yang masih sekerasa dan sedingin es

“ Sebelum gue berangkat ke Sydney, memang gue suka sama lo. Tapi, gue sembunyiin perasaan ini karena PJ. Dan karena gue tau elo deketin gue cuma karena PJ. Sekarang, gue balik ke Jakarta, dan lo sambut gue dengan harapan palsu suruhan sodara gue. Padahal saat itu, rasa buat lo udah hilang sejak pertama kali gue sampai Jakarta “ terang Widy

“ Sekarang lo mau maafin kita? “ tanya Reza

“ Nggak semudah itu walaupun itu lo yang minta dan lo udah tau semua tentang gue “ jawab Widy. Kemudian ia berjalan pergi. Reza kembali pada Linzy dan PJ, ia mengatakan kalo ia gagal meluluhkan kerasnya hati Widy.

( backsound: Perih, by: Vierra )

Widy berjalan sendirian sambil mencari taksi untuk membawanya sampai rumah. Ia berjalan sambil terus melamun, tanpa sadar sepasang mata dari dalam mobil mengikutinya terus. Sebuah sepeda motor mendekatinya dengan kecepatan maksimal, kemudian orang yang ada di motor itu menyambar tas Widy. Sebisa mungkin ia mempertahankan tasnya sambil berlari mengejar motor tersebut dan berteriak meminta tolong. Akhirnya, orang yang ada diatas motor yang ternyata seorang preman, turun dari motornya dan menghadang Widy dengan pisaunya kalo Widy tak melepaskan tasnya. Dengan rasa takut, Widy terus memegangi tali tasnya. Untung saat itu, Rangga lewat jalanan itu dan segera menghampiri Widy. Rangga dan perampok itu sempat bergulat. Naas, Rangga terkena tusukan pisau diperutnya. Preman itu langsung kabur tanpa rasa bersalah melihat Rangga jatuh. Kontan Widy berjerit histeris. Angel yang sedari tadi ada di tempat kejadian pun, ikut terkejut dengan peristiwa yang menimpa Rangga. Ia segera menghampiri Widy yang bersimpuh disebelah Rangga yang mulai bercucuran darah. Orang-orang pun mulai berkerumun untuk kemudian membawa masuk Rangga dalam mobil Angel. Di saat panik, Widy mencoba menghubungi adik Rangga, Morgan, untuk segera menyusul ke rumah sakit. Belum sempat Morgan mengangkat teleponnya, sebuah mobil yang lewat menyerempet Widy saat menyebrang jalanan. Widy terjatuh. Ia tak pingsan, namun lecet yang ada tampak parah. Angel membantunya berdiri dan memapahnya ke mobil.

Setibanya di rumah sakit. Rangga segera dilarikan menuju ruang operasi, sementara Widy dibawa menuju UGD. Angel menemani Widy selama di UGD. Kevin, Morgan, dan Dicky menyusul ke rumah sakit. Walaupun memiliki sifat cuek, Kevin tetap khawatir dengan keadaan Widy. Saat ketiganya datang, Widy dibawah pengaruh obat bius sehingga ia tertidur. Saat Widy sadar dan melihat Kevin, ia langsung memeluk Kevin erat dan menangis dan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa Rangga.

“ Ini salah gue, Vin.. Gara-gara gue, Rangga jadi kayak gini “ ucap Widy histeris

“ Wid, ini kecelakaan. Nggak ada yang salah “ ujar Kevin menenangkan Widy

“ Sekarang dia dimana? “ tanya Morgan menimpali

“ Di ruang operasi “ jawab Angel

“ Kalian kesana aja. Biar gue disini nemenin Widy “ suruh Kevin pada Morgan dan Dicky

“ Gue ikut “ ucap Widy, saat Morgan, Dicky, dan Angel hampir keluar pintu UGD.

“ Jangan. Lo sehatin dulu diri lo disini. Kalo lo ada disana, dengan keadaan yang sekarang, pasti akan membebani pikiran Rangga. Lo nggak mau kan, dia jadi bertambah buruk?! “ ujar Morgan

“ Tapi, gue harus tau keadaannya!! “ paksa Widy. Ia mencoba turun dari dari tempat tidur. Namun, karena masih terlalu lemah, Widy pun pingsan dalam tangkapan Kevin. Kevin memberi isyarat pada Morgan, Dicky, dan Angel kalo Widy baik-baik aja. Ketiganya pun langsung menuju ke ruang operasi untuk melihat keadaan Rangga. Sesampainya diruang operasi, dokter baru saja keluar dari ruangan tersebut. Dokter mengatakan bahwa operasi berjalan lancar. Namun, masa kritisnya masih belum terlalui. Morgan dan Dicky terlihat sangat lemas karena sedih. Morgan menyuruh Dicky menghubungi sang ayah yang masih berada di Jakarta, sementara ia mengurusi administrasi rumah sakit.

Kevin menghubungi anggota keluarga yang lain. Berangsur-angsur anggota keluarga Widy datang. Mulai dari papa dan mama yang datang berbarengan dengan Ifan dan Natly, kemudian Raka. Beberapa jam setelahnya, teman-teman Widy ikut menjenguknya. Saat Widy dipindahkan ke kamar rawat, ia sudah sadar. Namun, ia masih seperti memandang kosong. Menurut dokter yang menanganinya, Widy masih shock atas kejadian yang menimpanya. Ditambah lagi beban pikiran yang sedang dipikirkannya. Kevin menduga pasti Widy sedang memikirkan Rangga yang sedang berjuang antara hidup dan mati. Makanan, minuman, dan obat yang diberikan oleh perawat belum disentuhnya. Walaupun sang mama mencoba membujuknya untuk makan. Orang yang mencelakai Widy dan Rangga merupakan Yudhi, seorang preman suruhan Angel. Masih di rumah sakit, Natly melihat Angel sedang berbicara dengan Yudhi dan memberinya beberapa uang. Karena rasa penasarannya, Natly mendekati Angel dan menanyakannya langsung.

“ Angel.. “ panggil Natly dari belakang Angel

“ Hai, Nat.. Lo manggil gue? “ tanya Angel sedikit grogi. Natly menangkap sikap Angel yang tak biasa

“ Tadi siapa? Kenalan lo? “ tanya Natly

“ Ngg.. Iya “ jawab Angel terbata-bata

“ Temen bisnis? Tadi gue liat lo ngasih uang banyak ke dia. Uang apa? “ tanya Natly lagi

“ Bukan soal bisnis. Gue cuma punya utang aja ke dia. Terus hari ini dia nagih harus dibayar. Hmm.. Dia temen Bani kok “ ujar Angel berbohong. Namun, Natly tetap tak percaya. Ia merasa Angel berbohong pada dirinya. Ditambah gaya bicara Angel yang keliatan grogi, makin membuat Natly berpikir ada sesuatu dengan Angel. Kemudian Natly meninggalkan Angel di koridor rumah sakit. Ia kembali ke kamar Widy. Membantu Tante Risa membujuk Widy untuk makan. Widy mengajukan syarat kepada sang mama. Ia akan makan, kalo ia diizinkan menjenguk Rangga terlebih dahulu. Tante Risa menyerah dengan keinginan Widy dan menyuruh Natly untuk mengantar Widy ke ruangan Rangga. Widy tak bisa berhenti menangis melihat keadaan Rangga saat ini. Ia merasa bersalah pada kekasihnya itu.

“ Rangga, maafin aku. Aku udah bikin kamu seperti ini. Seharusnya kamu biarin aja aku yang terluka, asal kamu nggak seperti ini. Kamu harus bangun. Aku tau, kamu orang yang kuat. Kamu pasti bisa menghadapi ini. Demi aku “ ucap Widy pelan memberi sugesti untuk Rangga sambil menggenggam erat tangan Rangga, hingga ia tertidur disebelah tempat tidur Rangga. Dicky masuk dan melihat Widy tertidur. Ia memandang iba pada Widy. Tanpa membangunkannya, Dicky mendorong kursi roda Widy keluar dari kamar rawat itu. Mengembalikan Widy ke ruangannya. Widy sempat terbangun, namun ia tak menempati janjinya untuk makan. Saat Widy sudah tak disamping tempat tidurnya, perlahan Rangga mulai tersadar. Orang pertama yang dilihatnya kala sadar adalah sang ayah, Om Romi dan Dicky. Rangga memang sudah dapat membuka matanya, namun sepertinya trauma kejadian yang baru saja dialaminya sangat berbekas. Sehingga, Rangga sangat terlihat shock, bahkan ia belum dapat berbicara sepatah katapun. Dokter menganjurkan agar Rangga sering diajak bicara untuk mengembalikan kesadarannya secara penuh. Oleh karena itu, Om Romi memberikan sugesti agar Rangga dapat bertahan demi keluarganya dan demi Widy. Rangga belum dapat meresponnya. Di kamar, Widy belum tertidur pulas. Pikirannya masih melayang tertuju pada sang kekasih. Widy duduk di tempat tidurnya, ia melihat Ifan dan Raka yang menungguinya tertidur. Ia melepas selang infus dari tangannya, kemudian bangun dari tempat tidurnya. Membuka pintu kamar secara perlahan. Ia keluar dan menuju kamar rawat Rangga. Saat memasuki kamar Rangga, ia melihat Om Romi, Morgan, dan Dicky juga sedang tertidur. Melihat Rangga terbangun, Widy langsung mendekati tempat tidur Rangga. Ia langsung memeluk Rangga erat seolah tak ingin kehilangannya. Pelukan Widy terlalu erat, hingga membuat Rangga mengerang kesakitan. Widy melepaskannya tanpa melepaskan genggaman tangannya dan memandangi wajah orang yang teramat disayanginya.

