Read into your languange

Friday, October 07, 2011

FFS - Akhir Cerita Cinta (Chapter 2)


- CHAPTER 2: IDE KEVIN -

Bani mengantar Angel pulang. Angel meminta masuk sebentar. Karena orang tuanya ingin kenal dekat dengan Bani. Saat melewati depan kamar Angel, ada meja kecil yang terdapat foto-foto Angel dan beberapa temannya. Ada satu foto yang langsung dilirik Bani, karena penasaran. Foto Angel dengan seorang cowo yang sangat terlihat akrab. Cowo di foto itu mirip dengan Rangga.

“ Ini siapa? “ tanya Bani saat Angel keluar dari kamarnya. Angel speechless saat Bani melihat fotonya yang satu itu.

“ Itu temen baik aku “ jawab Angel gugup, karena tak mungkin ia bilang ke Bani kalo itu adalah mantannya, mengingat ia juga tau kalo orang yang ia sempet ia sayangi itu mirip dengan temen dari adik sahabat baik Bani

“ Tapi, dia mirip temen Widy yang tadi dirumahnya. Apa jangan-jangan... “ tebak Bani sedikit curiga

“ Ah, bukan kok, sayang. Memang awalnya aku kira itu dia, tapi bukan. Biarpun mirip tapi mereka orang yang berbeda “ ujar Angel mengambil foto itu dari tangan Bani dan menaruhnya dimeja semula

“ Memang meja ini khusus untuk menyimpan semua kenangan masa lalu aku. Kalo untuk yang saat ini, aku pajang dikamar “ terang Angel sambil menata ulang meja itu, “ Udah yuk, ke meja makan. Orang tua aku udah nunggu “ ajak Angel menggandeng Bani menuju ruang makan. Tapi, bagi Bani tetap ada yang mengganjal di hatinya. Mengenai sosok cowo yang di foto itu. Dan sikap aneh Angel saat dirinya melihat foto itu. Namun, demi menjaga perasaan kekasih hatinya itu, ia tak bertanya lebih banyak lagi. Orang tua Angel menanyakan keseriusan Bani pada Angel. Maklum, sebagai orang tua ingin anaknya bahagia bersama orang yang disukanya. Sebenarnya mereka udah menjodohkan Angel dengan cowo lain. Tapi, melihat hubungan asmara anaknya dengan Bani mereka memikirkan ulang rencana perjodohan itu. Karena mereka melihat Angel banyak berubah menjadi anak yang lebih baik sejak kenal sama Bani.

Kamar Widy penuh dengan buku-buku kuliah miliknya. Niat awalnya adalah belajar untuk kuis esok harinya. Tapi, yang terjadi adalah buku-bukunya penuh dengan puisi jatuh cinta yang pada sisi kertas terdapat ikon-ikon hati. Saat lagi asyik dengan puisi-puisinya, HP-nya berdering. Nada telepon masuk. Widy membaca nama di layar HP-nya. Dari posisi tengkurap, langsung berubah menjadi posisi duduk di tepi tempat tidurnya saat tau yang menelponnya adalah Rangga.

“ Hai “ sapa Widy sopan saat mengangkat panggilan itu

“ Hai juga “ balas Rangga, “ Hmm.. Lagi apa? Maaf ya, kalo ganggu “ ujarnya lagi

“ Nggak ganggu kalii.. Lagi mikirin kamu juga “ batin Widy sambil cengengesan sendiri ,

“ Ah, nggak apa-apa kok. Aku lagi nyiapin materi kuis buat besok. Anyway, ada apa? “ ujar Widy

“ Oh iya, kamu besok ada kuliah jam berapa? “ tanya Rangga to the point

“ Besok yaa?! Ada kuliah pagi. Jam 8. Kenapa? “ tanya Widy seusai melihat jadwal kuliahnya

“ Jam 8 ya?! Gimana kalo aku yang nganter kamu besok ke kampus?! “ ucap Rangga

“ Ngg.. Boleh.. Kalo gitu mau jemput jam berapa? “ tanya Widy bahagia sambil bangkit dari duduknya dan berjalan ke balkon kamarnya

I’ll pick up you at 7.00 a.m. Agree? “ tanya Rangga

Okay “ ucap Widy

“ Well, see ya “ ujar Rangga sebelum menutup panggilannya

See ya too “ jawab Widy. Kemudian panggilan itu saling disudahi. Widy makin nggak bisa berhenti tersenyum sendiri. Ia menatap bintang di langit masih dengan senyumannnya. Rangga pun juga begitu. Ia manjatuhkan diri di tempat tidur dengan rasa bahagia juga.

Keesokan harinya. Widy udah standby di teras rumah menunggu jemputan Rangga. Sudah dari jam setengah 6 Widy siap menuju kampusnya. Biasanya pagi hari ini, Widy merengek minta bareng sang kakak, Raka, yang satu kampus dengannya. Namun kini, jangankan ia yang meminta, Raka yang menawarinya pun, ditolaknya demi jemputan orang yang ia sukai. Tepat jam 7, Rangga sampai di rumah Widy. Setelah pamit dengan semua orang rumah, Widy berangkat. Hari ini merupakan hari pertama lagi bagi Widy kembali ke kampusnya, setelah selama setahun mendapatkan beasiswa melanjutkan study-nya di Sydney, Australia. Tak ada rasa canggung lagi dalam dirinya. Tak berubah selama ia meninggalkan kampus tercinta kurang lebih setahun. Ia tetap dekat dengan dua sahabatnya, Linzy dan PJ. Yang berubah hanyalah, perasaannya. Kalo dulu ia berat meninggalkan kampus, karena gebetannya yang sekelas dengannya. Kini, ia kembali kesana dengan perasaan yang bukan lagi untuk Reza – teman plus gebetan Widy dulu. Saat tiba dikampus, Widy terkejut melihat Reza berbaur dengan PJ dan Linzy. Dan juga bersama seorang atlet basket kampusnya, Rafael. Ternyata Rafael adalah teman dekat Reza. Telah lama Rafael menjadi incaran Linzy. Namun, Widy belum mengetahuinya.

“ Haaii semua “ sapa Widy ketika menghampiri teman-temannya

“ Ceria banget, Wid?! Jangan-jangan, ... “ Linzy asal nebak sembari ngasi isyarat menunjuk ke Reza yang ada disebelahnya

“ Apaan sih, Zi.. Bukan itu kalii.. Ada yang lebih bikin gue bahagia!! “ ujar Widy sumringah. Linzy dan PJ saling berpandangan heran satu sama lain mendengar pengakuan Widy.

