Suasanya sepi. Sepi sekali – tanpa mendengar obrolannya. Masih tidak percaya, kalau aku harus berdiri disini. Saat ini. Membawa sebuket bunga. Berjalan pelan sembari menyeka airmata yang jatuh dipipi. Tidak ada yang memperhatikanku menangis. Hanya dedaunan kering yang berjatuhan dari pohonnya dan seekor kucing liar yang mungkin menjadi saksi tangisku yang kembali tumpah ditempat ini. Beberapa bulan yang lalu, mobil yang kunaiki bersama sahabat baikku, Putri, mendapat kecelakaan. Kami mengalami kecelakaan beruntun gara-gara sebuah truk yang tiba-tiba mati dijalan tol Jakarta – Bandung. Ada dua mobil didepan kami ikut berhenti mendadak. Dalam posisi mengebut, mobil-mobil dibelakang pun ikut mengerem mendadak. Kecelakaan – menabrak mobil didepannya pun tidak terhindarkan. Benturan keras dikepala Putri, membuatnya tidak mampu lagi bertahan hidup. Didalam mobilnya – sebelum sempat dikeluarkan dan dibawa kerumah sakit, Putri sudah dipanggil menghadap-Nya. Aku yang mengetah
I See. I Listen. I Write.