( backsound: Bersamamu, by: Vierra )

Pagi harinya, Raka terbangun lebih dulu. Ia terkejut, melihat tempat tidur adiknya kosong. Hanya ada selang infus yang ditanggalkan secara paksa. Raka panik, dan segera membangunkan Ifan yang masih terlelap. Melihat kondisi kamar pagi itu, Ifan sudah dapat menebak tempat yang mungkin didatangi Widy di rumah sakit ini. Keduanya pun langsung menuju ke kamar Rangga. Saat perjalanan, mereka bertemu Morgan yang juga mencari keduanya. Morgan bermaksud meminta pada pihak rumah sakit agar Rangga dipindahkan ke kamar sebelah Widy. Agar Widy tak perlu terlalu jauh untuk menjenguk Rangga. Ifan menyetujui maksud Morgan, tapi tak perlu sampai memindahkan Rangga, mengingat kondisinya yang belum stabil. Lebih baik Widy saja yang dipindahkan. Kemudian, ia menyuruh Raka agar menemani Morgan bicara pada pihak rumah sakit. Di kamar Rangga, Widy tertidur di lantai. Ifan membangunkannya dan mengajaknya kembali ke kamar, namun Wdy menolak dengan tegas.

“ Wid, pindah yuk. Disini kan dingin. Inget ya, kamu belum sembuh total “ ucap Ifan membujuk Widy

“ Nggak “ sahut Widy cuek

“ Kamu memang sayang Rangga. Tapi, sayangi juga dirimu sendiri. Rangga juga pasti nggak mau liat kamu seperti ini “ nasihat Ifan. Raka dan Morgan kembali bersama seorang perawat yang akan memeriksa Rangga. Setelah perawat selesai memeriksa dan keluar dari ruangan, Rangga mulai membuka mulutnya. Ia mulai berbicara. Orang pertama yang disebutnya adalah Widy. Widy langsung tersentak bangkit mendekati Rangga. Rangga bicara dengan terbata-bata. Widy tak bisa menahan airmatanya. Ia pun menangis.

“ Jangan nangis. Kamu pasti baik-baik aja “ ucap Rangga masih terbata-bata

“ Aku nggak bisa.. Aku nggak bisa melihat kamu seperti ini.. Aku akan baik-baik aja, kalo kamu berjanji, kamu juga akan baik-baik aja. Kamu pasti kembali seperti dulu lagi. Kamu masih inget kan mimpi-mimpi kita dulu?! Kita belum mewujudkan semua mimpi itu. Jadi, kamu harus kuat ya “ ujar Widy lirih, menahan isak tangisnya. Rangga menghapus air mata dipipi Widy perlahan.

“ Mimpi itu harus kamu wujudkan, ada atau tanpa aku “ ucap Rangga menatap mata Widy dalam

“ Kamu nggak boleh bicara gitu. Kamu janji sama aku, kamu akan selalu disampingku selamanya. Dan aku selalu menunggu kamu menepati janji itu “ Widy menggenggam tangan Rangga seolah tak akan ia lepaskan. Saat bersamaan, Bisma dan Tryan datang menjenguk Rangga. Rangga meminta yang ada di ruangan itu untuk keluar sebentar dan hanya Bisma dan Tryan didalam. Sebenarnya Widy tak mau pergi, ia terus menggenggm tangan Rangga erat. Hingga Rangga melepaskan genggaman tangan itu dan menyuruh Morgan membawa Widy keluar.

“ Gue mau minta tolong sama kalian. Kalo gue nggak bisa bertahan, ini akan permintaan terakhir gue ke kalian “ ujar Rangga pada Bisma dan Tryan saat semua orang sudah diluar

“ Ssstt.. Lo nggak boleh ngomong gitu. Yang nungguin lo sembuh banyak. Lo harus bertahan. Lo nggak kasian sama Widy kalo lo pergi?! “ ujar Bisma

“ Karena gue nggak mau liat Widy sedih, gue minta tolong sama kalian kalo seandainya gue benar-benar harus pergi. Setelah gue nggak ada, gue mau diantara kalian harus ada yang menggantikan gue untuk selalu menjaga dia selamanya. Dengan kata lain, diantara kalian harus memacari dia “ pinta Rangga. Bisma dan Tryan saling berpandangan terkejut dengan permintaan Rangga yang sulit diterima akal.

“ Apa? Itu nggak akan pernah terjadi. Lo tau kan, Widy cuma cinta sama lo. Nggak akan pernah ada orang lain yang gantiin lo buat dia.. “ ujar Tryan dengan nada kaget

“ Entah kenapa, gue tiba-tiba punya keyakinan kalo cuma kalian yang bisa bikin Widy bahagia setelah gue pergi. Gue mohon, Bisma. Feeling gue bilang kalo lo yang paling bisa Widy bahagia “ ucap Rangga pada Bisma

“ Jadi lo nyuruh gue buat macarin Widy?! Benar apa yang dibilang Tryan, Widy nggak akan bisa milih yang lain. Lagian, gue nggak bisa makan temen sendiri. Lo kan sahabat gue, mana mungkin gue bisa ambil pacar lo sendiri “ ujar Bisma

“ Katanya sahabat, tapi nggak bisa nolongin temennya sendiri “ sindir Rangga

“ Bukan gitu. Kalo lo memang sayang sama dia, lo harus bertahan cuma demi dia “ balas Bisma memberi semangat. Rangga tak melanjutkan kata-katanya. Ia terdiam. Memandangi langit-langit dengan pandangan kosong.

( Backsound: Doaku Untukmu Sayang, by: Wali )

Sementara itu, Angel mulai merasa panik setelah rencananya melesat salah sasaran. Pada awalnya, ia hanya ingin mencelakai Widy. Tanpa disadarinya, Rangga pun ikut menjadi korban dan kondisi lebih buruk dari yang ia perkirakan sebelumnya. Pagi ini Angel menelusuri lokasi kejadian kemarin. Ia mencari bukti yang tertinggal dilokasi atau saksi-saksi yang melihat kejadian kemarin. Kegiatan yang persis sama dilakukan oleh Raka yang ditemani Mezty.

“ Angel “ panggil Mezty. Mezty melihat sikap mencurigakan Angel pagi itu

“ Eh, Ty.. Ada apa? Kok elo bisa disini? “ tanya Angel

“ Gue nemenin Raka. Menyelidiki yang kemarin terjadi sama Widy dan pacarnya. Elo sendiri kenapa ada disini? “ tanya Mezty balik

“ Sama seperti yang kalian lakuin. Kemarin kan kebetulan gue lewat sini, jadi gue penasaran apa yang sebenarnya terjadi “ jawab Angel berbohong

“ Gue mau tanya. Tapi, lo jawab dengan jujur ya ke gue “ ucap Mezty serius

“ Tanya apa? “ ucap Angel

“ Apa elo yang menyebabkan ini semua? “ tanya Mezty tanpa basa-basi lagi. Pertanyaan yang dilontarkan Mezty agak sedikit membuat Angel kelabakan mencari alasan lain

“ Kok lo bisa ngomong gitu sih?! Memang apa alasan gue, sampai gue harus ngelakuin seperti itu.. “ elak Angel

“ Elo nggak usah pura-pura nggak tau. Tadi gue ketemu Natly dan bilang dia liat elo ngasi uang ke orang yang ciri-cirinya sama dengan orang yang menghadang Widy yang dia ceritain. Apa orang itu bukan suruhan lo? “ tanya Mezty curiga

“ Hah? Masa sih? Yang kemaren diliat Natly itu kenalan gue. Dan kebetulan gue punya utang sama dia. Karena ketemu dia, sekalian aja gue bayar utang gue ke dia “ ujar Angel. Mezty membiarkan Angel mengarang argumennya. Kebenaran dari kecurigaannya akan terjawab siang ini saat Natly akan memperlihatkan foto yang sempat ia ambil pada Widy untuk memastikan orang yang menghadangnya. Dan jika benar orang yang merampok Widy sama dengan yang ada di foto, maka Angel bisa jadi ada dibalik ini semua. Dan benar saja, saat Natly memperlihatkan foto tersebut pada Widy, Widy mengiyakan kalo laki-laki itu yang menghadangnya bahkan sampai melukai Rangga. Widy juga terkejut melihat Angel ada hubungannya dengan orang tersebut. Yang menjadi pikiran, mengapa Angel sampai tega melakukan itu semua. Namun, ia menduga dendamlah yang menyebabkan semua.