“ Kalian bingung ya.. Nanti gue ceritain deh.. “ janji Widy,

Anyway, kenapa kalian berdua bisa ada disini? “ tanya Widy ke Reza dan Rafael

“ Kita lagi bujuk PJ, biar dia mau jadi manajer tim basket kampus. Karena kalo gue perhatiin, minatnya di basket cukup bagus. Tapi, dia terlalu lama mikir. “ terang Rafael

“ Oh, lo nggak salah pilih.. PJ emang jago banget basketnya.. Jangankan manajernya, pemain inti pun, dia siap.. “ cerocos Widy.

“ Tuh kan, gue juga bilang gitu. PJ-nya aja tetep nggak mau.. “ sambung Vicky

“ Zi, lo nyuruh gue ikut, biar enak di elo kan.. I know your mean.. Wid, gue udah bilang nggak minat, ya nggak mau. Don’t force me anymore! “ ujar PJ

“ Sssttt.. Don’t talk it too loud!! “ Linzy memperingati sambil membungkam mulut PJ

“ Apa sih yang kalian bicarain? Gue sama sekali nggak bisa ngikutin tau!! Ada yang kalian sembunyiin dari gue? “ tanya Widy pada dua sahabatnya itu. Kevin bersama Raka dan Morgan melewati sekitar Widy. Dalam benak Widy terbesit untuk menyapa mereka. Maksudnya mendekati Morgan demi mendapatkan kakaknya. Widy pamit pergi ke teman-temannya, dan segera mengejar sang kakak dan dua orang lainnya yang udah berjalan cukup jauh. Saat Widy menyapa mereka, Kevin sudah tau apa maunya Widy mendekati mereka. Otak jahil Kevin mulai beraksi. Ia memanfaatkan niat sepupunya itu untuk mengerjainnya. Kevin mengajak Morgan segera menuju kelas dan menjauhi Widy dengan begitu taktiknya akan berjalan sempurna. Rencananya itu dibisikkan kepada Raka. Raka menyetujuinya.

“ Eh, udah jam segini kan.. Yuk, masuk. Kita kan baru, jadi jangan telat “ ajak Kevin pada Morgan

“ Kevin! Lo rese banget sih!! Urusan gue sama dia kan belom selese, lo main ngajak dia cabut aja.. “ ucap Widy sebel

“ Tunggu, emang lo nggak ada kuliah? Temen-temen lo aja udah masuk tuh.. “ ujar Raka ikut-ikutan ngerjain Widy

“ Udah ya.. Kapan-kapan lagi dilanjutinnya. Bye. Yuk, masuk, Vin.. “ ajak Morgan. Kevin dan Morgan berjalan masuk kelas mereka. Tersisa Widy dan Raka di tempat itu. Sebelum Raka gabung bersama teman-temannya, ia mengusili adiknya terlebih dahulu.

“ Ehem. Makanya baikin orang, jangan cuma karena ada maunya. Sekarang kalo lo butuh, nggak ada yang bantu kan?! “ ledek Raka

“ Apaan sih, Kak Raka.. Bukannya adiknya dibantu malah diledekkin.. Huh! Nyebelin! “ umpat Widy kesal. Raka hanya menanggapai dengan tawa jahil sambil tertawa mengejek. Widy tambah kesal. Raka berjalan menjauh dari Widy. Namun, Widy menyetopnya sebelum jauh.

“ Kak Raka! Tunggu!! “ panggil Widy dari belakang

“ Apa? Kalo ada perlu, nanti aja deh dirumah. Sekarang gw mau masuk dulu “ ucap Raka tanpa membalikkan badannya menghadap Widy

“ Ya terserahlah. Aku cuma mau tanya aja kok. Kakak kenal sama temennya Kevin yang tadi itu? “ tanya Widy terus terang

“ Ya iyalah. Dulu kalo gue ke Jogja, temen main Kevin, ya temen main gue juga “ jawab Raka sambil tertawa kecil, “ Memang kenapa? Kamu suka sama dia? “ tebak Raka menggoda Widy

“ Ah, nggak kok.. Cuma mau tau aja.. “ sahut Widy salah tingkah,

“ Udah ya, aku mau ke kelas dulu. Bye “ ujarnya sambil berlari menuju kelasnya.

***

( Backsound : Gadisku, by: SM*SH )

Rangga bersenandung lagu yang bertemakan jatuh cinta dengan senyam-seyum sendiri. Ini semakin menguatkan kesimpulan Bisma dan Tryan kalo Rangga sedang jatuh cinta. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain. Bukan seperti temen mereka yang biasa. Yang biasanya selalu bersikap cuek.

“ Hei “ sapa Bisma saat menemui Rangga di depan kelas mereka. Rangga tak membalas sapaan itu, justru sibuk dengan HP-nya.

“ Ehem. Lagi jatuh cinta sih jatuh cinta, tapi temen sendiri bisa kali kalo nggak dikacangin “ sahut Tryan

“ Kalian tau yang gue rasain sekarang? “ tanya Rangga yang baru sadar akan kehadiran Bisma dan Tryan

“ Ternyata dugaan kita bener “ ucap Bisma saling berpandangan dengan Tryan

“ Nggak usah heran gitu. Semua juga tau kalo lo baru fallin’ in love. Sikap lo udah bicara “ terangnya lagi

“ Siapa sih emangnya yang bisa bikin jadi kayak gini? “ tanya Tryan penasaran

“ Kalian penasaran?! Kalo gitu, tunggu sampe gue bisa dapetin dia. Pasti gue kenalin sama kalian “ ujar Rangga

“ Wah, lama nih “ bisik Bisma ke Tryan

“ Apa lo bilang? Gw denger yang lo bisikkin. Tenang aja, ini nggak bakal lama. Dia udah ngasih lampu hijau buat gw “ ucap Rangga santai

“ Ciee.. Lampu hijau.. Awass kita diseruduk.. “ canda Bisma disambut tawa kecil Tryan. Rangga hanya diam mendengar ledekkan teman-temannya.

“ Oh iya, jangan lupa. Jam 2 siang ini, kita ada latihan buat pertandingan persahabatan sama kampus tetangga. “ ingat Tryan

“ Hah?! Kok gw nggak dibilangin dari kemarin?!! Kalo dadakan gini, gue .... “ ujar Rangga terkejut dan bingung harus memberi alasan apa

“ Gue udah SMS lo semalem. Apa lo nggak baca? “ tanya Bisma. Rangga mengecek inbox di HP-nya. Dan bener aja, ada 1 unread message. Dari Bisma.

“ Jelas aja nggak kebaca, semalem kemaren kan gue sms-an sama Widy terus.. “ batin Rangga

“ Hei, kenapa bengong? Bisa kan? Kita nggak punya banyak waktu lagi buat mikir “ desak Tryan

“ Oh iya.. Gue usahain nanti gue bisa. Tenang “ jawab Rangga ragu-ragu

“ Harus “ paksa Bisma. Rangga terdiam seribu bahasa lagi.