“ Polisi “ ujar Widy sambil mengembalikan foto itu ke tangan Natly

“ Hah? “ pekik semua yang ada diruangannya tak percaya apa yang dikatakan Widy

“ Aku mau Angel dilaporin ke polisi. Dan laki-laki itu juga “ lanjut Widy geram

“ Wid, kamu serius?! Ini persoalan nggak gampang kalo udah sampai kepolisian, sayang “ Tante Risa mencoba melunakkan hati keras Widy

“ Aku korban. Dan aku mau penjahatnya dihukum “ ujar Widy. Semua orang terdiam.

“ Ada yang mau panggil polisi kesini? Kevin? “ tanya Widy seraya melirik ke arah Kevin

“ Bukan gue nggak mau, tapi lebih baik lo pikirin dulu baik-baik. Ini menyangkit nyawa orang, Wid “ ujar Kevin menasihati

“ Ini juga menyangkut nyawa Rangga. Gue nggak bakal tinggal diam, sampai ada yang menyakiti orang yang gue sayang! Lo mau bantu gue apa nggak? “ ucap Widy. Kevin mengangguk sebagai tanda menyanggupi permintaan Widy. Widy langsung menyuruh Kevin menelpon polisi saat itu juga.

“ Kak Ifan, Natly.. Biarpun Angel temen kalian, aku mohon kali ini kalian bisa bertindak fair “ ujar Widy pada Ifan dan Natly.

( backsound: Manusia, by: Vierra )

Tiba-tiba Dicky masuk ruangan Widy dengan tergesa-gesa. Ia mengatur nafas dan mengatakan bahwa Rangga telah meninggalkan mereka semua untuk selamanya beberapa saat yang lalu dihadapan sang papa, adik-adiknya, dan kedua sahabatnya. Mendengar informasi yang dibawa Dicky, semua terkejut, dan Widy terlihat sangat shock. Ia segera berlari ke kamar Rangga. Ia melihat jasad Rangga didorong keluar kamar, menuju kamar jenazah mungkin. Widy menghampirinya dan menangis disisi tempat tidurnya. Tangisnya tak bisa berhenti. Ia membuka selimut putih yang menutupi wajah kekasihnya itu. Saat melihat wajah Rangga yang mulai memucat, tangisnya tambah deras. Melihat kesedihan yang dialami Widy, Bisma dan Tryan teringat dengan pesan terakhir Rangga pada mereka untuk selalu menjaga dan membahagiakan Widy. Dengan inisiatif sendiri, Bisma merangkul Widy dan sedikit menjauhkan Widy dari ranjang itu agar perawat dapat mengurus jasad Rangga, Bisma mendekap Widy, dan membiarkan gadis itu menangis dalam dekapannya. Widy sendiri merasa tak masalah saat Bisma memeluknya. Sementara ia tau siapa yang memeluknya. Ia memang butuh tempat untuk meluapkan perasaan sedihnya.

( backsound: Kepergianmu, by: Vierra )

Jasad Rangga akan dimakamkan keesokan harinya. Itulah sebabnya, Widy memaksa dokter yang menanganinya untuk memberinya izin keluar dari rumah sakit hari itu juga. Ia ingin menghadiri pemakaman itu. Suasana dirumah Rangga begitu berduka saat mempersiapkan segala sesuatunya. Raut kesedihan sangat kelihatan di wajah Morgan dan Dicky yang harus merelakan sang kakak pergi begitu cepat. Sementara itu, Natly langsung memberitahu berita duka itu pada Angel. Angel pun ikut terkejut dengan berita itu.

“ Ini kan yang lo mau? “ ucap Natly pada Angel saat melihat reaksi terkejut Angel

“ Apa sih maksud lo? Gue nggak ngerti. Gue juga shock denger ini, Nat “ bantah Angel

“ Tapi, kalo bukan karena lo yang ingin mencelakakan Widy, semua nggak akan seperti ini. Jujur, gue kecewa punya temen yang sepicik lo, Ngel “ ucap Natly dingin

“ Tadi Widy berencana ngelaporin lo ke polisi. Bahkan dia minta gue, supaya gue bersikap fair. Gue bingung. Disisi lain, gue harus belain temen gue. Tapi, disisi lain temen gue itu juga salah. Jangan salahin siapapun, kalo setelah ini polisi datang ke rumah lo “ terang Natly sembari memperingati. Tanpa disadari, Bani mendengar apa yang diperbincangkan antara Angel dan Natly. Bani sempat tak percaya, kalo Angel terlibat dalam tindakan kriminal yang merebut nyawa orang ini.

“ Sayang, jadi ini semua kamu yang atur? Dan kamu terlibat dengan semua ini? “ tanya Bani kaget

“ Nggak.. Ini nggak bener, sayang.. Percaya sama aku “ pinta Angel pada Bani agar mempercayai

“ Kalo kamu nggak salah, kenapa kamu diem aja saat Natly tadi menuduh kamu. Kalo kamu diem, apa itu bener? Kenapa kamu lakuin ini?? Apa mereka punya salah kamu? Oh, kamu masih dendam sama Rangga, karena hal itu?! “ tebak Bani

“ Nggak.. Semua itu nggak bener. Aku cuma nggak sengaja melakukan ini semua. Aku nggak tau, kalo semua akan seperti ini “ jawab Angel pelan

“ Tolong, jelaskan itu semua dikantor polisi “ ucap seorang polisi yang sudah berdiri dibelakang mereka bertiga. Saat Angel menoleh, dibelakangnya sudah ada dua orang polisi, Kevin, dan Widy.

“ Dia otak dari semua duka ini, Pak.. Bawa dan adili dia! “ ucap Widy pada polisi-polisi itu

“ Widy, gue nggak sengaja melakukan ini semua. Gue nggak maksud bikin lo dan Rangga celaka seperti ini.. Please, maafin gue, Wid “ ujar Angel memohon-mohon pada Widy. Namun, kini hati Widy sudah membeku seperti es. Polisi itu mulai menyeret Angel menuju mobil patroli. Angel berusaha meraih tangan Bani maupun Natly, namun keduanya tak mau tangannya diraih oleh Angel. Widy dan Bani sama-sama shock dan sedih menerima apa yang terjadi dengan pasangan masing-masing.

Widy berhasil membujuk dokter untuk memulangkan dirinya sebelum saat pemakaman Rangga. Sore harinya setelah melaporkan Angel pada polisi, Widy pulang bersama keluarga, orang tua, kakak, dan sepupunya. Perasaannya kini beragama. Mulai dari sedih hingga kehilangan orang yang sangat dicintainya. Perasaan itu juga bercampur dengan perasaan marah, kesal, dan benci terhadap Angel. Begitupun yang sedang dialami Bani. Ia juga tak pernah menyangka sang kekasih sampai melakukan perbuatan kriminal hanya karena dugaannya yang merebut masa lalunya. Sehingga kini Angel harus berada dipenjara sampai ada yang dapat menjamin kebebasannya atau pihak pelapor mencabut tuntutannya. Hal yang tak mungkin dilakukan oleh Widy. Widy terlanjur berjanji pada dirinya sendiri tidak akan melepaskan orang yang telah merenggut nyawa kekasihnya.

( Widy sing’s a song: Kepergianmu, by; Vierra )

Keesokan paginya sebelum pemakaman dilakukan, sudah banyak orang yang datang melayat ke rumah Rangga. Widy dan keluarganya pun datang juga. Bahkan Widy tak bisa beranjak pergi dari sisi jasad Rangga yang terbungkus kain putih dengan rapi. Ia menangis lagi. Kali ini semua orang membiarkan Widy menangis sepuasnya. Bisma tetap berada disamping Widy untuk melaksanakan permintaan terakhir sahabatnya. Sementara di kantor polisi, Angel meminta dispensasi untuk menghadiri pemakaman Rangga untuk meminta maaf pada keluarga Rangga dan pada Widy juga. Setelah melakukan negoisasi dengan polisi, Angel mendapat izin dengan pengawalan beberapa polisi.

“ Apa yang dia ngomongin terakhir ke elo dan Tryan setelah dia nyuruh semua orang keluar dari ruangannya? “ tanya Widy pada Bisma saat menyaksikan jenazah Rangga dimasukkan dalam ambulans

“ Saat itu dia seperti sudah memiliki firasat untuk pergi selamanya “ ucap Bisma

“ Terus... Ada yang lain lagi kan yang kalian ngomongin waktu didalam? Pasti ada, karena kalian kan sahabatnya “ Widy mencoba mendapatkan informasi apa saja yang dikatakan Rangga disaat terakhirnya pada kedua sahabatnya kala itu. Sebenarnya Bisma tidak ingin mengatakan semua secara jujur pada Widy. Rangga meminta tidak membicarakan hal itu pada Widy, sampai Bisma dan Widy resmi berpacaran saat ia sudah tak ada di dunia ini. Melihat cinta dan kasih sayang Widy yang begitu besar pada Rangga, pintu hati Bisma terketuk untuk menceritakan semuanya.

“ Dia terlalu sayang sama lo, Wid. Bahkan disaat terakhirnya membuka mata, dia cuma ingin melihat kamu bahagia dan menangisi jika situasinya seperti ini. Sebelum Rangga pergi, dia mengamanatkan sesuatu kepada gue dan Tryan. Terlebih untuk gue. Ini buat lo “ ujar Bisma memulai menceritakannya

“ Buat gue? Apa? “ tanya Widy mulai penasaran

“ Dia minta supaya gue menggantikan dia untuk menjaga lo selamanya “ ucap Bisma melihat ke Widy

“ Selamanya? Apa itu artinya dia nyerahin gue ke elo? “ tanya Widy tak percaya dengan apa yang didengarnya. Bisma tak menjawab. Karena ia merasa Widy sudah mengetahui maksudnya.

“ Sekarang semua terserah elo. Apa elo mau menerima permintaan terakhir dia, untuk gue jaga selamanya? Sebagai sahabat baik dia, gue selalu menuruti apa kemauan dia. Karena apa yang ia minta, pasti yang terbaik untuk semua “ jelas Bisma

“ Elo pikir dengan baik-baik dulu. Jangan terburu-buru “ tambah Bisma. Selanjutnya menaiki mobilnya dan meluncur mengikuti rombongan lain menuju area pemakaman. Widy masih berdiri terpaku. Kevin mengajaknya masuk mobil.

“ Gue perlu memikirkan sesuatu dulu. Morgan, boleh gue bareng lo, tapi dengan mobil Rangga? “ pinta Widy saat Morgan melewati mereka menuju mobilnya. Morgan terkejut dengan permintaan Widy. Namun, ia tak merasa tak keberatan dengan permintaannya.

“ Boleh. Kalo gitu, gue ambil dulu kuncinya “ ucap Morgan, ia masuk ke dalam dan kembali beberapa saat kemudian. Mereka pun segera berangkat menuju area pemakaman. Sepanjang perjalanan menuju pemakaman, Widy tak bisa berhenti memikirkan permintaan terakhir Rangga melalu Bisma. Dan ia juga memikirkan, mampukah ia membuka hati untuk orang lain. Walaupun orang itu merupakan sahabat dari kekasihnya dan merupakan permintaan Rangga sendiri. Widy menceritakan semua kepada Morgan.

“ Ikuti kata hatimu. Jangan membohongi hatimu sendiri “ ujar Morgan setelah Widy selesai bercerita.

“ Gitu? Baik, akan gue pikirin nanti. Setelah gue mampu bener-bener melepas dia pergi selamanya “ ucap Widy masih dengan suasana sendu

“ Tapi elo harus cepet bangkit. Kembali seperti dulu. Rangga pasti ikut sedih, kalo dia liat elo seperti ini. Lo sayang dia kan? Harusnya elo bisa membuat dia tenang disana. Bukan menangisi dia seperti ini “ ucap Morgan menasihati.

Setiba di pemakaman, Linzy dan PJ menghampiri Widy yang baru turun dari mobil. Keduanya memberi semangat dan kembali menenangkan Widy yang menangis kembali begitu melihat lubang kubur yang akan dimasuki jasad Rangga. Upacara pemakaman dimulai. Semua anggota keluarga, kerabat, sahabat, dan teman-teman Rangga, begitupun dengan keluarga Widy, datang mengantarkan kepergiannya. Setelah selesai penguburan, Angel yang dikawal dua orang polisi sampai di pemakaman. Widy langsung menghardik dan mengusirnya dengan keras.

“ Mau apa lo kesini?? Lo mau nertawain ini semua? Karena lo yang udah menang? Lo senang kan dengan ini semua? “ ujar Widy keras sambil mendorong Angel. Melihat Widy bertindak kasar pada Angel. Linzy dan Natly menghampiri keduanya. Linzy mencoba meredam emosi Widy, sementara Natly mendampingi Angel.

“ Kedatangan lo disini nggak diharapkan! Mending lo kembali aja ke tempat lo sana! Penjara!! Pembunuh! “ ucap Widy ketus

“ Wid, gue memang salah. Memang gue yang rencanain semua. Tapi, jujur gue nggak pernah nyangka semua akan terjadi seperti ini. Dan sekarang gue kesini, gue cuma pengen melihat Rangga untuk yang terakhir. Biar gimanapun, Rangga tetap bagian masa lalu gue, Wid.. “ terang Angel

“ Gue nggak perduli sama masa lalu lo. Yang gue mau, lo cabut dari sini sekarang juga!! “ usir Widy cuek

“ Kali ini aja, Wid, biar dia disini. Dia juga ngerasa kehilangan sama seperti lo “ ujar Linzy melunakkan kerasnya hati sahabatnya itu

“ Nggak!! “ ucap Widy. Setelah itu, Widy kembali ke pusaran Rangga dan duduk di dekat papan kayu nama Rangga, memandanginya dengan sendu, kemudian menangis kembali. Om Tio mendekati Widy yang masih belum beranjak disaat tamu yang lain berangsur-angsur pergi meninggalkan area pemakaman. Om Tio berusaha menenangkan Widy. Om Tio menasihati Widy agar tak terlalu memikirkan yang telah terjadi dan agar segera kembali ceria seperti dulu lagi. Namun, Widy seperti tak mengindahkan omongan orang-orang sekitarnya. Ia masih larut dalam kesedihannya. Widy mengusap papan nama diatas pusaran Rangga dengan sedih. Airmatanya jatuh membasahi tanah yang belum kering itu.

( backsound: Saat Terakhir, by; ST 12 )

***

“ Pak polisi, boleh saya bicara dengan Angel berdua sebentar? “ Bani meminta izin pada polisi yang mengawal Angel. Angel meyakinkan polisi kalau ia tak akan lari saat ditinggal berdua dengan Bani. Polisi-polisi itupun meninggalkan mereka berbicara berdua. Angel memeluk Bani sambil menangis, keliatannya menyesal.

“ Maaf “ ucapnya

“ Aku harap ini akan jadi pembelajaran buat kamu. Jangan lagi kamu mencampur-adukkan persoalan masa lalu dan masa sekarang. Semua jelas akan berbeda. Aku janji, aku pasti akan bantu kamu bebas “ ujar Bani bijak

“Aku merasa nggak enak sama kamu. Kamu terlalu baik untuk aku yang jahat ini “ ujar Angel merasa malu pada sang pacar

“ Kamu nggak jahat. Aku yakin, saat itu kamu cuma lagi bimbang aja “ ujar Bani sambil menghapus airmata di pipi Angel

“ Sayang, sepertinya waktu kamu udah habis. Balik sana. Aku janji, aku akan sering-sering jengukin kamu disana “ lanjut Bani sembari mencium kening Angel hangat. Angel terharu dengan pengorbanan Bani untuk cinta mereka. Angel menoleh ke arah para polisi yang sudah menunggunya. Perlahan-lahan ia berjalan menjauh dari Bani, sampai menaiki mobil polisi. Bani berbalik arah, menuju pusaran Rangga.

Melihat putrinya terlalu lama menangisi di tanah kubur, Tante Risa membujuk Widy untuk pulang. Awalnya Widy memang menolak untuk pulang, lama-lama ia pun mau juga untuk pulang. Sebelum berdiri, Widy merasa kepalanya berat dan matanya berkunang-kunang. Namun ia hanya menganggap, ia terlalu lelah karena sebenarnya ia belum terlalu sehat. Sesaat setelah ia dapat berdiri, Widy jatuh diatas makam Rangga. Semua mengira Widy hanya pingsan karena terlalu lelah. Tidak sampai Bani, yang baru tiba disana, megecek dan mengatakan kalo nafas dan denyut nadi Widy sudah tidak ada. Tante Risa terkejut dan memastikan sendiri kondisi putrinya. Dan benar saja, Widy telah meninggalkan semuanya di hari pemakaman dan tepat diatas kuburan Rangga. Semua tangis tumpah disana. Di tempat itu pula, arwah Rangga menjemput Widy untuk bersama-sama menyusuri tangga langit menuju suatu tempat yang indah untuk mereka berdua. Setelah arwah Widy mengamati tubuhnya yang ditangisi orang-orang terdekatnya, Rangga menggandengnya dan segera pergi dari muka bumi.