***

“ Jadi, intinya kita bikin Widy dilemma sama perasaannya. Kalo udah gitu kan, dia pasti berpikir mana yang terbaik buat dia. Dan mungkin hal itu bisa bikin dia sedikit lebih dewasa. Gimana ide gue? “ ujar Kevin saat membicarakan rencananya untuk Widy bersama Morgan dan Raka

“ Caranya gimana? Berarti kita harus nyiapin dua hati buat dia dong?! “ tanya Raka memastikan. Kevin mengangguk, sebelum melanjutkan idenya.

“ Pastinya. Yang satu, udah jelas orangnya “ ujar Kevin sembari melirik Morgan yang ada disebelahnya

“ Kenapa liat gue? Bukan gue kan orangnya itu? “ tanya Morgan

“ Yaa, bukanlah.. Tapi, kakak lo “ jawab Kevin santai sambil senyum

“ Rangga?! “ pekik Morgan,

“ Kenapa bisa dia? “ tanya Morgan

“ Karena Widy suka Rangga. Dia sendiri yang ngakuinnya ke gue. Pas kemaren kalian pulang dari rumah. Malah minta bantuan gue buat nyombalangin “

“ Tapi masalahnya, gue bingung siapa orang keduanya.. “ gumam Kevin kemudian sambil menunjukkan mimik berpikir.

“ Hmm.. Gimana kalo Andi. Emang sih, mereka udah putus, tapi kalo cuma untuk ngerjain Widy, gue kira nggak apa-apa “ usul Raka

“ Kalo menurut gue, orangnya harus yang pernah disuka Widy sebelum ada Rangga. Tentunya selain Andi “ Morgan memberi ide.

Disaat yang bersamaan. PJ dan Rafael berjalan melewati ketiganya menuju lapangan basket. PJ yang sudah setuju menjadi manajer tim basket kampus akan diperkenalkan ke seluruh pemain oleh Rafael selaku kapten tim. Back to Kevin’s idea. Raka memanggil PJ agar mendekat ke mereka sebentar.

“ Ada apa? “ tanya PJ ketika menghampiri tiga cowo itu

“ Nggak apa-apa sih. Lo deket kan sama Widy. Jadi harusnya lo tau dong, siapa yang lagi disukai Widy? “ tanya Raka to the point dengan maksudnya ke PJ

“ Lho, kamu kan kakaknya. Harusnya lebih tau dong soal adik sendiri “ ucap PJ heran

“ Emang seorang kakak harus selalu tau soal adiknya?!! Kan nggak harus tau privasinya. Apalagi Widy nggak pernah cerita soal pribadi kalo dirumah. Mana gw ngerti “ terang Raka,

“ Udah. Sekarang jawab aja pertanyaan Raka tadi “ suruh Kevin

“ Aku tau sih. Tapi, Widy nyuruh tutup mulut. Jangan sampe bocor kemana-mana “ jawab PJ

“ Lo dibayar berapa sama Widy?! Sampe nggak mau ngasih tau.. “ sahut Kevin terlihat nggak sabaran. Morgan menenangkan Kevin.

“ Emang kenapa kalian mau tau? “ tanya PJ. Sebelum menjawab pertanyaan PJ, Raka berbisik sesuatu ke Kevin dan Morgan

“ Oke. Kita kasih tau. Tapi, lo harus bantuin kita ya “ ujar Kevin.

Kemudian PJ mendengarkan rencana ketiganya. Setelah mendengarkan keseluruhan, PJ mengatakan tentang perubahan sikap Widy akhir-akhir ini yang tiba-tiba menjadi ceria, seperti seolah-olah tingkah orang yang lagi jatuh cinta. Itu semakin menguatkan kesimpulan Kevin, Morgan, dan Raka tentang tebakan kalo Widy sedang jatuh cinta lagi.

“ Oh, ternyata ada lagi yang dia suka. Pantes aja waktu ada Reza sikapnya biasa aja, padahal biasanya dia suka salting didepan Reza “ ucap PJ mengerti akan perubahan sikap sahabatnya sekarang

“ Reza?!! “ pekik Raka dan Rafael kaget secara bersamaan dan langsung menatap PJ dengan pandangan penasaran akan kelanjutannya

“ Reza yang penerima beasiswa itu?! Kalo nggak salah dia tim basket juga kan?! “ tanya Raka memastikan.

“ Iya ... “ jawab PJ

Sorry gue motong pembicaraan kalian “ potong Rafael sebelum PJ melanjutkan kata-katanya sambil melihat jam tangannya

“ Je, kayaknya kita harus cepet ke lapangan deh. Anak-anak udah nunggu “ ujar Rafael. PJ mengangguk mengerti. PJ dan Rafael permisi dari depan tiga cowo itu. Selepas kepergian PJ dan Rafael, mereka melanjutkan rencananya dan berbagi tugas. Kevin bertindak sebagai leader, karena dia yang memiliki ide ini. Morgan bertugas membuat Rangga lebih agressif untuk mendekati Widy dan juga memantau agar Rangga tidak meyatakan cinta ke Widy dalam waktu dekat ini. Raka kebagian tugas mendekatkan Reza ke Widy.

Siang harinya. Rangga menghubungi Widy, memberitau kalo siang itu ia tidak jadi menjemput Widy karena ia harus latihan bersama tim basketnya. Yang secara otomatis, membatalkan acara jalan-jalan siang mereka. Tapi, Rangga berjanji akan mengganti janji yang gagal terwujud itu dilain hari. Awalnya, Widy sempet merasa kecewa, namun ia dapat memakluminya setelah dijelaskan alasannya. Widy pun terpaksa memohon-mohon pulang bareng Kevin. Karena teman-temannya udah punya acara sendiri, ditambah Raka masih jalan sama pacarnya, Mezty.