( Backsound: Selalu Bersama, by: SM*SH )

- T H E E N D -

Tuesday, February 14, 2012

Thursday, January 05, 2012

FFS - Akhir Cerita Cinta (Chapter 6)


Part 6 - It's You

Selesai mengantri tiket, Rangga mengajak Widy keluar bioskop dengan alasan makan siang, padahal Rangga ingin menghindari Dicky. Sebenarnya bukan menghindarinya adiknya, tetapi orang yang bersama Dicky, yaitu GC. Ia merasa kalo GC melihatnya pasti ia akan ditanya berbagai macam hal. Itulah yang belum mau ia jawab. Namun, telat. Dicky sudah melihat mereka. Dan ia menyapa Rangga yang beranjak keluar dari bioskop. Rangga terkejut dengan kehadiran mereka. Biarpun begitu, Rangga mengenalkan Widy pada Dicky dan pada GC juga.

“ Ternyata dia lebih manis dari yang diceritain Morgan “ ucap Dicky

“ Ah masa?! Jadi malu “ sambung Widy malu-malu

“ Jangan macam-macam kamu. Oh iya, besok malem Widy mau kerumah. Aku mau ngenalin dia ke papa “ ujar Rangga sembari menggandeng Widy. Widy terkejut dengan ucapan Rangga. Sebelumnya ia tak diberitahu apa-apa soal perkenalan itu. Apalagi besok malam.

“ Oh begitu. Nanti, aku yang nyiapin jamuannya deh “ ujar Dicky

“ Ngomong-ngomong, dia siapa? Pacar kamu? “ tanya Widy menunjuk GC

“ Bukan kok. Dia teman lamaku. Dia GC. Cinta, ini Widy. Dia calon kakak ipar aku “ ucap Dicky. Mendengar itu wajah Widy memerah, kemudian GC dan Widy saling berjabat tangan. GC terkejut mendengar status Widy yang dikatakan Dicky. Kakak ipar. GC nggak bisa mempercayai itu. Kemudian, Dicky dan GC pamit pulang kepada Rangga dan Widy. Beberapa menit kemudian selepas Dicky dan GC pergi, Rangga bersama Widy memasuki studio bioskop. Tanpa mereka sadari, mereka duduk dibarisan yang sama dengan Angel, Bani, Ifan, dan Natly. Rangga baru menyadari kalo disebelahnya adalah Angel saat ia akan menaruh botol minumannya dibawah kursi. Saat itu, Angel juga tengah menunduk melakukan hal yang sama. Mereka berpandangan sejenak ditengah suasana gelap. Saat film berakhir, barulah Widy menyadari siapa orang-orang yang ada disekitarnya. Disaat itu pula, Widy menepati janjinya pada Natly untuk selangkah lebih maju mengenalkan Rangga ke keluarga. Sebelum pulang, mereka mampir dulu disuatu restoran seafood. Mereka makan siang bersama. Sepanjang waktu, Angel tak bisa mengalihkan pandangannya dari Rangga. Bahkan saat Rangga dan Widy bersuap-suapan, Angel terlihat cemburu. Beberapa kali Natly memberikan isyarat hati-hati pada Angel, namun hal itu diacuhkan. Sampai kemudian, Bani sendiri yang menegurnya. Angel tetap berlagak tak terjadi apa-apa. Sementara itu, Rangga berusaha menutupi alergi terhadap kerang agar mengacaukan ingatan Angel terhadap dirinya. Usahanya itu sempat hampir gagal, karena kedua matanya mulai berair. Angel yang memperhatikan gelagat aneh Rangga merasa ada yang tidak beres dengannya. Untuk menghapus kecurigaan Angel, Rangga pergi toilet dan dia memuntahkan semua kerang yang dimakannya. Setelah dikira agak baikan, ia kembali ke meja. Tetapi Angel tetap yakin akan pikirannya. Ia terus memperhatikan Rangga.

“ Angel “ panggil Widy saat selesai makan membuyarkan lamunan Angel

“ Ah iyaa.. Ada apa, Wid? “ tanya Angel linglung

“ Kenapa? Kenapa jadi melamun sendiri? “ tanya Widy. Rangga memperhatikannya, tepat saat Angel menoleh ke Rangga, sehingga ia menjadi salah tingkah.

“ Nggak ada apa-apa kok “ jawab Angel. Widy sedikit merasa ada yang aneh dengan Angel. Ia yakin kalo dari tadi Angel memperhatikan kekasihnya yang ada disebelahnya. Namun, Angel tak mau menunjukkan itu kepada siapapun. Menyadari kecurigaan Widy, Ifan memanggil waiter dan meminta bon. Akhirnya mereka pun pulang masing-masing. Ifan mengajak Widy pulang bareng. Namun, Widy menolaknya. Ia lebih memilih pulang bareng sang kekasih. Karena ia masih ingin lebih lama bersama Rangga. Sepanjang perjalanan pulang mengantar Angel, Bani tak banyak bicara. Walaupun Angel mengajaknya bicara panjang lebar, namun tetap saja Bani tak menanggapinya, sesekali menanggapinya yang dirasa penting saja. Jadilah sepanjang perjalanan hingga sampai rumah Angel, keduanya hanya berdiam-diaman. Yang dialami Bani, juga dialami oleh Widy. Widy merasa curiga pada Rangga yang keliatan selama makan siang bersama, ia bermain mata dengan Angel. Saat Widy menanyakannya, Rangga mengatakan kalo Angel nggak asing baginya. Karena mereka beberapa kali sempat berpapasan. Widy semakin menjadi curiga, jangan-jangan ada apa-apa diantara mereka.

Morgan terkejut saat dirumahnya ada GC yang membantu Dicky membereskan rumah. Dicky membereskan rumah, hal ini sangat jarang terjadi. Biasanya Dicky malas untuk membereskan rumah, semuanya diserahkan pada pembantu saja. Tapi, hari ini tidak. Saat Morgan menanyakan sebabnya, Dicky secara langsung menyampaikan perintah Rangga agar merapikan rumah. Walaupun Rangga akan mengenalkan Widy baru keesokan harinya, namun ia mau rumah sudah rapi pada hari ini. Soal Dicky yang tak menyuruh pembantu mereka, karena ia ingin menyambut calon kakak iparnya dengan cara tersebut. Setelah mendengar cerita Dicky tentang rencana perkenalan oleh Rangga, seperti biasa Morgan memberi laporan pada Kevin lewat telepon. Saat menerima telepon dari Morgan, Kevin sedang membujuk Natly dan Ifan untuk membantu rencana mereka. Tugas Natly nggak susah, hanya membuat Widy mau membawa Rangga ke rumah dan meyakinkan pilihan yang terbaik buat dia. Kebetulan di saat itu Widy baru pulang. Natly menanyakan jawabannya Widy yang kemarin. Tentang perkenalan itu.

“ Gimana, Wid? “ tanya Natly ketika sudah berdiri di depan kamar Widy. Widy terkejut dengan kehadiran Lala didepan kamarnya.

“ Gimana apanya? “ tanya Widy tak mengerti

“ Jangan pura-pura lupa. Kamu janji kan mau ngenalin yang namanya Rangga itu ke kita. Wid, aku nggak pernah maksa kamu. Kalo kamu memang belum siap, bilang aja. Tapi, orang tua dan kakak-kakakmu pengen tau cowo kamu. Aku bisa paham keinginan mereka, karena kamu satu-satunya putri disini, mereka berhak tau siapa pangeran baru yang akan masuk dalam rumah ini “ nasihat Natly. Widy terdiam. Merenungi semua perkataan Natly. Natly menarik tangan Widy menuju ruang tengah lantai 1. Disana ada Tante Risa, Raka, dan Mezty. Mereka sedang mengobrol dan keliatan akrab sekali.

“ Setelah melihat itu, kamu masih bisa bilang mama kamu seorang yang pemilih?! Tante Risa bukan pemilih, dia cuma perlu waktu buat mengenal calon anaknya. Maksud aku, kalo kamu nggak memperlihatkan Rangga ke dia, gimana caranya dia tau pacar kamu itu “ lanjut Natly. Disela-sela sedang bicara dengan Natly, Widy menyadari ada yang menguping pembicaraan mereka dari tangga.

“ Kak Ifan, Kevin.. Kalo mau dengerin, nggak usah sembunyi-sembunyi. Sini aja “ ucap Widy sedikit menoleh ke arah tangga bawah. Keduanya kaget, karena ketauan menguping pembicaraan itu. Akhirnya mereka memperlihatkan diri mereka. Widy melanjutkan obrolannya.

“ Besok Rangga ngajak aku ke rumahnya, dikenalin sama papanya. Entah kapan aku siap membawa dia kesini. Tapi, aku menerima tawaran kakak waktu itu. Aku ingin semua bertahap “ ucap Widy

“ Kalo begitu, kamu bawa dia ke acara pensi kampus kita. Kita ketemu disana. Gimana? “ ujar Natly sambil menoleh ke Ifan yang duduk disebelahnya. Widy mengangguk tandanya ia menyetujui usulan itu.