***

“ Kak Angel, udah tau belum berita baru? “ tanya sang adik pada Angel sampe dirumahnya

“ Berita baru apa? “ tanya Angel berdiri di samping sofa yang diduduki Grace-adik semata wayangnya, yang biasa dipanggil GC

“ Tadi aku denger, mami telepon-teleponan sama tantenya Kak Dewa. Katanya Kak Dewa udah ada di Jakarta “ ujar GC menceritakan tentang cowo yang sudah dianggap Angel sebagai mantan pacar itu

“ Oh ya?? “ tanya Angel cuek sambil berjalan mengambil air minum di lemari es

“ Iihh, kakak kok nggak tertarik gitu.. Bukannya dulu kakak berat ngelepasin Kak Dewa waktu dia pindah ke Bali?!! “ tanya GC

“ Itu kan udah masa lalu.. “ ucap Angel kembali menuju sofa

“ Aku udah nggak perduli lagi sama dia sekarang. Dia udah lupa sama aku juga. Buat apa diinget-inget “ ujar Angel sambil menyalakan tv dengan remote

“ Kak, apa itu sebabnya foto-foto Kak Dewa kakak taruh dimeja luar kamar kakak? “ tanya GC mau tau

“ Iya “ jawab Angel santai

Dulu Dewa adalah teman masa kecil Angel, dan sempat selama beberapa bulan menjadi pacarnya sewaktu Angel berusia 18. Kemudian Dewa harus mengikuti ayahnya pindah ke Bali sepeninggal ibunya. Selama setahun mereka menjalani pacaran jarak jauh, antara Jakarta dan Bali. Memasuki tahun kedua, Dewa udah jarang memberi kabar ke Angel, bahkan sampai tidak pernah mengabarinya sedikitpun. Angel sempet merasa sedih, dan menganggap hubungannya dengan Dewa sudah berakhir 2 tahun yang lalu. Yang terlebih parah, saking patah hatinya, Angel sempet menutup hati untuk semua cowo yang mendekatinya. Namun, kehadiran Bani mampu mengubah semuanya. Bani menunjukkan itikad baik mendekati Angel dengan sayang dan tulus, pintu hati Angel terketuk dan akhirnya terbuka untuk Bani. Kini, ia merasakan ada keanehan disekelilingnya. Ia bertemu dengan Rangga, yang sangat mirip dengan Dewa. Disaat yang hampir bersamaan, ia mendapatkan kabar Dewa telah balik lagi ke Jakarta. Ia sempat berpikir bahwa Rangga dan Dewa adalah orang yang sama. Namun, baginya siapapun itu tak akan mengubah apapun untuk saat ini. Hatinya untuk Dewa sudah benar-benar tertutup, yang ada hanya untuk Bani.

Malam harinya, Rangga menuju ke rumah Widy. Sengaja ia tak memberi pemberitahuan ke Widy. Karena ia ingin mengejutkan Widy. Sepanjang perjalanannya, ia menelpon beberapa restoran untuk reservasi. Namun, selalu penuh. Akhirnya ia mendapatkan restoran itu. Restoran mewah dipinggiran kota Jakarta. Selanjutnya, ia menjemput Widy dirumahnya.

“ Non Widy, ada yang nyari didepan? “ ucap pembantu dirumahnya saat Widy sedang menonton TV bersama Raka

“ Siapa, Bi? “ tanya Widy

“ Cowo, non. Dia nggak mau menyebutkan nama “ jawab pembantu itu, dari balik majalah yang dibacanya, Raka ikut penasaran siapa cowo yang mencari Widy itu.

“ Hah? Cowo? Dimana dia? “ tanya Widy kaget

“ Diteras “ jawabnya lagi.

***

“ Hei “ sapa Rangga saat Widy muncul dari dalam

“ Ada apa malam-malam gini? “ tanya Widy halus

“ Ngg.. Aku mau ganti rencana kita yang gagal tadi siang. Ikut aku yuk “ ajak Rangga

“ Sekarang? “ tanya Widy

“ Iya “

“ Dadakan gini?! Aku belum siap “

“ Akan kutunggu “

Widy masuk ke kamarnya. Ia membuka lemarinya, mencari pakaian yang terbagus yang ia miliki. Diambilnya rok mini hitam dan baju berwarna ungu dari lemarinya. Segeralah ia berganti, selesai ganti ia duduk dikursi depan meja riasnya. Nggak sampai 15 menit, ia sudah keluar kamar dengan penampilan terbaiknya, dengan rambut panjangnya yang tergerai indah. Raka melihat penampilan Widy rapi. Ia pun menjadi penasaran. Ia mengintip dari jendela, ternyata benar dugaannya. Ia pergi bersama Rangga. Raka langsung menemui Kevin diruang komputer keluarga. Dan menceritakan yang dilihatnya. Kevin segera menghubungi Morgan untuk menanyakan barangkali Morgan tau kemana tujuan Rangga malam itu. Namun, Morgan hanya mengatakan bahwa Rangga pamit untuk menepati janji dengan seseorang, tanpa menyebutkan nama orang itu dan lokasinya.

“ Sepertinya, kita harus bertindak. Kalo kita telat bertindak sedikit aja, rencana kita bisa berantakan “ ucap Raka seusai Kevin menutup teleponnya

“ Iya. Kita harus mulai aksi ini. Kalo gitu, besok mulai kontak Reza. Buat supaya dia ketemuan terus sama Widy “ ujar Kevin. Raka menyetujuinya.

Sementara itu di restoran Sweet Sweet. Restoran tempat dimana Rangga memutuskan menembak Widy untuk jadi pacarnya. Ia memutuskan tak akan menunda-nunda lagi untuk mengutarakan isi hatinya. Baginya Widy adalah sosok cewe yang ia cari selama ini. Rangga naik ke panggung dan menyanyikan sebuah lagu untuk Widy sebagai ungkapan isi hatinya. Widy mendengarkan suara merdu Rangga dengan penuh arti. Ia tak dapat sedetikpun mengalihkan pandangan dari cowo yang sedang menyanyikan sebuah lagu untuknya itu.

( Rangga sings a song : Hey Gadis, by: Evolet )

“ Suara kamu bagus juga “ puji Widy seusai Rangga turun dari panggung dan berdiri dihadapan kursinya

“ Itu lagu buat kamu “ ucap Rangga perlahan

“ Kamu udah bilang itu tadi dipanggung. Aku udah ngerti “ ujar Widy

“ Wid, dimalam ini dan ditempat ini aku jujur sama kamu “ ucap Rangga sambil memegang kedua tangan Widy erat. Widy merasakan jantungnya berdetak dengan cepat.

“ Sejak pertama kali kita ketemu dibandara itu, aku nggak bisa berhenti mikirin kamu. Aku nggak bisa nahan perasaan ini lagi. Aku suka sama kamu. Kamu mau jadi pacarku? “ jelas Rangga menatap mata Widy dalam, membuat Widy tak dapat berkata-kata.

“ Mungkin yang kita rasain sama. Aku juga nggak pernah bisa melepas bayanganmu “ ucap Widy, “ Aku mau jadi pacar kamu, Rangga “ lanjutnya

“ Aku janji, aku akan jadiin kamu yang pertama dan utama selamanya “ ujar Rangga berjanji

“ Aku percaya kata-kata itu. Asal kamu bisa nepatin janji itu “ jawab Widy

( Rangga sings a song à Dirimu Satu, by: Ungu )

- To Be Continued -

Wednesday, September 07, 2011

FFS - Akhir Cerita Cinta


Haloo.. Sebelum baca FFS ini, baca ini dulu yukk --> http://curcollika.blogspot.com/2011/08/fanfict-story-ffs-akhir-cerita-cinta.html :)

Chapter 1 - Pertemuan Singkat

Pagi ini suasana di bandara Internasional sedang sangat ramai. Banyak WNI maupun WNA berdatangan ke Indonesia dan keluar Indonesia – khususnya yang bertujuan dan berasal dari Jakarta. Seorang gadis berusia sekitar 21 tahun, baru turun dari pesawat yang membawanya ke Indonesia dari Sydney, Australia. Dengan celana ¾ hitam dan kaos abu-abu dilengkapi dengan kalung dan earphone yang menutupi telinganya, gadis yang bernama Widy itu berjalan akan mengambil kopernya dibagasi. Saking asyiknya dengan MP4 –nya, Widy tak menyadari sebuah koper yang mirip dengan kopernya berjalan hampir bersamaan, dan ia pun salah mengambil koper itu. Menyadari kopernya tertukar, Rangga – pemilik koper yang dibawa Widy sekarang, berusaha mengejar Widy hingga keluar pintu. Saat Widy sedang bersama kedua kakak yang menjemputnya, Rangga mengatakan kalo koper mereka berdua tertukar. Widy baru menyadari kalo benar tertukar, setelah melihat di pegangan koper itu ada nama Rangga. Wajah Widy memerah seketika. Ifan dan Raka – kedua kakak Widy hanya bisa tertawa geli melihat polah aneh adik bungsu mereka. Wajah Widy memerah menahan malu. Tak berapa lama kemudian, kedua adik Rangga, Morgan dan Dicky keluar dengan membawa koper asli milik Widy. Setelah bertukar kembali, Widy dan kakaknya langsung pulang. Begitupun dengan Rangga, Morgan, dan Dicky. Sepanjang perjalanan menuju rumah tercinta, Widy menyesali tadi nggak sempat berkenalan dengan Rangga – orang yang begitu baik. Alhasil, lamunannya pun nggak jauh-jauh dari Rangga.

“ Well. Nggak apa-apa sekarang ngga sempet kenalan lebih jauh. Tapi, kalo jodoh tak lari kemana “ ucap Widy dalam hati pasrah tanpa meninggalkan pikiran tentang cowo pertama di Jakarta yang membuatnya malu itu

“ Widy?! Melamun? “ tanya Ifan membuyarkan lamunan Widy

“ Hah? Apa? “ tanya Widy linglung

“ Apa.. Apa.. Tadi lo ga nyimak yang kita bicarain ya.. Lo pulang-pulang, kenapa jadi error gini sih.. “ ledek Raka kesal omongannya nggak di gubris Widy

“ Hmm.. What did you say? “ tanya Widy polos

“ Tuh kaann. Masih ga respect.. “ gerutu Raka. Raka memang kakak Widy yang paling punya sikap dingin dan acuh. Berbeda dengan Ifan yang menyanyangi adik-adiknya. Urutan anak tertua mungkin berpengaruh, oleh sebab itu, Ifan terlihat paling dewasa dari Raka dan Widy.

“ Udah. Udah, Raka.. Biar gue yang nerangin “ Ifan menengahi

“ Wid, jadi gini. Kevin mau tinggal dirumah, soalnya dia mau kuliah di Jakarta ini. Jadi, kamu jangan bikin keributan ya dirumah “ nasihat Ifan

What?? Kevin?? Our naughtiest cousin?? “ pekik Widy

“ Kamu bilang apa?? Sepupu ternakal kita?? Nggak salah, Wid.. Antara kamu sama Kevin, yang paling bandel yaa kamu kalii.. “ ujar Raka sembari tersenyum geli

“ Iihh.. Kak Raka inii.. Sama adik sendiri kayak gituu. Jelek-jelekin mulu.. Padahal udah jelas, paling kece gini.. “ balas Widy

“ Kalian ini, akur sedikit dong.. Jangan berantem mulu.. “ sergah Ifan

“ Gue juga tadinya nggak mau, Fan.. Tapi dia juga yang mulai duluan.. “ umpat Raka

“ Nah, kaann.. Mulai lagi, nyalahin aku.. “ tambah Widy kesal

“ Bedaa bangeett kayak cowo yang tadii.. Baiikk, cakeep lagi.. “ lanjut Widy sambil melempar pandangannya keluar jendela, sambil melamun kembali.

( Backsound: Oh Ya, by: SM*SH )

Sama hal dengan apa yang dirasakan Widy. Rangga juga nggak bisa melupakan pertemuannya dengan gadis itu barang sedetikpun. Kalo Widy belum bisa terbuka dengan kedua kakaknya, Rangga justru terang-terangan mengakui perasaan sukanya kepada kedua adiknya, Morgan dan Dicky.

“ Sayang yaa, kalian nggak ngecek barang-barang di kopernya tadi.. “ ujar Rangga

“ Buat apa? Lagian kan nggak baik, buka tas orang sembarangan “ ucap Morgan

“ Yaa tentunya, buat tau identitas dia “ jawabnya Rangga

“ Kalo kalian jodoh pasti bakal ketemu lagi “ sahut Morgan kemudian di-iya-in Dicky. Rangga menganggap itu bakal terjadi sambil senyam-senyum sendiri, senyum khas orang yang sedang jatuh cinta

Beberapa jam setelah Widy sampai dirumah tercinta, Kevin – sepupu sebayanya tiba dirumah. Sebelumnya Kevin tinggal dan kuliah di Jogja, namun karena ingin mengikuti jejak teman masa kecilnya yang bermigrasi ke Jakarta, ia pun memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan kuliah di kampus yang sama dengan Raka dan Widy. Sewaktu kecil, Kevin dan Widy memang sodara yang paling nggak bisa akur. Ada aja tingkah mereka dulu. Namun sepertinya usia dewasa membuat Kevin berubah. Ia keliatan tampak begitu dewasa, sepertinya kenakalan dimasa kecil itu tidak akan ada lagi.

Well, selamat datang dirumah gw. Gue harap, lo nggak lagi nyari gara-gara sama gue ya “ ucap Widy ketika menyambut Kevin di depan rumahnya

“ Harusnya gue yang ingetin lo soal itu. Selama ini kan elo yang mulai duluan. Bukan gw “ balas Kevin

“ Elo kalii yang mulai.. “ ujar Widy mulai sebel

“ Tuh, belum apa-apa udah ngajak ribut “ ucap Kevin acuh

“ Widy!! Jangan mulai lagi!! “ ujar Ifan

“ Kevin, masuk yuk “ ajaknya pada Kevin. Kevin dan Ifan melewati Widy. Mereka masih bersikap acuh tak acuh. Ifan mengantar Kevin ke kamar yang akan ditempatinya. Kemudian Ifan menyuruhnya istirahat dahulu.