“ Nah, gitu dong.. Berani ambil keputusan.. “ ujar Kevin sambil mengacak-acak rambut Widy. Widy hanya tersenyum sambil merapikan rambutnya. Kemudian berjalan ke kamarnya. Kevin senang karena rencananya mengubah jalan pikiran Widy menjadi lebih dewasa, mulai membuahkan hasil.

Sementara itu, Om Romi yang sudah mendengar kalo Rangga akan mengenalkan gadisnya pada keesokan malamnya, menanyakan kembali keseriusan Rangga dalam hubungannya ini. Tentunya Rangga menjawab, serius. Karena ia telah menemukan sosok wanita yang dicarinya selama ini. Walaupun sedikit ceroboh, namun Widy mempunyai sifat yang membuat Rangga sudah tak dapat berpindah ke lain hati lagi. Yaitu sifat ketegarannya saat menghadapi masalahnya., dan selalu senyum meskipun dalam keadaan sakit.

“ Baiklah. Kalo memang keputusan kamu sudah bulat dan kamu merasa gadis itu yang terbaik. Papa nggak bisa melarang kamu “ ucap Om Romi sembari mengambil koran yang hari ini.

“ Papa ada waktu besok malam? “ tanya Rangga memastikan

“ Tentu. Buat calon anggota baru, papa selalu menyempatkan waktu. Morgan, kamu hubungi keluarga dari mama, dan suruh datang kesini juga besok malam. Dicky, kabari hal yang sama pada keluarga papa ya?! “ ujar Om Romi. Kata-kata itu membuat Rangga, Morgan, dan Dicky saling berpandangan tak mengerti

“ Maksud papa apa? Rangga cuma mau ngenalin dia ke papa dulu. Bukan pada keluarga yang lain “ protes Rangga.

“ Mama kalian kan sudah tidak ada, Jadi sebagai wakil dari mama, papa juga ingin keluarga mama tau tentang kamu sekarang “ ujar papa. Rangga terdiam mendengar jawaban sang papa. Ia membiarkan sang papa melakukan apapun yang menurutnya baik. Walau ia masih segan mempertemukan kekasihnya pada keluarga besarnya.

Keesokan harinya. Widy akhirnya mengetahui asmara sahabat-sahabatnya. PJ dan Reza, Linzy dan Rafael. Ketika ia melewati lapangan basket depan, kedua sahabatnya itu sedang bersama dua atlet basket kampus itu. Saat PJ dan Reza, Widy merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Ia seperti merasa kehilangan Reza. Entah kehilangan seorang teman baik atau kehilangan orang yang sempat disukanya. Disaat itu, Linzy menagih janji Widy untuk memperkenalkan Rangga pada mereka.

“ Memang gue pernah janji ya ke kalian? Kok gue nggak inget? “ canda Widy

“ Pernah kalii, Wid.. “ ujar PJ

“ Udah.. Udah.. Nggak penting lo inget ato nggak. Yang penting, sekarang kita mau tau cowo lo yang sekarang itu! “ ucap Linzy memaksa

“ Iya iyaa.. Nanti siang, gue bawa dia ke tempat nongkrong biasa deh. Asal kalian nanti juga ikut ya “ ujar Widy ke Reza dan Rafael juga.

“ Janji? “ PJ memastikannya

“ Gue janji “ jawab Widy mengacungkan jari kelingkingnya

Sementara itu, Bisma dan Tryan juga menagih janji Rangga untuk memperkenalkan cewenya pada mereka. Karena selama ini, Rangga cuma menceritakan soal Widy pada kedua temannya itu, tanpa mempertemukannya atau sekedar menunjukkan fotonya. Saat Rangga bingung menjawab permintaan Bisma dan Tryan, Widy meneleponnya menanyakan kesediaannya untuk bertemu teman-teman Widy. Akhirnya ia mendapatkn alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Bisma dan Tryan. Mereka sepakat bertemu di Sweet Cake. Salah satu kafe favorit Widy dan tempat nongkrong Widy, PJ, dan Linzy.

Siang harinya menjadi hari yang lumayan membuat jantung Widy berdetak kencang. Meskipun hanya memperkenalkan Rangga pada teman-temannya, namun Widy tetap merasa ada yang tak biasa dengan hatinya. Ini adalah pertama kalinya, Rangga bertemu dengan orang yang dulu sempat disukainya, Reza. Ia memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, seandainya ia tak dapat bersikap biasa di depan keduanya. Tenyata, Reza, Rafael, dan PJ sedikit sudah mengenal Bisma dan Tryan melalui sparing tim basket mereka. Rangga bertanya-tanya kenapa hanya ia tak tahu tentang ketiga teman Widy itu. Bisma menjelaskan, saat tim mereka sparing melawan tim Reza, Rangga tidak mengikuti pertandingan itu. Dan digantikan oleh pemain lain. Rangga baru mengerti, kalo saat itu ia memang sedang merencanakan cara untuk menembak Widy. Dengan sudah saling mengenal, perkenalan tidak terlalu memakan waktu lama. Kegiatan selanjutnya hanya diisi dengan berbagai macam obrolan dan canda tawa. Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Widy pamit pulang, karena ingin mempersiapkan diri untuk bertemu keluarga Rangga. Rangga mengantar Widy pulang. Dan berjanji akan menjemputnya pukul 7 malam.

Dicky dan GC semakin dekat. Mereka semakin sering bersama. Namun, tak ada rasa yang tumbuh diantara mereka, selain persahabatan yang sempat terputus karena Dicky yang dulu tinggal di luar Jakarta. Kini mereka kembali menjadi sahabat. Sore ini Angel dan GC sampai rumah pada waktu yang hampir bersamaan. Angel terkejut. Karena GC diantar oleh Dicky. Angel masih sangat mengingat Dicky. Dicky berbisik pada GC, jangan berkata apapun tentang Rangga kepada Angel. Semua butuh waktu. Dan bukan saat ini.

“ GC, kamu udah berapa kali ketemu Dicky? Dan kapan pertama ketemu? “ tanya Angel saat memasuki rumah mereka

“ Aku udah mulai sering main bareng lagi sih. Pertama ketemu waktu itu, pas aku belajar dirumah Ilham, ternyata ada Dicky dan Kak Morgan “ jawab GC

“ Morgan? Mereka semua udah balik ke sini? “ Tanya Angel ingin tahu kelanjutannya. Sebelum menjawab pertanyaan kakaknya, GC teringat permintaan Morgan ketika mereka pertama bertemu.

“ Tolong kamu jangan bilang ini ke Angel ato siapapun ya “ ucap Morgan,

“ Aku rasa belum saatnya dia tau soal ini “ lanjutnya lagi

“ Iya. Mereka memang sekarang ada di Jakarta. Tapi, hanya mereka berdua. Sementara Kak Dewa, masih tinggal di Sydney “ ujar GC setelah diam beberapa saat. Angel tak sepenuhnya percaya dengan semua yang dikatakan GC. Ia merasa GC menyembunyikan sesuatu darinya. Akhirnya ia memutuskan esok harinya untuk mencari jawaban atas rasa penasarannya. Angel akan mengikuti GC esok hari mulai dari sekolahnya hingga ke tempat yang mungkin akan jadi tempat bertemu adiknya dan Dicky.

Jam menunjukkan pukul 18.45. Widy sudah siap dengan dandanannya. Ia tampak begitu anggun dengan gaun berwarna putih. Mezty telah membantunya berdandan hingga ia tampil seperti putri malam ini. Jantung Widy tak bisa berhenti berdetak. Ia merasa takut dan khawatir juga untuk betemu keluarga Rangga. Cowo itu menjemput Widy pukul 18.50.

“ Hah? Bukan dirumah kamu? Terus, dimana? “ tanya Widy saat Rangga memberitahu tempat perkenalannya bukan dirumahnya

“ Di kediaman keluarga almarhumah mama aku. Aku juga nggak ngerti maksud papa apa, kenapa untuk saat ini keluarga yang lain harus tau sekarang “ ujar Rangga

“ Nggak apa-apa. Bukannya semakin cepat, semakin baik. Memang ini kan yang kita target, mereka semua tau tentang kita. Aku siap kok “ jawab Widy bijak. Sebenarnya hati Widy semakin tak karuan, namun ia tak menunjukkannya pada Rangga, sehingga ia memikirkan kata-kata lain untuk membuat Rangga tenang.

( Backsound: Deg-Degan, Vierra )

Akhirnya sampai juga Widy di kediaman keluarga besar Rangga. Rangga menggandeng Widy memasuki rumah. Kini perasaan Widy bercampur aduk tak karuan. Morgan membukakan pintu rumah bagi pasangan itu. Tak butuh waktu lama untuk berkenalan dengan semua anggota keluarga, Widy sudah bisa akrab dengan semua. Pembawaan Widy yang ceria, enerjik, dan mudah akrab dengan orang membuat semua anggota keluarga cepat menerimanya. Bahkan dengan sepupu-sepupu Rangga yang sebaya dengannya ia dapat berbaur dan bercanda bersama. Ini diluar dugaan Rangga. Akhirnya waktu juga yang harus menyudahi acara perkenalan itu. Widy pamit pulang diantar oleh Rangga. Sementara kedua adik Rangga, memilih menginap disana.