***

“ Gue udah sampai Jakarta. Kapan kita bisa ketemu? “ tanya Kevin ketika menelpon temennya

“ Jangan hari ini. Gue juga baru sampe Jakarta “ jawab temennya itu.

“ Kalo gitu, gue aja yang ke rumah lo gimana? “ tawar Kevin

“ Jangan.. Jangan.. Lo kan baru di Jakarta, nanti lo nyasar. Kalo gitu, gue yang ke tempat lo aja ya.. Lo tinggal dimana? “ tanya temen masa keci Kevin yang bernama Morgan itu

“ Gue tinggal sama sepupu disini. Sebentar, gue tanya alamatnya dulu “ ujar Kevin. Kevin menanyakan alamat rumah ke Raka yang ada di dekatnya. Raka menuliskan alamat rumahnya di secarik kertas, kemudian Kevin membacakannya ke Morgan. Kemudian mereka mengakhiri pembicaraan di telepon mereka.

Widy mempunyai hobi menulis, khususnya menulis puisi. Puisi karya Widy sudah sangat banyak. Ada yang tercecer di kertas, di diary-nya, buku catatan kuliah, ataupun di laptop-nya. Malam ini, Widy sedang mencurahkan perasaannya saat bertemu dengan Rangga siang tadi dalam puisi terbarunya. Kalo suasana hatinya sedang bagus seperti ini Widy bisa sangat lancar menulisnya. Ia menulis diiringi dengan senyuman bahagia-nya.

“ Gue jadi semakin penasaran, siapa sih cowo yang tadi siang. Kenapa dia bisa bikin gue mikirin dia terus kayak gini.. Dan yang nggak gue ngerti, rasa ini seperti rasa yang gue rasain ke Reza. Bahkan rasa ini sama seperti yang gue rasain waktu masih sama Andi “ ucap Widy bicara sendiri sambil gigitin jarinya. Tanpa ada yang menyadari, di ujung sana Rangga sedang mikirin Widy juga. Cewe yang sempet dianggapnya ceroboh.

( backsound: Deg-Degan, by: Vierra )

Keesokan harinya. Hari ini hari Sabtu. Widy dan keluarganya sedang menikmati sarapan bersama. Kedua orang tua Widy, Ifan, dan Raka pamit untuk pergi karena ada urusan ke Sulawesi, dan mereka berpesan jangan meninggalkan rumah dalam keadaan kosong. Selepas orang tua mereka pergi, mereka mencari orang yang ‘rela’ menjaga rumah. Widy adalah orang yang paling nggak mau ngalah.

“ Hari ini gue harus standby di kampus, untuk ngurusin urusan pensi kampus. Jadi gue nggak bisa jaga rumah “ ujar Ifan

“ Weee.. Kak Ifan lari dari tanggung jawab!! Aku juga nggak mau! Hari ini aku ada janji shopping bareng Linzy dan PJ.. “ ujar Widy

“ Oke. Berarti sekarang tinggal antara Raka dan Kevin. Siapa yang mau tinggal dirumah? “ tanya Ifan berpaling ke Raka dan Kevin

“ Sebenarnya hari ini aku mau ketemu temen lama. Tapi kalo dizinin, ketemuannya dirumah ini sambil jaga rumah, nggak masalah “ ucap Kevin mempermudah

“ Gue juga nggak masalah jaga rumah. Tapi nggak buat siang “ ujar Raka

“ Berarti sekarang jelas. Pagi sampe siang ini yang dirumah Raka. Siang sampe sore, Kevin. Sorenya harus Widy. Malemnya semua harus udah dirumah “ ujar Ifan ngasih titah

“ Lhoo?? Kok gitu? Kalo urusan shopping, aku kan bisa makan waktu lama.. “ bnatah Widy

“ Dilarang protes, Wid!! Terima, ato nggak usah pulang sekalian!! “ ancam Ifan.

Well, it’s okay. No problem “ ucap Widy pasrah

***

“ Mau kemana? Pagi-pagi udah siap. Jarang-jarang nih.. “ tanya Rangga sembari menyindir Morgan yang lagi ngaca di mobilnya

“ Ada janji sama temen lama. Tau kan Kevin kan, temen aku waktu kita masih tinggal di Jogja, sekarang dia pindah ke Jakarta. Jadi aku mau nemuin dia, sebelu besok ketemu di kampus “

“ Kevin?! Ya, aku inget “ ujar Rangga sambil mengingat-ingat yang mana orangnya sambil terus mengelap mobil kesayangannya

“ Ngomong-ngomong, Dicky mana? Dia udah siap? “ tanya Rangga

“ Tau tuh! Abis sarapan tadi katanya ada yang ketinggalan dikamar. Tapi, kok lama juga ya.. “ jawab Morgan, “ Mau aku panggil? “ tawarnya

“ Nggak usah. Aku udah disini. “ ucap Dicky muncul di depan pintu

“ Kamu ini, ngapain aja.. Kayak cewe tau nggak,, siap-siapnya lama banget.. “ ujar Rangga,

“ Hehehe.. Maaf.. “ ucap Dicky polos

“ Ya udah. Yuk, berangkat.. “ ajak Rangga sembari masuk ke mobilnya.

Dicky-adik bungsu Rangga, masih dikelas 3 SMA. Karena ia yang paling kecil di keluarganya, kalo berpergianpun ia harus ‘dikawal’ salah satu dari kedua kakaknya. Kecuali untuk urusan sekolah. Alasan ini yang sering ia manfaatkan untuk kabur dari Rangga dan Morgan. Hari ini yang bertugas mengantar Dicky ke sekolah adalah Rangga. Karena Dicky sudah kelas 3 dan mau menghadapi ujian, maka mereka menetapkan aturan: sampai ujian Dicky kelar, ia harus diantar-jemput kakak-kakaknya. Setelah menurunkan Dicky, Rangga berniat pulang. Namun, ia berpikir untuk mencari identitas Widy dari data yang ada di maskapai penerbangan yang membawanya kembali dari Sydney. Ia memutar balik mobilnya, ke kantor maskapai tersebut. Disananya ia berusaha meminta alamat Widy atau nomor yang bisa dihubunginya masih dengan alasan tas yang tertukar. Petugas itupun kemudian memberi kontak telepon Widy ke Rangga. Rangga mengucapkan terima kasih dan berlalu pergi. Ia langsung menghubungi Widy. Akan mengajaknya jalan.

“ Halo “ ucap Rangga ketika memberanikan diri menelpon

“ Ya? “ jawab Widy bingung dengan suaranya. Sebenarnya Widy udah bisa menebak dari suaranya. Suara Rangga dari awal mereka bertemu memang nggak bisa hilang dari pikiran Widy.

“ Hei. Bener ini yang namanya Widy? “ tanya Rangga menebak

“ Iya. Ini siapa ya? “ tanya balik Widy

“ Oh, kamu masih inget kejadian waktu pertama kali kamu sampai di Jakarta ini? Kejadian yang di bandara “ terang Rangga

“ Kejadian?! Kejadian apa? Aduh, ini siapa yaa.. Kalo main-main, aku tutup aja deh “ ancam Widy

“ Eett,, jangaann!! Oke okee.. Aku orang yang kemaren kopernya ketuker sama kamu. Inget?! “ jawab Rangga menyerah menggoda Widy

“ Rangga?! “ Widy memastikan ingatannya

“ Iya. Ngg, hari ini kamu ada acara nggak? Aku mau ngajak ketemu. Kemaren kan kita belum sempet kenalan lebih banyak, karena waktu itu kamu buru-buru. “ ajak Rangga

“ Bukannya aku nggak mau. Tapi, aku harus jaga rumah. Sore ini waktunya aku jaga rumah. Soalnya rumah lagi kosong orang “ ujar Widy sedikit kecewa tapi tetep seneng ditelpon oleh Rangga

“ Oh begitu.. Gimana kalo aku kerumah kamu aja. Bisa minta alamatnya? “ ucap Rangga pantang menyerah. Kemudian Widy memberi alamat rumahnya lewat SMS.

***

“ Siapa, Wid? Kayaknya akrab banget.. “ tanya Linzy – temen deket Widy

“ Bukan siapa-siapa, Zi.. Lo udah pernah gw ceritain tentang cowo yang ketuker koper sama gue waktu di bandara kemaren kan. Orangnya ngajak ketemuan gue..” Ujar Widy sumringah

“ Lo belum cerita ke gue kali.. “ protes Linzy

“ Tapi, lo ceritanya ke gue, Wid.. Hahaha.. “ samber PJ

“ Oh, PJ ya.. Sorry, gue lupa “ ucap Widy cengengesan, “Sorry ya Zi, nanti gue telpon terus gue ceritain ya. Gue buru-buru, dia mau ke rumah nih. Waktunya gue jaga rumah. Lo balik sama PJ nggak apa-apa kan? Je, makanan gue tolong bayarin dulu ya..“ pamit Widy sambil cipika cipiki ke dua sahabatnya.

“ Kayaknya baru jatuh cinta tuh anak “ ucap PJ ke Linzy sembari mengamati Widy yang udah jalan menjauh

“ Lagi?! Terus yang namanya Reza apa kabarnya? “ ucap Linzy heran

“ Tau deh.. “ ujar PJ sambil meminta bon makanan mereka. Selesai membayar semua makanan mereka, mereka langsung cabut pergi. Sementara itu, dalam perjalanan pulang Widy masih bingung apa yang akan dilakukannya saat bertemu, bertatap muka dengan Rangga – cowo yang dibayangkannya sebagai pangeran impiannya.

Jam 3 sore Rangga sampe di depan rumah Widy. Rumah Widy termasuk di daerah yang gampang dicari, makanya Rangga nggak kesulitan menemukannya.Begitu sampai, Rangga memberitahu Widy lewat telepon. Widy pun langsung keluar menghampiri Rangga. Di saat yang bersamaan, Kevin dan Morgan keluar. Kevin pamit ke Widy. Ia mau pergi sebentar bersama Morgan. Rangga terkejut melihat Morgan ada disana. Ia memang tahu kalo yang di temui Morgan adalah Kevin, tapi ia tak tahu apa hubungan Kevin dan Widy. Widy mempersilahkan Rangga masuk.

Mereka mengobrol cukup lama. Mungkin ada sekitar 2 jam-an. Keduanya merasa nyaman ketika bicara berdua. Asyik. Itu pikir mereka tentang orang yang ada dihadapannya itu. Keasyikan berbincang, tak terasa matahari telah terbenam, Ifan dan Raka sudah kembali dari aktivitas masing-masing. Rangga sempat mau pamit, namun Widy melarangnya. Alasannya ia nggak mau jadi nyamuk buat Raka yang mengajak pacarnya, bahkan Ifan mengajak teman cewenya dan sahabat serta pacar sahabatnya.

“ Orang-orang disini punya pasangan semua?! “ ujar Rangga

“ Iya.. “ ucap Widy malu-malu

“ Terus, pasangan kamu mana? “ tanya Rangga yang keliatan sangat ingin tahu jawabannya

“ Pasangan aku? Aku belom punya pasangan. I’m single “ ucap Widy memploklamirkan statusnya

“ Bohong. Masa cewe kayak kamu belom punya pacar sih.. “ ujar Rangga basa-basi yang sebenarnya senang dengan jawaban itu

“ Aku nggak bohong “ sahut Widy. Keduanya saling tatap-tatapan lama. Sepertinya itu adalah tatapan kagum atau lebih tepatnya tatapan cinta.

( backsound: Pertanda Cinta, by: Vierra )

Selama hampir 2,5 jam Rangga ‘tertahan’, nggak diizinin pergi oleh Widy. Karena Widy nggak mau jadi nyamuk bagi orang-orang yang sedang kasmaran yang berada dirumah. Raka membawanya pacarnya, Mezty. Ifan memang belum meresmikan hubungannya dengan Natly, namun seluruh keluarga udah merestui Ifan dengan Natly. Natly seorang gadis baik, se-universitas dengan Ifan tapi beda fakultas. Mereka teman SMP hingga SMA. Saat itu ada satu pasangan lagi. Kawan baik Ifan, Bani dan pacarnya, Angel. Karena Rangga penasaran dengan yang namanya Kevin, dengan rasa canggung ia menanyakan hal itu ke Widy. Widy menerangkan kalo Kevin adalah sepupu yang baru pindah ke Jakarta dari Jogja. Mendengar penjelasan Widy, Rangga menjadi lega.