“ Gimana perasaanmu sekarang? “ tanya Rangga sebelum Widy turun dari mobil di depan rumahnya

“ Baik. Keluargamu menyenangkan “ jawab Widy tersenyum

“ Karena kamu juga menyenangkan “ balas Rangga mengenggam tangan Widy erat

“ Aku boleh tanya? “ tanya Widy kemudian. Rangga mengangguk.

“ Sebelumnya maaf kalo aku nanyain soal ini. Sejak kapan mama kamu nggak ada? “ tanya Widy

“ Nggak apa-apa kok. Mungkin kamu memang harus tau. Mama meninggal waktu aku berusia 16. Dan masih tinggal di Jogja. Mungkin Kevin tau soal itu. Karena dia termasuk dekat dengan keluargaku. Seperti adikku sendiri “ ucap Rangga

“ Setelah itu? Apa masih tinggal disana? Kapan kamu mulai di Sydney? “ tanya Widy lagi. Kali ini Widy ingin tau lebih banyak tentang kekasihnya itu.

“ 3 hari setelah mama meninggal. Kita langsung ikut papa pindah ke Bali. Di Bali, kita tinggal selama 2 tahun. Kemudian, ada tante yang nawarin tinggal dan sekolah di Sydney. Akhirnya aku dan Morgan mutusin tinggal disana, dan papa menyuruh agar kita membawa Dicky juga. Akhirnya kita bertiga tinggal di Sydney. Selama 3 tahun, kemudian balik ke Jakarta. Karena aku rasa aku udah dewasa, dan mungkin bisa menjaga adik-adikku sendiri disini. Kita juga nggak mau terlalu lama merepotkan keluarga sana “ kenang Rangga. Mendengar cerita Rangga, Widy merasa kagum atas perjalanan hidup Rangga yang penuh liku. Ia sampai terbengong mendengar cerita itu.

“ Kenapa? Udah masuk sana. Udah larut malam juga “ suruh Rangga, menyadarkan kekaguman Widy

“ Lusa kamu ke rumah ya?! Aku mau ngenalin kamu ke orang tua aku “ pinta Widy

“ Kamu yakin? Waktu itu kamu bilang .... “ Widy menyetop ucapan Rangga

“ Aku yakin. Kalo kamu yakin, kenapa aku nggak bisa?! “ ujar Widy yakin

“ Ya udah, aku masuk ya.. See you tomorrow “ ucap Widy mencium pipi Rangga hangat. Rangga terkejut dengan kecupan itu, namun senang. Widy berlalu masuk rumah. Suasana hati Widy menjadi baik. Ia menyapa semua orang yang dirumah. Bahkan menyiuminya satu per satu. Tak terkecuali Kevin, padahal biasanya mereka nggak akur.

( Backsound: Ada Cinta, by: SM*SH )

Keesokan harinya. Angel menawari diri mengantar GC ke sekolah. Namun, GC menolak. Karena ia sudah berjanji akan berangkat bareng Dicky. Saat GC bersama Dicky berangkat. Angel mulai mengikuti mereka. Ia ingin tau semua kenyataan yang sepertinya sembunyi darinya. Dicky yang berhasil membujuk sang papa untuk membelikan mobil, kini memang sering berangkat ke sekolah bareng GC dan Ilham. Tiga sahabat masa kecil itupun kembali bersatu dalam satu gedung sekolah. Hari itu, Angel sampai meninggalkan kuliahnya hanya untuk menunggui GC dan Dicky sampai mereka selesai sekolah. Sementara itu, Bani kebingungan mencari Angel dikampus. Ia menelpon Angel, namun tak ada jawaban. Maka Bani semakin mengkhawatirkan kekasihnya itu. GC melihat mobil Angel terparkir di depan sekolahnya. Ia merasa kalo kakaknya sedang mengikutinya. Ia memberitahu hal itu pada Dicky.

“ Lo pernah cerita kalo gue dan kakak-kakak gue di Jakarta? “ tanya Dicky setelah mendengar cerita GC kalo ada kemungkinan Angel memang mengikuti mereka.

“ Ya. Gue cerita ke Kak Angel. Tapi, gue cuma bilang yang tinggal disini cuma lo dan Kak Morgan “ jawab GC

“ Pasti dia curiga soal Rangga “ gumam Dicky sambil mengambil HP dari sakunya. Dicky menelepon Rangga dan memberitahu kecurigaannya terhadap Angel yang sedang mengikutinya. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Rangga memutuskan untuk muncul dihadapan Angel dalam sosok yang sekarang. Bukan sosok di masa lalu sebagai Dewa.

“ Gimana? Kak Rangga bilang apa? “ tanya GC setelah Dicky menutup teleponnya

“ Anggap aja kita belum tau kalo Angel ngikutin kita. Dia minta, gue nanti ke makam nyokap. Dan buat supaya Angel mengikutinya hingga ke pemakaman “

“ Pemakaman? Buat apa? “ tanya GC

“ Entahlah “ jawab Dicky

Rangga merasa Angel memang sudah saatnya tau tentang dirinya. Ia sadar tak mungkin akan selamanya ia bersembunyi dalam dirinya yang sekarang. Menyembunyikan masa lalunya tak mungkin lagi ia lakukan. Lagipula, kini ia sudah memiliki hati yang lain. Yang tak akan lagi ia tinggalkan. Siang ini, Widy meminta Rangga agar membawanya ke makam mama Rangga. Ia ingin berziarah, setelah semua anggota keluarga Rangga dapat menerimanya. Ia ingin mama Rangga juga dapat merestuinya. Kesempatan itulah yang digunakan Rangga untuk menunjukkan diri sebagai Dewa kepada Angel. Itulah sebabnya ia menyuruh Dicky agar ia jalan ke arah makam. Agar GC mengikutinya hingga kesana. Dan benar saja, saat mobil Dicky berjalan menuju ke arah makam, Angel mengikutinya. Tentunya Angel merasa tidak asing dengan jalanannya. Karena sebenarnya secara diam-diam Angel sering berziarah ke makam mama Rangga dan Dicky. Angel melihat Rangga dan Widy sedang berada di pusaran mamanya Rangga. Ia tak lantas segera menghampiri mereka. Ia menunggu sampai saatnya tepat. Ia menunggu di depan mobil Rangga. Tibalah saat sepasang kekasih itu kembali ke mobil. Airmata Angel tak bisa ditahannya lagi saat melihat Rangga. Widy merasa heran dan tak mengerti dengan situasinya.

“ Jadi, elo ... “ Angel mencoba memastikan bahwa Rangga adalah Dewa, cinta monyet yang dulu telah pergi

“ Maaf. Kalo gue harus nyembunyiin identitas gue dari lo. Gue cuma nggak mau lo sakit hati gara-gara gue sekarang “ ujar Rangga pelan

“ Kenapa? Kenapa lo harus bohongin gue seperti ini? Lo bilang, lo nggak mau bikin gue sakit hati. Tapi, lo sekarang bikin gue sakit!! Lo pasti punya alasannya kan?! Sekarang, jelasin apa alasan lo bohongin gue kayak gini?? “ ujar Angel terisak tangis. Rangga menarik tangan Widy dan mengatakan kalo Widy-lah alasannya. Angel melihat ke arah Widy dengan sinis. Entah kenapa Angel merasa Widy telah merebut seseorang darinya.

“ Gue harap lo nggak marah atau menaruh dendam sama Widy. Lo kenal gue kan?! Kalo gue sudah memilih sesuatu, gue nggak akan pernah melepasnya lagi. Dan sekarang gue memilih Widy disamping gue “ ucap Rangga. Airmata Angel makin tak terbendung. Ia pun menangis, entah apa yang ditangisi. Kejujuran yang baru diucapkan Rangga atau menangisi Rangga karena telah memilih yang lain. Di saat yang sama, Bani datang menyusul Angel. Bani mengetahui dimana Angel dari GC. Setelah beberapa kali gagal menghubungi Angel, Bani mencoba menelepon GC. Cinta pun memberitahu dimana Angel saat itu. Saat melihat Angel menangis, Bani dapat menduga kalo Angel telah mengetahui semua. Ia memeluk Angel. Membiarkan kekasihnya tenang dalam dekapannya.

“ Jadi, sekarang kamu udah tau semua? “ tanya Bani memastikan semua persoalannya

“ Apa jangan-jangan kamu udah tau soal ini juga?!! “ tebak Angel,

“ Kaliaann?!! Kenapa kalian sekongkol untuk membohongi gue?!! Kenapa gue nggak boleh tau kebenaran inii?! Kaliaaannn keterlaluaann!! “ umpat Angel pada Bani, GC, dan Dicky

“ Maaf. Mereka begitu karena gue yang menyuruh. Karena gue takut, lo nggak bisa menerimanya “ ujar Rangga

“ Kenapa? “ tanya Angel

“ Bukan karena apa-apa. Gue permisi “ ucap Rangga sambil berjalan mendekati mobilnya. Widy berjalan menyusul. Saat Widy melewati Angel, ia merasakan Angel menatapnya dengan rasa tak suka. Ia tetap berlalu dengan cuek. Walaupun ia tak nyaman dengan tatapan Angel itu. Sementara mobil Rangga melaju meninggalkan area pemakaman, Angel masih berdiri ditempat yang sama dengan kesedihannya.

“ Kita pulang yuk “ ajak Bani pada Angel. Gadis itu tak menjawab apapun, Angel segera memeluk Bani dan menumpahkan semua airmatanya. Bani membiarkan hal itu untuk beberapa saat.

“ Aku mau ceritain semua yang kamu tau tentang ini ke aku sekarang “ pinta Angel pada Bani

“ Oke. Tapi, nggak disini. Kita cari tempat lain aja ya “ ujar Bani

“ Grace, kamu bawa mobil kakak ya. Kakak pulang sama Bani aja “ ujar Angel pada GC sambil menyerahkan kunci mobilnya. Sebelum mengambil kunci itu, GC menoleh pada Dicky dan Dicky memberi isyarat agar menuruti kemauan Angel. GC pun mengambil kunci itu. Selanjutnya Angel dan Bani pergi. GC dan Dicky pun pulang masing-masing.

Sementara itu dalam perjalanan, Widy menanyakan yang terjadi di pemakaman tadi. Karena ia sama sekali tak mengerti yang mengerti yg terjadi. Rangga menjawab semua kenyataan yang ditanya oleh Widy. Namun, Rangga mengatakan kalo Angel hanyalah teman masa kecil tanpa ada apapun yang terjadi. Widy tak percaya sepenuhnya.

“ Kamu bohong kan? Aku tau, kamu sama Angel bukan cuma sekedar temen masa kecil “ ujar Widy mengutarakan argumennya

“ Kita sahabat dekat “ jawab Rangga

“ Kamu udah bohongin Angel, sekarang mau bohongin aku lagi?? Mau kamu apaa?? Kenapa sih kamu nggak bilang aja, kalo kalian emang pernah pacaran?!! “ protes Widy

“ Gimana kamu tau tentang itu? “ tanya Rangga kaget dengan perkataan Widy

“ Bener kan? “ ucap Widy. Rangga terdiam.

“ Jelas bener. Karena Morgan udah cerita semua ke aku “ ucap Widy santai. Rangga menghentikan laju mobilnya disebuah taman. Kemudian ia turun. Widy pun ikut turun. Saat itulah, Rangga menjelaskan semua tentang dirinya yang harus rela membohongi orang lain.

“ Awalnya aku kembali kesini memang karena dia. Karena aku ingin meminta maaf, udah sangat lama aku nggak ngasi kabar ke dia. Dan mungkin bisa memperbaiki hubungan yang dulu lagi. Tapi, ceritanya jadi beda saat pertama kali ketemu kamu di bandara. Aku seperti lupa akan semua tujuanku datang kesini. Makanya aku mengganti nama. Supaya Angel nggak gampang menemukanku disini. Ternyata, Dicky dan adiknya malah satu sekolah “ terang Rangga. Widy terkejut dengan pengakuan Rangga barusan.

“ Ternyata memang aku penyebabnya “ ujar Widy pelan

“ Bukan “ bantah Rangga menatap Widy

“ Kamu bisa bilang, bukan aku penyebabnya “ lanjut Widy sambil memalingkan wajah dari Rangga, “ Tapi perasaan perempuan nggak pernah bisa dibohongi. Kamu bilang bukan, tapi Angel pasti akan menganggap seperti itu “ ucapnya lagi

“ Jangan khawatir. Dia hanya masa lalu. Walaupun aku datang kesini awalnya memang karena dia, tapi saat itu perasaan ini masih abu-abu. Sekarang, aku udah menemukan kamu. Dan aku janji, kamu akan jadi yang terakhir selamanya “ ucap Rangga

“ Tapi, kamu juga harus meminta maaf ke Angel dan jelasin yang tadi kamu jelasin ke aku “ pinta Widy

“ Ya. Aku janji “ balas Rangga. Keduanya pun berpelukan dengan hangat.

Malam harinya. Rangga menempati janjinya untuk datang ke rumah Widy dan berkenalan dengan seluruh anggota keluarga Widy secara resmi. Rangga cepat akrab dengan Ifan, Raka, dan Kevin. Saat berhadapan dengan kedua orang tua Widy pun, Rangga menunjukkan keseriusan dengan Widy. Sehingga orang tua Widy pun luluh dan mengizinkan putrinya melanjutkan hubungannya. Namun, pada malam itu Widy menunjukkan wajah yang tidak mengenakkan pada Rangga. Natly merasakan hawa tak enak terhadap pasangan itu. Hal itu ia ceritakan pada Ifan. Sehingga Ifan menanyakan langsung akan hal yang telah terjadi antara Rangga dan adiknya.

“ Ada masalah sama Widy? “ tanya Ifan tiba-tiba menghampiri Rangga yang sedang duduk sendiri di ruang tamu

“ Nggak ada apa-apa kok “ jawab Rangga santai

“ Yakin nggak ada apa-apa?! “ Ifan mencoba meyakinkannya. Rangga tetap menjawab tak ada apapun antara ia dan Widy. Tetapi Ifan juga yakin memang ada masalah antara mereka berdua.

“ Baik. Kalo kamu memang tak ingin bilang. Nggak masalah. Aku cuma ingin bilang, sekedar mewakili anggota keluarga yang lain. Terima kasih kamu telah membuat Widy menjadi lebih dewasa. Nggak terburu-buru lagi dalam mengambil suatu keputusan hidupnya. Ada satu pesan dari kita yang harus kamu selalu lakuin demi Widy. Jangan pernah bikin dia sedih dan kembali menjadi Widy yang dahulu lagi. Bikin dia menjadi semakin dewasa dan selalu ceria seperti saat dia bersama kamu “ ujar Ifan

“ Apa ini artinya aku diterima dalam keluarga ini? “ tanya Rangga

“ Kamu bisa menjawabnya sendiri “ ucap Ifan.

Rangga menelaah semua perkataan Ifan beberapa saat yang lalu. Ia juga menyimpulkan kalo ia telah diterima didalam keluarga itu. Ia merasa diberi tanggung jawab yang besar untuk menjaga Widy kapanpun dan dimanapun. Ia pun mantap memacari Widy secara serius. Namun, ia juga seperti dikejar janjinya pada Widy untuk meminta maaf langsung pada Angel. Karena Widy tak ingin ada yang tersakiti. Namun, Rangga masih ragu untuk melakukannya. Ia masih merasa belum siap melihat wajah marah dan kecewa Angel.

Angel sangat merasa sedih dengan semua kenyataan yang baru saja diketahuinya. Ia merasa semua orang telah membohonginya selama ini, termasuk Bani, sang kekasih dan adiknya sendiri, GC. Angel mengunci diri dikamarnya. GC merasa kesulitan untuk bicara dengan kakaknya. Akhirnya GC meminta bantuan Vanilla untuk bicara dengan Angel.

“ Harusnya kamu bersyukur kamu tau soal ini sekarang. Artinya kamu nggak harus jadi bodoh yang terlalu lama “ ucap Vanilla menasihati Angel dari luar pintu. Nggak ada jawaban dari Angel. Ternyata pintu nggak dikunci. Sehingga Vanilla dan GC bisa masuk ke kamar Angel.

“ Kak, aku minta maaf kalo aku harus nyembunyiin yang aku tau dari kakak. Kakak harus tau, saat itu posisi aku udah janji sama Kak Morgan “ ucap GC

“ Udahlah. Nggak usah minta maaf. Semuanya nggak akan kembali jadi seperti dulu lagi. Memang kalo kamu minta maaf, bisa bikin Dewa, maksudnya Rangga kembali ke aku?! Jalan kita memang sudah beda. Dia udah milih yang lain. “ ujar Angel bijak

“ Kakak bangga sama kamu. Sekarang kamu udah bisa berpikir sejauh itu. Kakak yakin, Bani memang pilihan jodoh terbaik buat kamu “ ucap Vanilla membelai rambut Angel. Sebenarnya dalam hati Angel masih ada sedikit benci dan dendam terhadap Widy. Karena telah membuat Rangga berubah hatinya.

- TO BE CONTINUED -

New baked post

A Book Review "Well, That Was Unexpected!" | #blogsocialdiary

Blurb: Mortified by her mother’s matchmaking. Sharlot Citra agrees to ONE date with George Clooney Tanuwijaya, son of the most famous family...