“ Tapi darimana kamu tau namanya Kevin? Kan baru pertama kali ketemu. Dan dia belum nyebutin nama juga. Jangan-jangan kalian emang pernah ketemu ya?! “ tanya Widy penasaran

“ Orang yang tadi keluar bareng Kevin itu adik aku. Namanya Morgan. Mereka sobat dari kecil. Sejak kita masih di Jogja” terang Rangga

“ Oh, karena Morgan. Mamanya Kevin bilang, Kevin pindah kesini karena temennya “ ujar Widy

“ Oh, ada ngomongin aku nih sepertinya “ ucap Kevin tiba-tiba datang bersama Morgan

“ Apaan sih?!! GeeR aja tau nggak lo!! Lagian lo kayak petir, nyamber pembicaran orang “ cibir Widy ke Kevin

“ Lho, kalian udah saling kenal? “ tanya Morgan ke Rangga dan Widy

“ Kamu lupa dia, Morgan?!! Dia itu orang yang paling ceroboh pertama yang kita temui di bandara pas kita sampe sini “ jawab Rangga menyindir jahil

“ Ceroboh?! Enak aja!! Yang ada kamu kali yang ngembarin koper aku, makanya jadi salah bawa!! “ bela Widy

“ Dasaarr!! Udah besar masih salah ngambil barang orang.. “ tambah Kevin yang membuat Widy geram

“ Kevin, guebalik ya.. “ pamit Morgan ke Kevin ,

“ Rangga, mau bareng ato nggak?! “ ajaknya ke Rangga

“ Hmm.. Boleh..” ucap Rangga sembari bangkit dari sofa yang didudukinya

“ Wid, aku pulang ya.. “ pamit Rangga, sebelum pergi ia berbisik sesuatu ke Widy

“ Kapan-kapan kita jalan ya.. “ katanya. Mendengar itu Widy membalasnya dengan senyuman bahagia. Widy dan Kevin mengantar Rangga dan Morgan hingga ke pagar rumah Widy. Selepas kakak beradik itu pulang, Widy dan Kevin berjalan memasuki rumah.

“ Wid, sepertinya lo harus baik-baikin gue sekarang “ ujar Kevin santai tapi punya maksud yang amat jelas

“ Hah?! Maksud lo?! Kita akur?! Ogah! Emang sejak kapan lo mau ngalah sama gue?! “ bantah Widy

“ Gue tau. Lo suka kan sama Rangga?! Lo harus tau, Rangga itu paling deket sama Morgan. Walaupun mereka masih punya adik lagi sih.. Gue rasa, lo udah tau maksud gue... “ ucap Kevin sambil tersenyum jahil

“ Jadi, lo bisa bantuin gue deket sama Rangga?!! Wow!! Kalo itu bakal beda ceritanya, Kevin sayaaanggg.. “ ujar Widy sambil bergelayut manja pada Kevin

“ Tuh kan, belom apa-apa udah kayak gini.. Lagian sejak kapan juga lo nambahin kata ‘sayang’ ke gue.. “ ujar Kevin. Belum Kevin melepaskan Widy yang merangkulnya, Raka dan Tiwi keluar rumah, melihat pemandangan yang tak biasa itu.

“ Nah, kalian akur kayak gini kan enak diliat.. Daripada ribut mulu.. “ ucap Raka yang bersiap mengantar Mezty pulang.

“ Oh iya dong.. Pokoknya mulai sekarang kalian bakal sering liat pemandangan seperti ini “ ucap Widy tersenyum manis. Sementara Kevin hanya meliriknya dengan tatapan aneh

“ Aku ga salah denger nih?? “ tanya Natly ketika sampai didepan pintu bersama Ifan, Bani, dan Angel yang bersiap pulang

“ Wid, lo nggak salah makan kan tadi pagi. Ato lo abis kebentur apa? Kenapa lo jadi baik gini?! “ sindir Ifan. Semua tertawa mendengarnya. Widy menjadi cemberut dan masuk rumah dengan kesal. Ia menuju ke kolam renang yang ada di halaman belakang, menceburkan kakinya di kolam kemudian melamun. Membayangkan saat-saat ia bersama Rangga selama beberapa jam tadi. Semua ingatan yang menjadi lamunan itu silih berganti memenuhi kepala Widy. Termasuk kata-kata yang dibisikan Rangga pada dirinya sebelum pulang. Wajahnya yang ditekuk-tekuk berubah menjadi senyum yang tersirat jelas perasaannya yang sedang baik. Ia mencipak-cipakkan kakinnya di air sambil terus tersenyum.

Hal yang sama dilakukan juga oleh Rangga ketika meyetir mobilnya dalam perjalanan pulang. Ia jadi senyam-senyum nggak jelas. Ia berpikir, sebelum pulang dari rumah Widy seperti ada yang kurang. Namun, sesuatu yang sedang ia pikirkan itu, tak mau lagi dilanjutinnya. Ia fokus menyetir, senyum kebahagiaan terpancar jelas dari bibirnya. HP-nya berdering, ia membaca nama dilayar HP-nya. Dari temen baiknya, Bisma, yang mengajaknya tanding basket dengan beberapa teman kampus yang lain. Tanpa pikir panjang, Rangga memutar balik mobilnya langsung menuju ke tempat dimana biasanya ia bermain basket bersama teman-temannya. Rangga mempunyai dua teman terdekat, Bisma dan Tryan. Ketiganya baru kenal sejak memasuki dunia perkuliahan. Sore ini karena Rangga sedang senang, permainannya jadi sangat lebih bagus dibanding hari-hari yang biasanya. Dan membawa timnya menang pada pertandingan di sore itu. Tentang perasaannya yang berbunga-bunga itu, Rangga belum bisa menceritakannya kepada Bisma dan Tryan, walaupun kedua sahabatnya itu menebak kalo dirinya lagi jatuh cinta. Rangga men-dribel bola basket tanpa menanggalkan wajah manis Widy dibenaknya.

- To Be Continued -

Friday, August 26, 2011

FanFict Story (FFS) Akhir Cerita Cinta


Wah wah, lama juga ya aku gak nulis disini.. Lagi sibuk soalnya kemaren. Sibuk kuliah, dan sibuk nulis FFS (FanFict Story) dan cerpen. Oh iya, aku lagi nyari momen yg pas buat posting FFS terbaru aku. FFS itu judulnya Akhir Cerita Cinta. Karakternya menarik loh. Para personel Vierra dan SM*SH. Selain 2 grup/band itu, masih ada 2 lagi, Seventeen dan 7 icons.
Yang baca FFS ini aku minta respect ya sama keempat grup/band itu. FFS ini aku bikin karena aku suka keempatnya (I'm real Vierrania and SMASHBlast). Selain itu, karena aku tau SMASHBlast dan Iconia sering bersebrangan, dengan FFS ini aku mau SB dan Iconia bersahabat kayak idola-idolanya.
Yang merasa gak suka sama Seventeen, Anti Vierra, ANTIS, dan 7 icons haters mendingan gak usah baca yaa :)

#Respect #PeaceUp #Love

New baked post

A Book Review "Well, That Was Unexpected!" | #blogsocialdiary

Blurb: Mortified by her mother’s matchmaking. Sharlot Citra agrees to ONE date with George Clooney Tanuwijaya, son of the most famous family...